Makassar, Inspirasimakassar.com:

Usai menjalani operasi gondok di RS Gastelina Makassar, Nur Jannah janda tiga anak warga Malili, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, diberi uang saku sebagai musafir oleh BAZNAS Makassar saat usai kontrol terakhir dan diizinkan pulang setelah di rawat sekira tiga pekan.

Bantuan uang saku buat Nur Jannah sebagai musafir tersebut diserahkan Kabid Pendistribusian dan Pemberdayaan Ahmad Gunawan, di tempat nginapnya Wisma Nilan, Sabtu (28/8/2021).

Penyerahan dilakukan di teras terbuka dan mengenakan masker guna mematuhi protkes covid-19.

Kepada wartawan media online Nur Jannah seusai menerima bantuan mengatakan, dia sangat tertolong dengan uluran tangan dari BAZNAS Makassar yang sangat memperhatikan orang-orang yang membutuhkan.

Menurut Nur Jannah, dia sengaja menginap dekat rumah sakit semalam, selain memudahkan untuk mengontrol ulang hasil operasi juga enggan ke rumah keluarganya karena khawatir dengan wabah covid-19.

Diakui alumni Fakultas Ushuluddin UIN Alauddin tahun 2006, sebetulnya penyakit gondok yang dideritanya sudah berjalan 11 tahun namun dia berusaha bertahan hingga setahun terakhir sudah makin merasakan sakitnya hingga atas desakan saudaranya agar dia melakukan operasi dengan menggunakan dana BPJS.

Hanya saja lanjutnya, saat dalam kondisi sudah parah dan menjalani operasi dia tidak memiliki cukup uang ke Makassar. Dalam perjalanan muncul dibenaknya mampir di BAZNAS Palopo sehingga mendapat tambahan dana untuk melanjutkan perjalanan.

“Sebelum masuk rumah sakit saya memang sempat berkunjung ke kantor BAZNAS Makassar menyampaikan permohonan bantuan dengan surat ditulis tangan. Rupanya beberapa hari jelang dioperasi kami di telepon BAZNAS menanyakan kondisi kami dan anak-anak saya. Alhamdulillah, rupanya tepat saya dijemput saudara kami di telepon mau dikasih bantuan sebagai Musafir,” kata Nur Jannah.

Nur Jannah lahir di Enrekang. Setelah menikah dengan lelaki asal Jatim dia rela diajak ke Malili hingga dikaruniai tiga anak. Sebelum berangkat ke Makassar berobat, dua anaknya dititip di pesantren tempatnya nyantri selama ini. Sedang si bungsu baru berusia 5 tahun dititip di neneknya di Enrekang. Dia memutuskan cerai setelah suaminya sendiri meninggalkan sejak tiga tahun silam hanya pamit cari kerja namun sejak itu tak ada kabar berita sepotong kata pun.

Nur Jannah sendiri enggan balik ke kampung halaman karena sudah merasa betah dengan tetangga yang ramah, sekalipun dia sendiri bersama anaknya tinggal di rumah yang dipinjamkan pemiliknya.

Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari Nur Jannah membuka lapak di atas lahan yang juga dipinjamkan tetangga yang ikut prihatin. Dia berjualan sayur dan kopi yang terkadang berangkat sendiri ke Enrekang mengambilnya.

Di Malili, tempat mukimnya sekarang, Nur Jannah sempat menjadi tenaga penyuluh (non PNS) selama 5 tahun. Dia berhenti setelah bupati yang didukungnya meninggal dunia. Dia juga sempat jadi tenaga honorer di Kantor BAZNAS Lutim.

Kabid Pendistribusian dan Pemberdayaan Ahmad Gunawan kepada wartawan media ini mengatakan, bantuan uang saku sebagai bekal kembali ke kampung halamannya sengaja diberikan dengan pertimbangan kemanusiaan dan memang masuk dalam salah satu asnad yang berhak diberikan dana ZIS. (H. Jurlan Em Saho’as)

BAGIKAN
Berita sebelumyaINFOKOM MUI GELAR WORKSHOP JURNALISTIK ULAMA
Berita berikutnyaPOSISI BAYI SUNGSANG, NURLAELA AMAN JALANI OPERASI DENGAN JKN-KIS
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here