Makassar, Inspiorasimakassar.com:

Hasriani Chatib (43) punya cerita tersendiri mengenai Program JKN–KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Saat ditemui di rumah sakit ST. Khadijah III Kamis (27/5), ibu satu anak ini menceritakan pengalamannya berobat sebagai peserta JKN – KIS karena sakit gigi yang telah dialaminya selama dua bulan terakhir.

“Awalnya itu kayak ngilugitu, saya biarkan saja seperti biasanya dua tiga hari sembuh sendiri sakitnya, tapi yang terakhir itu kok rasanya sakitnya tidak hilang tapi malah semakin parah,” ujar Hasriani.

Karena tak kunjung sembuh dan semakin mengganggu aktivitasnya, Hasriani pun memeriksakan diri ke Klinik terdaftar setempat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut mengenai kondisi giginya.

“Karena rasa sakitnya sudah sangat mengganggu terlebih saat beraktivitas itu, akhirnya saya periksakan saja ke dokter di Klinik fasilitas kesehatan saya,” ucap Hasriani.

Beruntung bagi Hasriani yang merupakan pegawai negeri sipil terdaftar sebagai peserta JKN-KIS dari segmen peserta penerima upah (PPU), sehingga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya ketika berobat. Terlebih, perawatan giginya memerlukan pemeriksaan yang berulang–ulang untuk bisa sembuh secara optimal.

“Ya kalau sakit gigi itu dulu umpamanya diperiksa sekarang, minggu depan atau dua minggunya lagi kontrol ke Klinik, pengobatannya itu selama kurang lebih dua bulan. Sekarang mendapatkan rujukan ke rumah sakit untuk tindakan intensif alhamdulillaah pakai BPJS Kesehatan (JKN–KIS), sehingga tidak keluar biaya apapun,” tegasnya.

Bagi Hasriani, kepesertaan JKN – KIS saat ini merupakan hal yang sangat penting, mengingat penyakit merupakan sesuatu yang tidakdapat di prediksi kapan akan datang, terlebih biaya pelayanan kesehatan yang semakin tinggi. Dengan terdaftar sebagai Peserta JKN, dirinya dan anggota keluarganya tidak lagi kesulitan untuk mengakses pelayanan kesehatan saat memerlukan.

“Kalau kemarin bayar sendiri mungkin habisnya cukup banyak, karena ke Puskesmasnya sering. Jadi enak kalau ada BPJS ini sudah tidak perlu bayar lagi waktu periksa. Kalau sewaktu – waktu perlu ke dokter lagi sudah tidak pusing lagi mikir biaya. Tap iya kalau saya pengennya sehat terus,” pungkasnya. (Tiara)

BAGIKAN
Berita sebelumyaPLN Dorong UMKM Produktif di Masa Pandemi Covid-19
Berita berikutnyaPLN Dorong UMKM Produktif di Masa Pandemi
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here