
Makassar, Inspirasimakassar,com:
Buku ‘La Tulqu Aidikum Ila Tahlukat’– ikhtiar menyelamatkan ummat dari penyalahgunaan Narkoba, yang dieditori wartawan kawakan, Dr.H.Waspada Santing,M.Sos.I,M.H.I dibedah dua petinggi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan. Kedua maha garu (professor) masing masing Prof.Dr.Muh Ghalib,MA (Wakil Ketua MUI Sulsel), dan Prof. Dr.KH.Muammar Bakry,LC,MM (Sekretaris Umum MUI Sulsel. Sebagai pembanding adalah Dr.KH. Baharuddin AS,MA (Ketua MUI) Kota Makassar.
Bedah buku terbitan Daerah Kota Makassar (Dinas Perpustakaan Kota Makassar) di Best Western Hotel, Kamis, 24 November 2022 itu dibuka Walikota Makassar, diwakili staf ahli bidang ekonomi, keuangan, dan pembangunan, Irwan Adnan.
Menurut mantan Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Makassar ini, buku La Tulqu Aidikum Ila Tahlukat ini diharapkan menjadi literasi yang sejuk, sehingga pembacanya dapat memetik hikmah, sekaligus membangun kesadaran, agar menjauhkan diri dan keluarga dari penyalahgunaan Narkoba.
Irwan Adnan menambahkan, Pemerintah Kota Makassar sangat mendukung upaya upaya dari masyarakat, utamanya mereka yang memiliki disiplin ilmu untuk dituangkan dalam bentuk buku.
“Dan, tentunya, kita patut bersyukur, karena hari ini dapat bertemu langsung dengan penulis dan editor buku ini. Semoga bermanfaat,”tuturnya.
Sebelumnya, Wakil Direktur Narkoba Sulsel, Ardiansyah mengapresiasi penerbitan buku setebal 116 halaman ini. Mengapa buku ini penting? Ardiansyah memiliki alasan yang kuat. Pasalnya, narkotika saat ini merupakan permasalahan dunia, termasuk Indonesia. Tentunya ini sangat menakutkan dan membahayakan.
Menurutnya, dampak buruk penggunaan narkoba juga telah menyentuh hampir di seluruh lapisan masyarakat, di semua golongan. Bahkan perkembangannya sudah merambat ke segala tempat. Di sekolah sekolah baik SD, SMP, SMA, maupun perguruan tinggi.
“Kalau kondisi ini berlanjut, akibatnya merusak kualitas generasi muda. Yang berarti akan merusak bangsa.Untuk menekan semakin maraknya penyalahgunaan narkotika, pemerintah telah menumpuh berbagai upaya dan memberikan efek jera, melalui proses hukum. Melalui rehabilitasi sosial, misalnya,”ujarnya.
Penyalahgunaan narkotika di Indonesia, dan khususnya di Sulsel sangat masif, dan memprihatikan. Di Sulsel menurut laporan polisi dari Januari hingga November 2022, terdapat 1876 kasus. Tersangka yang diamankan 2539 orang. Tidak kalah pentingnya barang bukti yang disita jenis sabu sebanyak 67 kilogram, ganja 16 kilogram, .ekstasi 3907 butir, tembakau sintetis 1 kilogram, dan lainnya.
Karena itu, kehadiran buku La Tulqu Aidikum Ila Tahlukat dapat dipedomani, sekaligus menjadi pegangan bukan saja generasi muda, melainkan orang tua. Semoga pula, buku ini menjadi inspirator, dan menggugah kesadaran masyarakat menekan narkotika.
Sementara itu, ketiga pembedah buku sama sama memuji kehebatan Dr.H.Waspada Santing yang menginisasi penulisan buku ber-ISBN : 978-602-5555-19-0 ini.
Prof.Dr.HM Ghalib misalnya mengemukakan, salah satu maslaah besar yang mengancam generasi muda adalah, bahaya penyalahgunaan narkotika. Karena itu, Guru Besar Ilmu Tafsir, Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, yang juga Wakil Ketua Umum MUI Sulsel ini, perlu ditangani secara serius bukan generasi muda saja, melainkan perlu pelibatan seluruh komponen ummat mengambil langkah menyelamatkan generasi muda.
HM Ghalib juga mengucapkan banyak terima kasih atas terselenggaranya kegiatan bedah buku ini, sebab ini adalah salah satu tugas dari MUI sebagai Hinayatul Ummah atau menjaga umat dari hal-hal yang bisa merusak dan membahayakan lingkungan.
