Makassar, Inspirasimakassar.com:

Sekretaris Dewan (Sekwan) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar, Adwi Awan Umar, menilai penting ada penambahan ruangan di gedung dewan. Karena selama ini sering terjadi kekurangan ruangan. Sekalipun demikian, manyan kabag Umum DPRD Makassar ini  mengaku pihaknya tidak terlalu tahu menahu perihal teknis rehabilitasi gedung dewan. Sebab sejauh ini Dinas PU Makassar belum melakukan konsultasi bersama sekretariat.sekwan

“Kita kan cuma dibangunkan. Teknisnya itu ada di PU. Jadi saya tidak tahu jumlahnya berapa. Itu gedung baru. Termasuk penambahan ruangan,” terangnya saat dikonfirmasi, Senin (30/7).

Menurutnya, rehabilitasi gedung DPRD rutin dianggarkan di APBD. Begitupun dengan bangunan lainnya. Tujuannya untuk memperlebar gedung dan menambah ruangan di gedung lantai 2 dan 3 guna kepentingan rapat dan staf.

“Kita juga tidak tahu seperti apa rehabnya nanti, karena Dinas PU yang tahu. Tapi yang di penambahan ruangan itu lantai 2 dan 3, sudah rehabilitasi. Ini masuk kategori penambahan ruangan disambung nanti. Tapi teknisnya di Dinas PU. Kita tidak bisa campuri itu. Anggarannya juga disana,” jelasnya.

Diakui Adwi, biasanya jika ada rapat pada waktu yang bersamaan, maka aktivitas dewan akan terganggu akibat ruangan yang terbatas. “Butuh memang tambahan ruangan. Selama ini staf kami banyak yang menumpang. Banggar juga sempit dan kesusahan jika menggelar rapat. Makanya kami butuh satu lagi. Waktu perluasan komisi kemarin, banyak yang hilang. Termasuk perpustakaan,” ujarnya.

Wakil Direktur Komite Pemantau Legislatir (Kopel) Sulsel Herman, mengatakan rehabilitasi gedung DPRD Makassar wajar-wajar saja dianggarkan. Itu jika gedungnya sudah nampak usang dan banyak yang bocor dan memang perlu perawatan.
Namun, melihat kondisinya saat ini, Kopel menilai rehabilitasi itu akan kembali membuang-buang anggaran.

“Semua alokasi anggaran, termasuk rehabilitasi gedung DPRD, wajar-wajar saja kalau gedungnya tidak layak. Kemarin saja masih layak untuk DPRD Makassar tempati. Kecuali ada penambahan anggota DPRD atau ada tambahan alat kelengkapan, penambahan ruangan memang perlu,” jelasnya.

Kopel menilai, sekretariat DPRD Makassar hanya mementingkan keperluan staf ketimbang anggota dewannya. ”Banyak ruangan mereka tidak tempati. Saat ini lebih banyak staf di sekertariat DPRD dari pada anggota dewannya,” terangnya. (sumber, bkm)

BAGIKAN
Berita sebelumyaSampara Sarif Terima Aspirasi Sejumlah Mahasiswa UIT
Berita berikutnyaDPRD Makassar Beri Kesempatan lagi ke BPR
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here