Site icon Inspirasi Makassar

Tertawa Bersama Patompo–Walikota Makassar Terlama (7) Langsung 5-5

Foto: Patompo dengan Jenderal M.Jusuf


Masih urusan main tenis. Di Kompleks PDAM Jl. Dr.Ratulangi Makassar ada dua lapangan tenis. Di situlah biasa sore-sore Patompo main tenis.

Suatu sore, seperti biasa, Patompo pergi main tenis lagi. Ketika itu masa jabatannya sebagai Wali Kota Ujungpandang sudah mau berakhir. Saat dia tiba, sudah ada orang yang lebih dulu bermain. Begitu DD 1 parkir, skor menunjukkan 2-3. Patompo keluar dari mobil sudah lengkap berpakaian sepatu tenis. Dia pun langsung duduk di kursi di pinggir lapangan.

‘’Siaga ni ro… (Sudah berapa itu)?,’’ tanya Patompo.

‘’Lima sama mi ( sudah 5 sama), Puang,’’ ‘umpire’ (wasit) yang takut dengan kehadiran Patompo terpaksa langsung menambah poin seenaknya. Padahal wasit baru saja mau mulai menghitung.

‘’Bagus itu. Satu lagi habis, kan?,’’ kata Patompo. Sebab, siapa pun yang merebut poin 6 lebih dahulu, dialah pemenangnya. Dan, pertandingan selesai, Patompo bisa langsung beraksi di lapangan.

Dua hari kemudian, kasus serupa terulang. Tapi saat Patompo muncul, skor sudah 3-4. Tetapi, tetap juga sama. Wasit yang tidak mau “digonggong” Patompo langsung membalap skornya mendekati habis, 5-5 lagi.

‘’Hah… 5-5!!!!!,’’ nyelutuk wasit yang sedang memimpin permainan, begitu matanya terantuk pada sosok Patompo yang berjalan mendekat ke lapangan tenis.

Kata wasit, kalau skor tidak dilambung kompas seperti itu, Patompo tak peduli. Dia bisa main serobot ke lapangan, langsung mengganti salah seorang pemain. Daripada digusur di lapangan, lebih baik hitungan poin dikebut cepat, dilompati.

Satu minggu kemudian, kejadiannya lebih seru lagi. Orang di lapangan baru saja pemanasan, tiba-tiba Patompo muncul. Dia langsung duduk diam.

‘’Lima…. sama….!!!!!!,’’ terdengar teriakan salah seorang yang ada di pinggir lapangan.

‘’Mengapa langsung lima sama?,’’ Patompo yang kaget, tiba-tiba bertanya.

‘’Biar bagaimana, toh nanti lima sama juga. Jadi, lima sama memang sekarang, ‘’jelas sang wasit. (Dahlan Abubakar/Bersambung)

Exit mobile version