
Kuala Lumpur, Inspirasimakassar.com :
Assosiasi Majelis Taklim Indonesia (AMTI) Sulawesi Selatan melakukan wisata religi di negara tetangga, Malaysia. Rombongan yang dipimpin Ketua AMTI Sulsel, Dr.Ir.Hj.Apiaty Amin Syam, M.Si itu meninggalkan Bandara Internasional Hasanuddin Makassar, Sabtu, 20 Juli menuju Bandara Internasional Kuala Lumpur.
Seperti diketahui bandara Internasional Kuala Lumpur tersibuk ke-14 di dunia ini dibuka tahun 1998. Pembangunan Bandara beslogan “Bringing the World to Malaysia and Malaysia to the World” (“Membawa dunia pada Malaysia dan Malaysia pada Dunia” ini menelan anggaran 3,5 miliar Dolar. Bandara ini merupakan pangkalan untuk Malaysia Airlines dan Air Asia.
Dr.Ir.Hj.Apiaty Amin Syam, M.Si mengemukakan, perjalanannya bersama pengurus AMTI di negeri Jiran itu sekalian berwisata religi. Di negeri Malayu ini pula, rombongan banyak menyaksikan sejumlah wisata mengagumkan, sekaligus bersentuhan dengan Islam.

Perjalanan ke Kuala Lumpur, demikian anggota DPRD Kota Makassar 2019-2024 terpilh ini, menggunakan pesawat Air Asia. Setelah tiba, rombongan langsung ke salah satu hotel di Jalan Bukit Indah, sekaligus untuk menginap selama di negeri yang kini dipimpin Mahatir Mohammad tersebut.
Setelah istirahat sebentar di hotel, rombongan kemudian menuju Masjid Putrajaya. Pilihan ke masjid ini, setidaknya, selain menikmati keindahannya, rombongan sekaligus melakukan ibadah yang tentunya akan menambah pahala. Di masjid ini, bisa melakukan banyak aktivitas. Seperti, berdoa atau mengaji.
“Jadi saat ini, kami sedang berada di masjid Putrajaya. Tidak jauh dari masjid Putrajaya ini, terlihat kantor Perdana Menteri Malasyia,” ujar Hj.Ida Heriyati Linggojiwo, ssalah seorng pengurus AMTI Sulsel.
Dekat pintu masuk bangunan utama masjid megah ini, tersedia banyak leaflet cuma-cuma untuk belajar mengenal Islam. Ada yang memuat info mengenali sang pencipta Allah SWT, juga kehidupan ummat Islam. Termasuk tentang shalat, hijab, puasa, dan lainnya. Kesemuanya, tertulis dalam bahasa Internasional, Inggris. (din pattisahusiwa)