
Muh.Ade Setiawan, Andi Zalza Nabila, Siti Humaima Pattty, dan Suci Rahmadani
Makassar, Inspirasimakassar.id:
Kehidupan kampus tidak sekadar tentang perkuliahan di bangku kelas, melainkan sekaligus laboratorium ide, tempat di mana gagasan-gagasan baru bersemi dan potensi-potensi terpendam digali. Di jantung dinamika ini, organisasi mahasiswa berperan sebagai peran krusial. Bagi mahasiswa kesehatan gigi, Senat Mahasiswa (SEMA) Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kementerian Kesehatan Makassar berdiri tegak, bukan hanya sebagai perwakilan suara mahasiswa, melainkan sebagai pusat inovasi yang dinamis.
Di satu sisi, peran SEMA tidak lagi terbatas pada advokasi, pengorganisasian, atau penyaluran aspirasi semata. Dengan tantangan kesehatan gigi yang semakin kompleks dan perkembangan teknologi yang pesat, SEMA memiliki potensi unik untuk menjadi katalisator bagi ide-ide segar, solusi kreatif, dan inisiatif transformatif yang relevan dengan masa depan profesi kesehatan gigi.
Apalagi, di tengah gelombang perubahan global yang begitu cepat, peran organisasi mahasiswa menjadi semakin krusial. Tak terkecuali SEMA Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Makassar. Sebagai lokomotif pergerakan mahasiswa di bidang kesehatan gigi, SEMA tidak sekadar wadah belajar, melainkan juga agen perubahan dalam mencetak profesional kesehatan gigi yang adaptif dan berdaya saing di era berkemajuan saat ini.
Di SEMA inilah, mahasiswa dapat mengembangkan minat dan bakat di luar kurikulum formal. Misalnya, melakukan pelatihan kepemimpinan yang esensial bagi profesi kesehatan. Kegiatan kegiatan di SEMA juga, nantinya menjadikan mahasiswa tidak hanya menguasai ilmu gigi, melainkan sekaligus mengusai kemampuan komunikasi, kerja sama tim, sekaligus pemecahan masalah.
Demikian yang mengemuka saat pengukuhan dan Upgrading pengurus SEMA Jurusan Kesehatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Makassar, masa hikmad 2025/2026. Pelantikan dilakukan Ketua Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Makassar, diwakili Sekretaris Jurusan, drg.Ernie Thioritz,M.Mkes. Pengukuhan bertemakan “Meneguhkan Komitmen dan Integritas Pengurus HMJKG Menuju Organisasi yang Produktif” itu berlangsung pada Senin 21 Juli 2025.

Mereka yang dilantik terdiri dari Muhammad Ade Setiawan (Ketua Umum), Andi Zalza Nabila (Wakil Ketua Umum). Siti Humaima Pattty (Sekretaris Umum), dan Bendahara Umum (Suci Rahmadani). Sementara itu, koordinator bersama anggota masing masing Koordinator Departemen Iptek (Ahmad Kurniawan), Koordinator Departemen kesekretariatan (Fajar Absyam), Koordinator Departemen Humas (Humairah), KoordinatorDepartemen Danus (Yesika Saptaningtias), Koordinator Departemen Senior (Saldi Kurniawan), Koordinator Departemen Agama (Indra Saputra Patricius G).
drg.Ernie Thioritz,M.Mkes mengemukakan, SEMA Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Makassar, tidak sekadar organisasi pelengkap semata, melainkan menjadi laboratorium kepemimpinan, pusat inovasi, dan suara aspirasi mahasiswa yang dinamis.
Dengan semangat kepeloporan dan adaptasi terhadap era berkemajuan, SEMA Jurusan Kesehatan Gigi memiliki potensi besar untuk mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten secara klinis, tetapi juga visioner, inovatif, dan siap menjadi agen perubahan nyata dalam meningkatkan derajat kesehatan gigi masyarakat.
Menurutnya, SEMA adalah representasi suara mahasiswa. Di Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes, SEMA seharusnya memiliki peran ganda. Misalnya sebagai jembatan komunikasi antara mahasiswa dan pihak institusi, memastikan aspirasi dan kebutuhan mahasiswa tersampaikan dengan baik. Di sisi lain, SEMA juga sebagai fasilitator berbagai kegiatan yang menunjang pengembangan akademik, soft skill, dan kepemimpinan mahasiswa.

Seperti diketahui, dahulu, senat mahasiswa mungkin lebih dikenal sebagai wadah aspirasi dasar mahasiswa, termasuk menjadi jembatan komunikasi sederhana dengan rektorat. Namun, di era digital dan global yang berkembang saat ini, fungsi senat mahasiswa telah berevolusi menjadi pilar penting dalam tata kelola kampus yang partisipatif.
Malah, Senat mahasiswa di era moderen ini, menjadi jantung inovasi kampus. Dimana, tuntutan pasar kerja yang dinamis, isu-isu sosial yang kompleks, serta kesadaran mahasiswa yang semakin tinggi terhadap hak-hak dan penerimaan.
Senat mahasiswa juga dituntu menjadi representasi yang adaptif, mampu memahami dan mengartikulasikan berbagai spektrum kebutuhan dan kekhawatiran mahasiswa, serta mengadvokasinya dengan data dan argumentasi yang kuat. Dan, yang paling penting, Senat mahasiswa bukan sekadar penyampai keluhan ke pimpinan kampus, namun pembuat solusi yang proaktif. (din pattisahusiwa)