Makassar, Inspirasimakassar.id:

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar kembali menunjukkan komitmennya dalam membantu masyarakat kurang mampu.  Selain menyalurkan berbagai kebutuhan berupa sembako dan uang tunai, bantuan modal usaha, beasiswa, sunatan masal gratis, dan sederet program keummatan lainnya, juga tak ketinggalan menggencarkan program renovasi Rumah Tidak Layak Huni, atau Rutilahu.

Rabu, 30 Juli 2025 hari ini misalnya, lembaga pemerintah nonstruktural beralamat di Jalan Teduh Bersinar Nomor 5 Kecamatan Rappoocini itu merenovasi Rutilahu milik Irwan Sidding, di Jalan Perintis Kemerdekaan, Daya.

Bantuan merehabilitasi rumah seorang marabot masjid (penjaga masjid) yang kondisinya kurang layak huni ini merupakan bagian dari upaya BAZNAS Makassar dalam meningkatkan taraf hidup mustahik, khususnya mereka yang berdedikasi tinggi melayani rumah ibadah.

Apalagi, marabot masjid, memegang peran krusial dalam menjaga kebersihan, kenyamanan, dan kelancaran kegiatan peribadatan di lingkungan masjid. Dari membersihkan sajadah, mengatur sound system, hingga memastikan ketersediaan air wudhu, dedikasi mereka seringkali luput dari perhatian. Namun, tak jarang kondisi tempat tinggal mereka, yang seringkali berada di sekitar area masjid, jauh dari kata layak.

Setelah melalui survei dan verifikasi lapangan, tim BAZNAS Makassar menemukan bahwa kondisi rumah marabot tersebut sudah sangat memprihatinkan, dengan atap bocor, dinding rapuh, dan fasilitas sanitasi yang tidak memadai.

Program perbaikan dan renovasi rumah bagi mustahik ini, bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan memberikan hunian yang layak serta aman bagi Irwan Sidding bersama istrinya Nurlaila yang juga marabot di Masjd Ismi Ainun Habibie, Kompleks Cendekia, Kelurahan Daya, Kecamatan Biringkanaya.

Rumah yang dibangun BAZNAS Makassar ini, merupakan anugerah tak ternilai. Sebuah loncatan besar dari kondisi sebelumnya. Meski nilai materi dan upaya di baliknya ala kadarnya, namun bagi Irwan Sidding, Nurlaila, dan Ismi—puteri semata wayang ini menfaatnya demikian besar.

Ketua BAZNAS Kota Makassar, HM.Ashar Tamanggong didampingi Wakil Ketua II H.Syaharuddin Mayang, saat memimpin dimulainya pembangunan Rutilahu ini mengakui, program renovasi rumah ini merupakan salah satu dari sederet program pemberdayaan yang dijalankan lembaga amil terpercaya ini. Turut mendampingi Ketua BAZNAS Kebag II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan (Nabil Salim), Komandan wakil komandan BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) Makassar (Asrijal Syaharuddin dan Sudirman N), bersam tiga staff pelaksana Rasyid Polumulo, Ahmad Kamsir, Syarifuddin Pattisahusiwa, serta dua mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar yakni, Nurul Dwi Febriani dan Afifah Ramadhani.

Bagi HM.Ashar Tamanggong, membangun rumah bagi keluarga kurang mampu, adalah cerminan indah dari nilai-nilai universal yang dianut oleh hampir semua agama. Utamanya, didasari atas kepedulian terhadap sesama, keadilan sosial, dan penegakan martabat manusia.

Di sisi lain, program Rutilahu ini adalah bukti bahwa, dengan kolaborasi dan niat baik, masalah sosial yang kompleks dapat diatasi. Diharapkan, inisiatif MULIA ini akan terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak keluarga yang membutuhkan di masa mendatang di kota yang kini dipimpin Walikota Munafri Arifuddin dan Wakil Walikota Aliyah Mustika Ilham ini.

“Program Rutilahu ini adalah tindakan yang melampaui batas-batas denominasi, menyatukan kita dalam misi kemanusiaan yang demikian MULIA. Semoga inisiatif ini terus berlanjut dan menginspirasi bagaimana zakat, infak, dan sedekah dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan ummat dan keummatan, agar bersama-sama mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera bagi ummat di Kota Makassar ini,” ujarnya.

Program yang didanai sepenuhnya dari dana zakat, infak, dan sedekah  yang terkumpul dari para muzaki  di Kota Makassar ini, jelas Ashar Tamanggong, merupakan bagian integral dari upaya BAZNAS Makassar dalam mengentaskan kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan umat.

“Tentunya, kami menyadari bahwa, memiliki tempat tinggal yang layak adalah hak dasar setiap individu. Banyak saudara-saudara kita yang masih menempati rumah dengan kondisi memprihatinkan, yang tentu saja berdampak pada kesehatan, kenyamanan, dan martabat mereka,” jelasnya.

Meski demikian, jelas ATM—sapaan akrab HM.Ashar Tamanggong, rumah-rumah yang menjadi sasaran program Rutilahu BAZNAS Makassar sebelumnya telah melalui proses survei, dan verifikasi ketat untuk memastikan bahwa, penerima manfaat benar-benar adalah mustahik yang memenuhi kriteria syar’i dan sangat membutuhkan.

