Makassar, Inspirasimakassar.com:
Adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Program ini, tak terlepas dari 18 revoluasi di bidang pendidikan yang digagas Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto sebagai program unggulan dibidang pendidikan. Program Adiwiyata ini, melibatkan seluruh warga sekolah, mulai dari siswa, guru, kepala sekolah, orang tua siswa , komite sekolah, hingga masyarakat sekitar sekolah. Sekolah Dasar (SD) Unggulan Toddopuli salah satunya.
Sekolah yang dinakhodai oleh Dra.Hj.Harlina Haris, M.Pd dan beralamat di Jalan Jati No. 1 A Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakukkang, Kota Makassar ini, mulai tahun 2019 ini, berbenah dan siap menuju Adiwiyata Mandiri.
Program adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma dalam berperikehidupan. Meliputi kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam, demi pembangunan berkelanjutan.
Menurut Dra.Hj.Harlina Haris, M.Pd, karena berkembangnya ilmu pengetahuan berasal dari sekolah, maka, sekolah memiliki peran sangat potensial. Sekolah dituntut untuk memberikan ide-ide inovatif, termasuk peduli terhadap lingkungan hidup.
“Sekolah wajib memberikan contoh dan tolak ukur bagi terciptanya lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Makanya, seluruh warga sekolah, memiliki kewajiban menciptakan dan menjaga lingkungan sekolah dan sekitarnya bersih dan sehat.
Hj.Harlina Haris mengingatkan, berbudaya lingkungan dan berkarakter, sekaligus menjadi tempat yang ideal bagi anak didik mendapatkan ilmu pengetahuan, termasuk lingkungan. Untuk itu, sekolah yang dipimpin alummi S1 Universitas Negeri Makassar (1990) dan S2 UNM (2011) ini, terus berinovasi dan berkarya demi meraih Adiwiyata Mandiri.
“Untuk meraih Sekolah Adiwiyata Mandiri, maka seluruh jajaran di sekolah SD Unggulan Toddupoli ini giat-giatnya melakukan berbagai kegiatan peduli lingkungan” tutur Hj.Harlina Haris pada saat membawa siswanya outing class di Balai Besar Penyuluhan Pertanian (BBPP) di Batang Kaluku. Gowa dalam rangka memperingati Hari Lahan Basah se dunia pada tanggal 2 Pebruari 2019.
Kepala sekolah SD Inpres Karunrung (2001-2006) dan Kasek SD Mangkura III (2006- 2011) ini mengemukakan, jajaran sekolah yang dipimpinnya juga telah memperingati hari lahan basah, pada 2 Februari 2019. Saat itu, sekolah menggelar outing class sebagai salah satu metode pembelajaran yang dilakukan anak-anak di luar kelas.
Manfaat pembelajaran outing class ini, akan menambah pengetahuan dan kecintaan anak didik terhadap alam sekitar. Mengurangi kejenuhan dalam belajar, meningkatkan kemampuan dalam bercerita, merangsang kreativitas, menambah pengetahuan guru dalam merencanakan strategi pembelajaran dan meningkatkan motivasi belajar.
“ Kami membawa anak-anak ke Balai Besar Pelatihan Pertanian ( BBPP ) Batang Kaluku di Gowa untuk belajar, sehingga mereka tidak jenuh. Outing Class akan menjadi rutinitas sekali setahun,” ujarnya.
Saat di BBPP Batang Kaluku, anak- anak murid dilayani para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dengan baik. Sejumlah mata pelajaran diajarkan. Misalnya, IPA. Dimana, anak-anak langsung diajarkan menanam. Ada pula pelajaran Matematika. Karena dalam penanaman ada jarak tanam. Termasuk bahasa Indonesia, dimana anak-anak langsung mewawancarai para penyuluh, sekaligus ditugasi membuat laporan oleh guru. Bahkan, dibekali dengan draf model laporan untuk diisi.
“Di BBPP Batang Kaluku, anak-anak melakukan penanaman padi dipandu para PPL. Termasuk budidaya jamur. Pokoknya mereka senang. Apalagi, didampingi masing-masing orang tua,” tambahnya.
Sebagai Sekolah Adiwiyata yang peduli lingkungan, SD Inpres Unggulan Toddopuli pada tanggal 05 Maret 2019 juga melaksanakan kegiatan gerakan tumblerisasi. Saat itu, Hj. Harlina Haris mengajak seluruh siswanya dan seluruh warga sekolah untuk membawa tumler ( tempat air ) dari rumah untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai. Harlina Haris menjelaskan sampah plastik harus diperangi bersama. Karena sampah plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai dan dapat meracuni tanah.
Membawa tumbler ke sekolah wajib bagi siswanya untuk membuktikan bahwa siswa SD Inpres Unggulan Toddopuli adalah generasi cinta lingkungan. Diakhir wawancara, Hj.Harlina Haris, kelahiran Makassar 20 Agustus 1962 yang sejak awal bercita-cita menjadi guru itu, berkomitmen untuk fokus pada amanah yang di emban untuk senantiasa berkarya dan terus berinovasi. (din pattisahusiwa)