????????????????????????????????????

INSPIRASI Makassar.com — Globalisasi telah melanda berbagai kawasan. Akibatnya, terjadi  persaingan disemua sektor kehidupan. Salah satunya, pendidikan. Persaingan yang semakin kompetitif membuat dunia pendidikan terus memacu, dan membenahi diri dengan mengedepankan prinsif efisiensi, efektifitas, dan  profesionalisme. Era ini ditandai oleh pernyataan  bahwa, hanya Perguruan Tinggi (PT) yang mampu menawarkan mutu yang tinggi dan pelayanan yang baik akan memenangkan era globalisasi itu. Jika tidak, tentunya akan ditinggalkan masyarakat.

Kenyataan inilah membuat jajaran Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar, yang menjadi salah satu PT berwawasan global, tidak saja memacu diri untuk bersanding, bersaing, sekaligus bertanding dengan sesama perguruan tinggi swasta (PTS) di kawasan timur, melainkan nasional. Bahkan Internasional.

Setelah berhasil membuat berbagai kegiatan baik intra, maupun ekstra kampus lainnya, kini  PT yang dipimpin Rektor Prof.Dr.H.Baso Amang, SE,M.Si ini terus meramu berbagai keunggulan. Salah satunya, menggelar Workshop Kurikulum Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Workshop yang dibuka Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof. Dr.Ir.Andi Niartiningsih,MP, itu berlangsung Jumat-Sabtu/24-25 Juni 2016 di Auditorium kampus V kampus UIT, Jalan Abdul Kadir.

Andi Niartiningsih mengemukakan, Workshop yang digelar, memberi makna, betapa jajaran UIT terus berbenah diri. Termasuk terus mengembangkan kurikulum. Dengan demikian, kampus yang dibangun H Haruna,SE,MM tersebut akan terus memperbaiki diri, sekaligus menyiapkan alumninya,  menghadapi era persaingan yang demikian mengglobal saat ini.

Menurutunya, UIT dengan seluruh jajarannya, telah membuktikan diri dan benar-benar mampu menghadirkan, dan mewujudkan-nyatakan apa yang pernah dicita-citakan. Pada akhirnya, nantinya kampus ini akan meraih prestasi gemilang, sekaligus menjadikannya sebagai PT bernilai lebih. “Saya menilai, UIT telah membuktikan diri dengan berbagai kemajuan. Berbagai fasilitas dan kurikulumnya juga cukup menggembirakan,” ujarnya kepada Inspirasi.

Dihadapan sekitar 100 peserta workshop, Direktur Pembelajaran Kemenristek Pendidikan Tinggi, Dr.Ir.Paristiyanti Nurwardani,MP menyambut baik kegiatan yang digelar UIT. Dengan demikian, peserta dapat mengetahui perumusan kebijakan standar kualitas sistem pembelajaran, fasilitasi, pengawasan dan pengendalian, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan bidang pembelajaran.

Paristiyanti mengakui, fungsi direktorat pembelajaran yang dipimpinnya adalah, menyiapkan rumusan kebijakan dibidang kualitas sistem pembelajaran dan kemahasiswaan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang keterjangkauan layanan PT dan penyelarasan dunia pendidikan dan dunia kerja. Termasuk, perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan sistem penjaminan mutu internal, serta pengawasan, pengawalan, pengendalian bidang pembelajaran dan kemahasiswaan.

Pihaknya juga melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pembelajaran pada pendidikan akademik, vokasi, serta pengakuan kualifikasi. “Kesemuanya ini, dimaksudnya untuk mendorong inovasi metode pembelajaran di kampus UIT,” tambahnya.

Menjawab pertanyaan peserta tentang transfer credit pendidikan, Paristiyanti mengemukakan, transfer tersebut,  merupakan proses pengakuan terhadap beban studi dan capaian pembelajaran yang telah diperoleh mahasiswa, maupun dosen. Melalui program transfer itu pula, maka perguruan tinggi asal, seperti UIT dapat mengenal berbagai sistem transfer baik sesama PTS dalam negeri, maupun internasional.  “Salah satu syarat transfer credit dengan perguruan tinggi di luar negeri adalah menguasai bahasa Inggris topel 500,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Penjamin Mutu UIT Makassar, sekaligus Ketua Panitia Worskhop, Dr. Abdul Haeba Ramli,SE,SH,MM dikonfirmasi terpisah mengemukakan, tujuan workshop adalah tercapainya visi-misi UIT, bagaimana peserta bisa memahami kebijakan kurikulum di UIT, bagaimana memahami kurikulum PT dan standar proses pembelajaran. Dan, peserta memahami pengembangan kurikulum PT berbasis standar nasional.

Peserta worskhop adalah para dekan, pembantu dekan I, para direkur dan asisten I direktur pasca sarjana, ketua program study, dan ketua jurusan, kepala biro, serta lembaga LPPM dan LPM  lingkup UIT.

Di bagian lain, pria kelahiran Makassar, 20 Juli 1972 yang juga mantan Ketua Pengawas Pemilu Kota Makassar 2008-2010, serta Komisioner Komisi Informasi Sulsel 2011-2015 ini mengemukakan, UIT kini memiliki sekitar 17 ribu mahasiswa, dengan jumlah dosen 1:36, lebih kecil dari ketentuan BAN-PT yakni 1:40/45. “Karena itu, masyarakat akan menjadikan UIT sebagai pilihan utama dan pertama,” jelasnya, seraya menambahkan, kini sejumlah dosennya telah mengikuti pendidikan doctoral baik di UGM, UI, Unhas, UNM, maupun UIN.

Menyoal penerimaan mahasiswa baru, Abdul Haeba mengaku tahun ini UIT akan menargetkan 5.600 mahasiswa baru. Target ini tidak akan meleset, lantaran UIT merupakan satu-satunya PTS yang telah bersertifikat ISO 9001 tahun 215 di luar pulau Jawa. “Alumni UIT juga kini terlah terserap diberbagai instansi, termasuk lulusan terbaiknya kini bekerja di Jepang,” urai alumni Fakultas Ekonomi Unhas 2011 ini.

Abdul Haeba menambahkan, pemateri lainnya adalah Dr.Ir.Muh.Budi Jatmiko,MEI (Ketua Umum APTISI dan LAM PT Kes) tentang standar nasional pendidikan tinggi (SNPT), Prof.Dr.Patta Bundu,M.Ed (penyusunan RPS dan SAP Dikti), Prof.Dr.H.Baso Amang,SE,MSi (problematika dan pengembangan kurikulum), Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd,M.Pd (menyusun capaian pembelajaran (CP) dan aplikasinya, Dr.Arnidah,M.Si (menyusun rencana tugas, penilaian, dan rubric penilaian), serta Dr.Abdul Haeba Ramli, SE,MM (system penjaminan mutu internal). (din pattisahusiwa)

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here