“Program rumah tak layak huni bagi mustahik yang memiliki kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar syarat rumah layak huni. Hanya saja, harus memiliki alas hak, dibuktikan dengan sertifikat hak milik. Jika masih menjadi milik orang tua dengan beberapa anak, perlu mendapat persetujuan keluarga. Mengapa? Ya, karena BAZNAS tidak boleh salah, dan tidak boleh gegabah, melainkan betul betul tepat sasaran,” tegasnya.

ATM menyebut, program perbaikan rumah tidak layak huni ini bukan hanya sekadar memberikan bantuan fisik, tetapi juga memberikan harapan baru, dan motivasi bagi para mustahik untuk menjalani hidup yang lebih baik.

Keberhasilan program ini tak lepas dari kepercayaan muzaki dan partisipasi aktif masyarakat Kota Makassar dalam menyalurkan zakat, infak, dan sedekah melalui BAZNAS Makassar. Alasan inilah maka, BAZNAS Makassar mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung program-program sosial kemanusiaan ini agar tercipta kesejahteraan yang merata bagi seluruh mustahik di Ibukota Sulawesi Selatan ini.

“Perlu diingat juga, BAZNAS Makassar juga berharap, jika selesai dibangun, keluarga di sini dapat lebih fokus dalam beribadah, mencari nafkah, dan mendidik anak-anak mereka di lingkungan yang lebih baik. Doakan juga kepada para muzaki, utamanya para ASN dan guru guru muslim di Pemkot Makassar yang telah menyetor ZIS-nya melalui BAZNAS Makassar. Selain ASN muslim, ada pula dari UPZ masjid, dan orang perorang lainnya,” harapnya.

ATM melihat, inisiatif BAZNAS Makassar dalam membangun rumah layak huni adalah contoh nyata bagaimana nilai-nilai keagamaan, yang pada intinya mengajarkan kepedulian dan kasih sayang, dapat diterjemahkan menjadi aksi nyata yang berdampak besar.

“Sebuah rumah bukan hanya empat dinding dan atap, melainkan adalah simbol keamanan, privasi, dan awal dari kehidupan yang lebih baik. Sebab, dengan memiliki rumah layak, keluarga dapat membangun kembali martabat mereka, anak-anak dapat belajar dengan lebih baik, kesehatan keluarga meningkat, dan lingkaran kemiskinan dapat diputus,” jelas mantan Ketua Lembaga Dakwah NU Kota Makassar kelahiran Kabupaten Takalar ini.

ATM juga menegaskan, keseluruhan program BAZNAS, apapun namanya, tentunya selain merujuk pada delapan golongan penerima fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fisabillah, dan ibnu sabil, juga merujuk pada 3A, yaitu Aman Syar’i, Aman Regulasi, dan Aman NKRI.

Sebelum menutup komentarnya, ATM menyampaikan terima kaish kepada seluruh ASN dan guru guru muslim di Pemerintah Kota Makassar, para pengusaha, dan dermawan yang berzakat, berinfak, dan bersedekah di BAZNAS Makassar. “Berzakat’ki Salama’ki. Zakat itu MULIA, MULIA Muzakkinya, MULIA Mustahiknya,” tutup ATM.

Sementara itu, Irwan Sidding didampingi Nurlaila—istri, sesekali tersenyum bahagia, namun sesekali wajahnya memerah, sambui terlihat butirna air mata membasahi pipi. Rasa syukur mendalam terpancar dari wajahnya.

Rasa syukur yang disampaikan istri Irwan Sidding, bukan sekadar ucapan terima kasih, melainkan juga sikap batin yang menerima dengan lapang dada dan menghargai setiap karunia.

“Selama ini, kami tidak pernah menyangka akan mendapatkan bantuan dari BAZNAS Makasszar sebesar ini. Dulu kalau hujan, kami basah karena atap bocor di mana-mana. Dan, semoga jika selesai nanti, kami bisa tidur nyenyak. Terima kasih banyak BAZNASS Makassar, dan tentunya terima kasih pula kepada para Muzaki yang telah memberikan zakat, infak, dan sedekahnya ke BAZNAS Makassar,” tuturnya.

Pernyataan senada dikemukakan Rahmawati—saudara kandung Irwan Sidding. Dia menambahkan, sebanarnya rumah yang ditinggali kakak kelima dari dari enam bersuadara tersebut milik orang tuanya Sidding Daeng Sandrang dan Rohani Daeng Siang (keduanya telah meninggal). Hanya saja, saudara saudaranya telah memberi kepercayaan kepada Irwan Sidding.

“Atas nama keluarga kami juga menyampaikan terima kasih kepada BAZNAS Makassar, dan semua pihak yang telah membantu,” tutup Rahmawati. (din pattisahusiwa/tim media baznas makassar)

BAGIKAN
Berita sebelumyaPerkuat Sinergi Antara Perguruan Tinggi dan Pemdan, UIT Makassar Jalin Kerja Sama Pemkot Bekasi
Berita berikutnyaMuallaf asal Jambi dapat Paket dari BAZNAS Selayar
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here