
Makassar, Inspirasimakassar.com:
Keluarga besar Universitas Cokroaminoto Makassar beserta civitas akademika menyambut Tahun baru hijriah 1 Muharram 1442 H dengan menggelar acara zikir dan doa bersama dipimpin Dr.H Syamsul Bahri Abd Hamid LC,MA., di Masjid Salman Alfarisi Kampus UCM Jalan Perintis kemerdekaan, Kamis (20/08/20).
Dalam acara zikir dan doa bersama yang dihadiri seratusan warga kampus dan jama’ah masjid diwarnai penyerahan sertifikat penghargaan dan pin emas kepada empat pejabat universitas oleh Rektor UCM. Mereka selama ini menunjukkan ketekunan dan kepeloporannya di dalam gerakan perbaikan etika dan moral selama ini di kampus.
Para pejabat yang mendapat penghargaan tersebut adalah Prof. Dr. Ir. H. Baharuddin Mappangaja, M.Sc., (WR 1) sebagai tokoh penyelamat UCM, Dr. H. Syamsul Bahri Abd Hamid, Lc, MA. (Dekan FAI) sebagai tokoh penegak kebenaran UCM, Dr. Ir. Suhartini Dewi Astuti, M.Si. (Dekan Fakultas Pertanian) dan Sennahati S.Sos, M.I.Kom. (Wakil Rektor 4) keduanya sebagai tokoh penggerak kebaikan.
Rektor UCM Prof Dr H. Muh Asdar dalam sambutannya mengatakan, pemberian penghargaan berupa sertifikat dan pin emas bagi pejabat UCM atas kepeloporannya selama ini merupakan bagian dari tekad pimpinan dan seluruh civitas akademika untuk membawa perguruan tinggi ini kepada situasi dan yang lebih baik dari zaman sebelumnya, yaitu meraih masa depan yang cemerlang, berprestasi dan membawa manfaat sebanyak-banyaknya kepada keluarga besar UCM, masyarakat, bangsa, dan negara.
“Sebagaimana makna dan hikmah dari hijrah itu sendiri yaitu beralih dari situasi yang jelek, kurang baik, terkebelakang, menuju ke situasi yang lebih baik, lebih produktif, lebih berprestasi. Terutama di dalam menegakkan kebenaran, kejujuran, dan kebajikan,” ungkap Prof. Asdar yang juga kini menjabat sebagai salah seorang staf ahli Gubernur Sulsel dan pakar koperasi Indonesia dari Unhas.
Menurutnya, pemberian penghargaan itu akan dijadikan tradisi setiap tahun pada saat menyambut tahun baru hijriah.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Sari Prof. Dr. H. Basri Hasanuddin dalam sambutannya mengatakan, tahun baru Islam ini memang harus diberi makna, tidak sekadar memperingati sebagai waktu pergantian tahun, tapi kita harus nenarik makna dan hikmah di dalamnya guna dijadikan kekuatan di dalam membina ummat, mendidik masyarakat, dan di dalam membangun bangsa dan negeri. (H.Jurlan)