Makassar, Inspirasimakassar,com:

Usus buntu adalah peradangan dari apendiks atau usus buntu berupa penonjolan dari sisi kanan usus besar yang menyerupai umbai cacing. Sejauh ini belum ditemukan apa fungsi usus buntuitu sendiri pada tubuh manusia, sebab manusia tetap dapat hidup tanpa organ ini.

Usus buntu bisa dialami oleh segala usia. Kondisi ini paling sering terjadi pada usia 18-35 tahun. Namun, jarang sekali ditemukan pada usia di bawah 2 tahun. Penyebab timbulnya penyakit ini yaitu ketika terjadi penyumbatan usus oleh tinja, benda asing, atau tumor. Infeksi ini juga dapat menyebabkan sumbatan pada usus buntu, sebab secara normal usus buntu akan membengkak sebagai respons dari adanya infeksi dalam tubuh.

Ciri-ciri usus buntu ringan ada beragam, dan salah satu yang paling khas adalah munculnyan yeri di perut bagian kanan bawah. Gejala ini biasanya muncul di awal penyakit usus buntu. Sebagian usus buntu ringan bias sembuh sendiri, tapi penyakit ini sering kali akan menjadi lebih parah jika tidak diobati dengan tepat

Nur Azizah Syarif (33) yang akrab disapa Azizah adalah seorang Pegawai Negeri Sipil dan memiliki tiga orang anak ini merupakan peserta kelas I program JKN-KIS. Warga Kecamatan Manggala ini sangat puas dengan pelayanan kesehatan yang diperolehnya sangat harus menjalani operasi usus buntu di rumah sakit. Lewat percakapan singkat bersama media, ia menceritakan pengalamannya sebagai peserta BPJS Kesehatan, Kamis (31/03).

“Tahun lalu 2014 itu kejadiannya, saya awalnya sering sakit perut melilit disebelah kanan, kadang sembelit lalu tiba-tiba mules dan seperti diare perut terasa mengeras dan nyeri dari dalam hingga kaki terasa keram. Hanya diatasi biasa saja dengan minum obat anti nyeri dari dokter diklinik.” Kenang Azizah.

Meski masih tergolong ringan, bukan berarti kondisi ini dianggap sepele. Penting pada saat mengalaminya, penderita tetap memerlukan pemeriksaan dan penanganan oleh dokter ahli. Hal ini tentunya untuk mencegah usus buntu berkembang menjadi parah dan menimbulkan komplikasi yang lebih serius, misalnya usus buntu pecah dan peritonitis.

“Ternyata benar hari itu rasa nyerinya berbeda sudah tidak bias ditahan lebih sakit dari biasanya sampai muntah karena perut terasa sesak, lantas suami langsung membawa keklinik tempat saya terdaftar. Dokter di klinik langsung memberikan rujukan untuk dirawat inap dan akan dilakukan operasi. Administrasi selama berobat di klinik tidak ada kendala, pelayanannya sangat baik dan cepat.” Ungkap Azizah.

Azizah melanjutkan dengan pelayanan yang telah berbasis online seluruh prosedur administrasi lebih dipermudah, “mendaftar untuk kerumah sakit dan klinik sudah bias dilakukan dari rumah jadi tidak perlu mengantri lama lagi, ketersediaan tempat tidur dan jenis pelayanan yang diharapkan bisa di akses di Mobile JKN. Di rumah sakit cukup menyerahkan surat rujukan dan kartu saja langsung masuk kamar rawat inap dan besoknya menjalani operasi usus buntu. Dirawat pasca operasi kurang lebih tiga hari saja dan sudah bias pulang dengan diberikan obat dan jadwal control ke poli dokter spesialis penyakit dalam. Meski tidak ada uang tetap bias berobat gratis berkat JKN-KIS ini”.

“Semoga JKN-KIS dapat terus meningkatkan kualitas pelayanannya mengikuti perkembangan teknologi informasi demi kemudahan peserta mendapatkan pelayanan Kesehatan,” tutupnya. (Tiara)

BAGIKAN
Berita sebelumyaGowa Raih Penghargaan Akselarasi Capaian Kinerja Pembangunan
Berita berikutnyaTubuh Rosmiati Semakin Memburuk, BAZNAS Bantu Dana
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here