Pernyataan senada dikemukakan Prof. Dr.KH.Muammar Bakry. Sekretaris Umum MUI Sulsel ini menyebutkan, Islam hadir untuk menjaga lima hal utama, atau Maqashid Syariah. Yakni, menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga kehormatan, serta menjaga harta.
Memelihara akal, demikian Dewan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin, dan Imam Besar Masjid Almarkaz Al-Islami ini, merupakan karunia sang ilahi. Dan, hanya manusia sajalah yang dianugrahi akal. Dari akal ini pula, dapat memebdakan antara manusia dnegan makhluk lainnya.
Dalam memelihara akal,Allah telah membolehkan semua hal yang dapat menjamin keselamatan akal, dan mengharapkan apa saja yang menyakiti dan memperlemah kekuatannya. Khamar (narkoba) misalnya. Jika ini tidak diindahkan, maka hilangnya eksistensi akal sebagai alat berfikir.
Lain halnya dengan Dr.KH. Baharuddin AS,MA. (Ketua MUI) Kota Makassar ini menilai La Tulqu Aidikum Tahlukat masih memiliki kekurangan, termasuk didalamnya penggunaan teks teks Arab. Sekalipun demikian ia tetap berkeyakinan, tidak ada manusia yang paling sempurna. Makanya, jika diberi kesempatan ada edisi perbaikan, tentunya perlu diperbaiki, sehingga buku mungil ini menjadi tempat pembelajaran, sekaligus pegangan semua kalangan.
H.M.Ashar Tamanggong, di antara peserta yang mendapat kesempatan dari moderator, Letkol.Sus.Dr.H.Husban Abady,MA, pun memberikan masukan baik kepada editor, maupun pembedah buku.
Menurutnya, persoalan narkoba seakan membumi di seluruh lapisan masyarakat. Tetapi, pertanyaannya, mengapa kehadiran barang haram ini terus dan akan terus ada. Padahal, ada agama yang menjadi benteng ummat.
Karena itu, ATM—sapaan karib Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar ini mengharapkan para tokoh agama, Islam, maupun agama lainnya sama sama meluangkan waktu menyeru kepada ummat agar menghindari narkoba.
‘Saya mengajak kepada seluruh tokoh agama, khususnya alim ulama, luangkan sedikit waktu, atau menyisihkan pesan pesan agama agar anak anak kita menjauhi narkoba. Jika ini serentak dilakukan, saya kira ada perubahan,” harap kandidat doktor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini, seraya menambahkan, sebenarnya persoalan narkoba tidak jauh jauh dari persoalan ekonomi.
Dr.H.Waspada Santing—sang editor sependapat dengan ATM. Ia menyebutkan, penyalahgunaan narkoba telah menyasar masyarakat kelas ekonomi lemah. Malah, para pengedar narkoba tidak pernah berhenti berinprovisasi, merancang cara baru dalam upaya memengaruhi calon korbannya. Termasuk mengatur strategi mengelabui aparat penegak hukum.
Sekalipun banyak peserta mengaku buku La Tulqu Aidikum Ila Tahlukat ini berkelas, namun Waspada Santing tetap merendah. Ia malah mengakui, buku ini merupakan kreasi bersama pengurus Gerakan Nasional Anti Narkoba, atau istilah kerennya GANAS ANNAR MUI Sulsel. Malah, buku ini tidak terlepas dari arahan pimpinan MUI Sulsel. Dukungan berbagai pihak yang menyumbang naskah sangat membantu mempercepat proses penerbitannya. Setidaknya ada 16 naskah ceramah dalam buku ini. Setiap naskah mengulas aspek tertentu, sesuai dengan kecenderungan dari kontributor.
Waspada Santing yang juga Wakil Ketua III BAZNAS Kota Makassar ini menambahkan, keratgaman topik dalam buku ini menjadi ‘nilai lebih’, sehingga para da’idan da’iyah , atau pihak olain yang kepingin mengambil bahan ceramah dari buku ini, dapat memilih tema sesuai kondisi para ‘mad’u (pendengarnya).
Diakhir pernyataannya, Waspada Santing mengucapkan terima kasih kepada Pengurus MUI Sulsel, Pengurus GANAS ANNAR Pusat dan Sulsel. Ia tak lupa juga mengucapkan terima kaish kepada Walikota Makassar, yang berkenan memberikan sambutan atas terbitnya buku ini. Dan, tentunya terima kasih kepada Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar untuk menerbitkan cetakan pertama buku ini. Ucapan yang sama kepada Pustaka Al-Zikra yang berkenan menangani proses pra cetak dan penerbitan hingga buku ini tiba ditangan pembaca. (din pattisahusiwa)