Jakarta, Inspirasimakassar.id:
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) terus memperkuat sinergitas, bukan hanya muzaki, melainkan mustahik. Penguatan ini sebagai upaya memanfaatkan penggunaan dana ZIS secara strategis, guna menciptakan peluang ekonomi. Contoh inovatif yang kini giat giatnya dilakukan adalah Z-Chicken.
Z-Chicken bukan sekadar jaringan kuliner cepat saji biasa, melainkan dirancang untuk mengangkat status ekonomi pengusaha mikro, kecil, dan menengah, atau UMKM. Program ini mengidentifikasi calon pengusaha, terutama dari latar belakang kurang mampu, dan memberi mereka sumber daya dan pelatihan yang diperlukan.
Jika program ini dijalankan dengan baik dan benar, tentunya BAZNAS dinilai sukses mentransformasikan mustahik menjadi muzaki. Apalagi, selama empat tahun terakhir, program ini telah menyasar 980 mustahik keluar dari garis kemiskinan. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan berjalannya program.
Sebanyak 980 mustahik yang telah berpartisipasi dalam program ini kini memperoleh pendapatan yang cukup signifikan, bahkan ada yang mencapai rentang penghasilan bulanan antara Rp6.612.000 hingga Rp21.580.000.
Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, M.A., menegaskan bahwa keberhasilan program Z-Chicken tidak hanya diukur dari jumlah muzaki baru yang lahir, tetapi juga dari dampak positif lainnya, seperti pengentasan mustahik yang telah melewati batas had kifayah dan keluar dari garis kemiskinan.
“Program Z-Chicken merupakan bentuk implementasi zakat yang berkelanjutan. Ini adalah bukti nyata bahwa pemberdayaan ekonomi melalui zakat dapat mengubah hidup banyak orang, terutama mereka yang berasal dari kalangan mustahik, menjadi mandiri dan berdaya,” ujar Saidah dalam keterangan tertulis di Jakarta, baru-baru ini.
Saat ini, terdapat 528 pengusaha ayam krispi yang masih dalam pendampingan aktif, sementara 1.213 lainnya telah mencapai kemandirian. Para pengusaha ini tersebar di 65 kabupaten/kota di 11 provinsi di Indonesia. Setiap mustahik yang terlibat dalam usaha Z-Chicken dapat memperoleh pendapatan bulanan sebesar Rp3.000.000.
“Tim pendamping Z-Chicken telah melakukan pendampingan intensif berupa pelatihan cara menggoreng ayam, promosi, dan pencatatan usaha. BAZNAS akan terus memantau perkembangan usaha mustahik yang dibina melalui monitoring secara terstruktur,” jelas Saidah.
Ia menambahkan bahwa tujuan utama program ini adalah memberikan manfaat dalam skala besar, terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari. Program ini telah berhasil mengentaskan sejumlah mustahik, dengan pencapaian sejak tahun 2020 sebanyak 1 muzaki, tahun 2022 sebanyak 64 muzaki, tahun 2023 sebanyak 8 muzaki, dan tahun 2024 sebanyak 12 muzaki. Diharapkan angka ini terus meningkat di tahun-tahun mendatang.
“Kita tunjukkan bahwa program ini adalah bukti keberhasilan pendampingan usaha yang dilakukan BAZNAS secara konsisten. Kami selalu memastikan bahwa setiap bahan memiliki kualitas yang sama di seluruh outlet,” ujar Saidah.
“Kami akan terus berkomitmen untuk menciptakan lebih banyak mustahik yang beralih menjadi muzaki, sehingga terjadi peningkatan signifikan dalam perekonomian umat,” tambahnya.
Hingga kini, outlet Z-Chicken telah tersebar di berbagai wilayah Indonesia, di antaranya Jawa Barat dengan 484 outlet, Jawa Timur 262 outlet, Jawa Tengah 248 outlet, Jakarta 136 outlet, Banten 131 outlet, DI Yogyakarta 109 outlet, Sulawesi Selatan 100 outlet, Sumatra Selatan 85 outlet, Riau 80 outlet, serta wilayah lainnya sebanyak 67 outlet.
Sebagai upaya berkelanjutan dalam pemberdayaan ekonomi mustahik di sektor kuliner, BAZNAS berkomitmen untuk terus mengembangkan program Z-Chicken. Dengan total 1.741 outlet dan 40 stockpoint yang telah berdiri, BAZNAS berharap jumlah ini terus bertambah guna mendukung usaha mustahik. Program ini menjadi langkah strategis dalam pengentasan kemiskinan serta peningkatan ekonomi di kawasan perkotaan. (Daffa Yazid Fadhlan/Nov)