
Makassar, Inspirasimakassar.id:
Universitas Islam Makassar (UIM) bersiap memasuki babak baru dalam sejarah kediriannya. Setidaknya, kampus yang dibangun para tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di zamannya itu terus berbenah, sekaligus ber-transformasi dengan peradaban demikian berkembang abad ini.
Sabtu, 28 Juni pagi ini, UIM merayakan peringatan Hari Ulang Tahun, atau Milad ke-59 tahun dengan semarak. Salah satu acara puncak yang paling dinanti adalah sesi berbagai dari tiga profesor yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan dan kemajuan institusi. Kehadiran ketiganya, tidak sekadar menambah acara khidmat, tetapi juga memberikan inspirasi dan pandangan visioner bagi seluruh civitas akademika UIM yang hadir.
Sebenarnya, Milad UIM pada 6 Juni lalu, hanya saja bersamaan dengan pelaksanaan Hari Raya Idul Adha, sehingga bergeser ke, 28 Juni. Meski bergeser, tetapi yang pasti, Milad ke-59 ini merupakan momen penting bagi UIM untuk merefleksikan pencapaian yang telah dicapai selama hampir enam dekade berdiri, sekaligus memproyeksikan langkah-langkah strategi untuk masa depan.
Kampus ini terus berkomitmen untuk mencetak generasi unggul yang tidak hanya cakap secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral dan spiritual yang tinggi.
Ketiga Profesor itu masing masing, Rektor UIM, Prof. Dr. Muammar Bakry, Prof. DR.Ir.Hj.Majda MZ.Agus M.Si (mantan Rektor UIM-yang kini staf khusus kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), serta Prof. Dr.Ir.H.Darmawan,M.P (alumni Fakultas Pertanian Al-Gazali angkatan 1986, yang juga mantan Direktur Politani Negeri Pangkep, dan kini Sekretaris Yayasan Al-Gazali).
Rektor Prof. Dr. Muammar Bakry, M.Ag, mengemukakan, transformasi merupakan bagian dari visi jangka panjang UIM. Yaitu, kampus yang tidak hanya menjadi pusat keunggulan pendidikan yang diakui, melainkan sekaligus memiliki daya saing dan relevansi di kancah global. Tentunya, dengan tetap menjaga nilai-nilai keilmuan sebagai landasan berpijak.
Tentunya, visi ambisius yang dilontarkan Rektor UIM setidaknya untuk masa depan kampus yang lebih berkemajuan. Makanya, ke depan, UIM akan mengalami transformasi menyeluruh, demi menghadapi tantangan global dan mencetak sumber daya unggul yang relevan dengan kebutuhan era moderen.
Apa yang disampaikan Rektor UIM di hari bersejarah tersebut tentunya disambut positif civitas akademika kampus yang pernah dijuluki kampus di tengah sawah tersebut. Alasannya jelas, mengingat dinamika perubahan yang sangat cepat di dunia pendidikan tinggi saat ini, khususnya dengan hadirnya era revolusi industri 4.0 dan Society 5.0.
Dengan demikian, jelas sejumlah alumni yang hadir di Milad kali ini, transformasi yang dikemukakan sang rektor tidak sekadar perubahan ‘kosmetik’ semata, melainkan sebuah restrukturisasi fundamental yang menyentuh berbagai aspek.
“Di antaranya, kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan industri dan pasar kerja saat ini maupun di masa depan. Integrasi teknologi digital dalam setiap proses pembelajaran, peningkatan fasilitas berbasis ‘smart campus’, serta pembudayaan riset dan inovasi yang berdampak nyata,” sebuit alumni tersebut.
Prof.Dr.Ir.Hj.Majda MZ Agus,M.Si mengharapkan, UIM terus menghadirkan lingkungan belajar yang inspiratif, mahasiswanya belajar dengan nyaman. “Setidaknya, kampus UIM diimplementasikan menjadi area kreatif dan kolaboratif. Konsepnya “kampus hijau” dan “kampus pintar”, jelasnya.
Di sisi lain, jelas istri Wakil Gubernur Sulawesi Selatan masa bakti 2008-2018 itu, kampus UIM juga perlu penguatan riset dan terus berinovasi. Termasuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas riset yang relevan dengan isu-isu lokal, nasional, dan global.
Dan tak kalah penting, UIM harus terus mendorong dosen dan mahasiswanya untuk terlibat aktif dalam penelitian, publikasi ilmiah internasional, serta pengembangan inovasi yang dapat dihilirkan dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, bukan saja di Sulawesi Selatan, dan Indonesia timur, melainkan nasional.
Sementara itu, Prof.Dr.Ir.H.Darmawan,MP mendukung upaya Rektor UIM untuk lebih membangun kampus ini lebih berkembang. Profesor Darmawan juga menyoroti kilas balik perjalanan panjang UIM. Mulai dari awal berdirinya hingga transformasi menjadi universitas modern dengan berbagai program studi unggulan.
Wawan—sapaan akrab Profesor keahlian bidang Klimatologi Pertanian yang dikukuhkan bersama tiga Profesor lainnya masing masing Prof.Ir.Muh.Ikbal Iljas,M.Sc,Ph.D (Kepakaran Ilmu Nutrisi dan Makanan Ikan), Prof.Dr.H.Mauli Kasmi,S.Pi,MS (kepakaran manajemen agribisnis perikanan), serta Prof.Dr.Ir.H.NursidiLatif,M.Si (kepakaran manajemen perikanan) di Hotel Claro, Rabu 5 Februari 2025 itu mengakui, kampus yang mendidiknya hingga meraih sukses saat ini menjadi universitas modern dengan berbagai program studi unggulan.
“Jadi perlu diketahui, sebelum menjadi UIM, kampus ini dulunya bernama Universitas NU yang didirikan pada 6 Juni 1966. Kemudian berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) dan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali. Makanya, sejak didirikan hingga saat ini telah berusia 59 tahun,” tutup mantan Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) di masanya tersebut.
Untuk meramaikan Milad kali ini, baik Rektor UIM dan mantan rektor UIM sama sama memberikan hadiah baik umroh, tiket ke Bali, maupun uang dolar dan riyal bagi peserta yang beruntung. Setiap fakultas juga menggelar acara hiburan. Di Fakultas Pertanian dan Pasca juga memilih Ketua Ikatan Alumni, atau IKA.
Pasca Fakultas Pertanian terpilih Abdul Rahman,SP,MP (Direktur Tindakan Karantina Tumbuhan, Badan Karantina Indonesia) sebagai ketua IKA. Sementara di Fakultas Pertanian terpilih Dr. Muhammad Asir,SP,M.Si—alumni STIP Al-Gazali yang kini dosen LP3I. (din pattisahusiwa)