Ketokohan RA Kartini memproklamirkan perempuan untuk bangkit, berkarya, dan sejajar lelaki, membuahkan hasil. Kaum hawa, tidak lagi sekadar terkungkung dirumah. Atau, tidak lagi sekadar sebagai istri, atau menyusui anak-anaknya saja. Mereka, telah menduduki kursi kepresidenan, menteri, gubernur, walikota/bupati, camat, hingga lurah. Ada pula di parlemen, rektor, dan seabrek jabatan lainnya. Keterpilihan mereka, bukan karena suka semata, melainkan didorong oleh kinerja dan prestasi gemilang. Salah satunya, Stefanie Natasya Ambar.
Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP), IPDN Jatinangor, 2009 ini dipercayakan oleh Bupati dan Wakil Bupati Seram Bagian Timur (SBT), Mukti Keliobas dan Fachri Alkatiri, sebagai Camat Kian Darat. Kepercayaan ini, memberi jawaban, betapa perempuan di dataran Hunimua itu tidak dianggap sebelah mata.
Dikonfirmasi Inspirasi, Stefanie Natasya Ambar mengemukakan, siapapun yang memiliki kemampuan, keuletan, cekatan, daya pikir, ide dan gagasan cemerlang, serta punya kemampuan manajerial yang mumpuni, bakal meraih sukses. Termasuk, bakal menduduki jabatan strategis.
“Kepercayaan kepada perempuan memimpin, adalah hal biasa dalam alam demokrasi. Namun menjadi luar biasa, karena ternyata di Indonesia, utamanya di SBT kesamaan kesempatan demikian mengemuka, dibandingkan daerah lain. Lebih luar biasa lagi, ternyata kemampuan perempuan mengelola bidang tugas dan tupoksinya, bahkan melebih kaum pria,” tutur perempuan kelahiran Jakarta, 27 April 1988 dan anak bungsu dari 2 bersaudara pasangan Rahman Sabban dan Rugaya Ambar ini.
Penjabat Kepala Pemerintah Negeri Administratif Sesar (10 Maret 2012) yang memimpin Kian Darat dengan mengedepankan, senyum, sapa, santun (3S) ini mengakui, Camat adalah pemimpin, dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan. Dalam melaksanakan tugasnya, memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan. Camat wajib menguasai pengetahuan teknis pemerintahan, dan memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan.
Karena itu, Stefanie yang menempatkan ibunya, Rugaya Ambar sebagai tokoh panutan dan pemberi motifasi, dukungan positif di segala situasi dan kondisi ini, mengakui, membangun strategi. Yaitu, dengan mengedepankan visi dan misi bupati dan wakil bupati SBT. Selanjutnya, dipadukan dengan visi dan misi kecamatan yang memiliki luas wilayah meliputi 359.18 km2, dengan jumlah penduduk 5.865 jiwa.
“Posisi sebagai wakil pemerintah daerah di kecamatan inilah, justru menjadi titik sentral kekuatan institusi kecamatan. Dengan posisi ini, saya akan menjalaninya dengan baik. Apalagi, dengan legitimasi sosial-budaya dan sosial-politik yang sangat kuat, saya harus menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan,” urai istri dari Andriyanto Sabban Najim dan ibu dua orang anak, Eldaffa Ahmed Najim dan Afsheen Izzatunisa Najim ini.
Soal program unggulan tahun 2016, dia mengakui diantaranya, pelayanan umum, pengembangan budaya lokal, keluarga dan lingkungan sehat. Program lainnya adalah, sosial kemasyarakatan, pemanfaatan ruang terbuka hijau, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia, serta pengembangan fasilitas umum. Sedangkan program unggulan untuk tahun 2017 nanti, Kasubbid Peningkatan Kapasitas Kelembagaan SDM, Bidang Peningkatan Kapasitas dan kelembagaan Badan Lingkungan Hidup dan Tata Kota SBT (10 Apri 2013) ini adalah, mengedepankan pemberdayaan masyarakat.
Staf kantor Kecamatan Teor (24 September 2013) ini sengaja tidak menjadikan kebersihan sebagai program unggulan. Sebab, kebersihan merupakan citra masyarakat. “Kebersihan itu ada dalam kesadaran diri masing-masing, tanpa dipaksakan. Apalagi, ajaran agama pun menyatakan, kebersihan adalah bagian dari iman,” tuturnya, seraya menambahkan, potensi desa keseluruhan mencakup hasil hutan cengkih, pala, sagu. Sedangkan pekerjaan utama masyarakat umumnya petani dan nelayan.
Kasi Pelayanan Kantor Kecamatan Teor (2 Maret 2015) dan Kasi Pemerintahan Kecamatan Bula (4 April 2015) ini merasa sangat bersyukur, saat menjawab pertanyaan sebagai camat termuda. Dia mengakui, kepercayaan dipundaknya adalah amanah yang wajib dilajani dengan segala konsekwensi dan tanggungjawab.
“Insya Allah, ini juga akan menjadi jalan bagi saya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat di Kecamatan Kian Darat ini. Dan, sebagai Camat terbuda se SBT, tentunya menjadi motifasi tersendiri, untuk bisa bersaing ketat dan sehat. Tentunya, dengan bekerjasama dengan seluruh staf. Atau, bahkan dengan sesama camat lainnya,” tutur Sekcam Kian Darat (4 April 2016), sekaligus Plt Camat Kian Darat (5 April 2016) ini, seraya menambahkan, kecamatan yang dipimpinnya memiliki 10 desa masing-masing Kian Darat, Artafela, Rumoga, Angar, Watu watu, Kelaba, Kilga Kilwou, Kilga Watubu, Rumfakar, dan Kiseler.
Menyinggung dukungan keluarga, Kasubag Keuangan Kantor Kecamatan Bula (2010-2011), mantan pengurus KNPI dan Forum Solidarias Pemuda (Fospem) ini mengatakan, mereka sangat mendukung. Termasuk, selalu mengingatkan menjaga ibadah disetiap kesempatan mengunjungi wilayah hukum kecamatan yang dipimpinnya. Soal rencana ke depan? Stefanie Natasya Ambar berjanji bakal menjadikan Kian Darat sebagai sentral wisata budaya, sekaligus wisata alam.
Diakhir wawancara, Stefanie pernah bercita-cita menjadi penjelajah ini mengatakan, selama dipercayakan sebagai Camat Kian Darat dirinya akan melahirkan berbagai program yang tentunya bersentuhan dengan kesejahteraan. Dia memimpin dengan hati, sehingga masyarakat suka dengannya. Dan, jika sukses menjalankan amanah dan tugas secara profesional, kelak masyarakat akan mencari-carinya, merindukannya, sekalipun nantinya tidak memimpin kecamatan Kian Darat lagi. (ronald pical-din pattisahusiwa)