Site icon Inspirasi Makassar

Walikota Ambon Minta Warga Kristen Maluku di Makassar Perkuat Relasi dengan Agama Lain

Makassar, Inspirasimakassar.com:

Ummat Kristiani Maluku di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan agar dapat hidup bersama dengan ummat agama lain, sekaligus membangun relasi yang erat dan komunikasi yang lebih intens untuk menggapai kehidupan yang lebih harmonis. Demikian Walikota Ambon, diwakili Sekretaris Kota Ambon, Anthony Gustaf Latuheru, SH, M.Si saat menyampaikan sambutan pada perayaan Natal Kerukunan Keluarga Kristen Maluku (KWAKMAL) Makassar di Balai Jenderal Jusuf, Jalan Jenderal Sudirman Makassar, Jumat, 17 Januari 2020, malam ini.

Di hadapan  lebih seribuan ummat Kristiani, termasuk Ketua Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Sulawesi Selatan diwakili Prof.Dr.Saban Echdar dan Ketua Kerukunan Warga Muslim Maluku (KWIM) Pusat Makassar, Prof. H.Sadly Abdul Djabar,M.P.A, Anthony Gustaf Latuheru, meminta masyarakat  Kristen Maluku di Makassar dapat merepleksikan dan menghidupkan makna Natal, utamanya  tentang  karya Kristus yang memulihkan.

Menurutnya, Natal adalah peristiwa maha penting. Karena darinya ada kasih tuhan kepada manusia. “Betapa pentingnya bagi kita, tidak hanya untuk memikirkan kepentingan pribadi dan hidup untuk diri sendiri , melainkan harus hidup bersama dan untuk orang lain. Malah, ditengah-tengah hidup berbangsa khususnya di Makassar,  saya berharap masyarakat  Maluku dapat hidup bersama dengan ummat agama lain, sekaligus membangun relasi yang erat  dan komunikasi yang intens,” pintanya.

Di bagian lain Anthony Gustaf Latuheru menyebutkan,  berbagai persoalan yang dihadapi saat ini misalnya,  keretakan rumah tangga, perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, kesulitan ekonomi, masa depan anak anak ditengah tengah era teknologi industri, pekerjaan dan pengangguran,  dikriminasi sosial, kekerasan seksual, penipuan, luka batin dan lainnya.

Sementara ditengah hidup berbangsa, kita diperhadapkan dengan intelorenasi, radikalisme,  terorisme, korupsi, ketidakadilan, diskriminasi,  pelanggaran HAM, dan lainnya. Ditengah hidup yang demikian,  maka ummat Kristen menghidupkan kembali makna Natal.

“Sebab, kelahiran Yesus  mengisahkan bahwa, Allah Maha Kuasa dan Mulia menyatakan cinta kasihnya kepada manusia. Allah yang tak terbatas itu, relah menjadi manusia yang terbatas sebagai  wujud kehadirannya yang begitu dekat dengan manusia. Itulah mengapa kelahiran Kristus menjadi titik awal, dimana karya  Allah yang menebus dan menyelamatkan manusia dari dosa dan maut, dikerjakan   atas inisiatif dan kehendak dari Allah sendiri, yang didasarkan pada cinta dan kemurahannya,” urainya.

Keselamatan Allah tidak hanya berbicara pada penebusan dosa manusia, melainkan juga bersoal pada karya pemulihan Allah dalam kehidupan manusia.  Karya pemulihan itu melalui kisah para gembala yang  menerima kabar suka cita kelahiran-Nya. Pada gembala yang notabene adalah orang-orang yang dilupakan dan tidak dianggap, justru dipilih Allah untuk mendengar kabar suka cita yang dibawa oleh para malaikat. Ketika kelahiran Kristus dihayati sebagaimana yang memulihkan kehidupan, maka sejatinya Natal bukanlah eporia sesaat.

“Karena itu, ummat  Kristiani Maluku di Makassar, seharusnya merepleksikan dan menghidupkan makna Natal tentang  karya Kristus yang memulihkan. Bukan hanya pada momen tertentu, melainkan setiap detik, menit, jam, bahkan setiap hari,” ujar Anthony Gustaf Latuheru. (din pattisahusiwa)

Exit mobile version