Kepala PLN Ranting Selayar, Bustamin didampingi Supervisior Teknik, Muhammad Hami

Kepulauan Selayar, Insirasimakassar.com :

Untuk menghindari pemadaman yang sewaktu-waktu bisa terjadi sebagai akibat banyaknya pohon yang mengganggu jaringan kabel disejumlah titik tanpa adanya unsur kesengajaan, Pimpinan PLN Ranting Selayar, Bustamin meminta Pemerintah Daerah (Pemda) Kepulauan Selayar untuk memberikan imbauan kepada masyarakat guna memangkas atau menebang pohon kelapa dan pohon lainnya yang dianggap dapat mengganggu jaringan kabel.

Jika solusi ini sudah bisa diatasi maka persoalan pemadaman sangat kecil kemungkinannya terkecuali penyebabnya karena faktor alam seperti angin kencang atau akibat cuaca ekstrim utamanya dimusim barat.

Selain itu, tatkala pentingnya pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KH Hayyung agar dalam mengantisipasi munculnya pemadaman yang secara mendadak kiranya dapat menyediakan mesin genset standar yang dapat digunakan saat terjadi pemadaman. Seperti pada kejadian kemarin ditiga titik yaitu di Lambang Sappadang Desa Balang Butung, Barat Onto dan Topa dekat Pesantren Babussalam Matalalang.

“Ini memang sebuah musibah yang tidak bisa dihindari karena pohon besar yang tumbang dan mengakibatkan jaringan terganggu. Terpaksa anggota harus diturunkan untuk kerja ekstra. Dan dalam hitungan jam baru bisa diatasi.” ujarnya.
 

Program PLN Ranting Selayar kata Bustamin, adalah menerangi desa pelosok dan pulau terpencil. Untuk tahun 2019 ini PLN Jampea kembali memberikan penerangan di 2 desa dalam wilayah Kecamatan Pasi’masunggu. Kedua desa itu adalah Desa Massungke dan Desa Bontosaile.

Sedangkan Desa Labuang Pamajang sudah jauh sebeljmnya sudah terpasang. Sehingga bagi desa yang ada di Pulau Jampea dan belum memiliki jaringan agar dapat berkonsultasi dengan PLN Rayon Jampea Benteng untuk melakukan pemasangan jaringan. Termasuk wilayah Kecamatan Pasi’masunggu Timur. Karena terkadang ketika pihak PLN melakukan pemangkasan atau penebangan pohon terkadang ada warga yang merasa keberatan dan mendatangi Kantor PLN marah-madah.

Olehnya itu dibutuhkan peran pemerintah desa dan kecamatan untuk dapat menfasilitasi sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dilapangan.” kilah Bustamin.

Untuk wilayah Kecamatan Pasi’lambena di Pulau Kalo Toa yang merupakan kecamatan terluar dan berbatasan langsung dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dibagian selatan serta Sulawesi Tenggara dibagian utara dan timur lanjutnya, PLN juga sementara menarik jaringan kabel dari tiang ke tiang dan diharapkan dalam tahun 2019 ini juga mesinnya sudah bisa didistribusikan ke Pasi’lambena.

PLN hanya butuh motivasi dan support dari pemerintah setempat serta memberikan solusi terkait pohon kelapa milik warga untuk dipangkas dan atau ditebang. Jika hal ini sudah bisa dikomunikasikan dengan baik maka pihak PLN Ranting Selayar sudah dapat melakukan pemangkasan tanpa dihantui rasa takut dan was was. Sebab kadang pemilik pohon datang memprotes dan meminta ganti rugi.” tandasnya.

Camat Pasi’masunggu Timur, Awil Taiyeb yang dikontak via selulernya sore tadi, Sabtu (24/05/19) mengemukakan,” Sejak awal kepemimpinan saya sebagai Camat telah disampaikan kepada pihak PLN karena tiangnya sudah terpasang dan sudah hampir pasti jaringan kabel akan melewati titik-titik itu maka diharapkan untuk memberi tanda silang merah guna memudahkan bagi pemiliknya mengetahui jika pohon itu akan ditebang sebab dianggap akan mengganggu jaringan kabel listrik yang tak lama lagi akan dipasang. Baik dari Benteng melalui Mangattik, Kampung Tangnga, Marege, Pakangkang, Kampung Bau, Erelompa, Parumaang, Parang hingga ke Ujung melalui jalur selatan. Demikian juga dari Benteng, Dodak, Binanga Nipa, Lembongan, Balla Bulo ke Ujung sebagai ibukota Kecamatan Pasi’masunggu Timur melalui lingkar utara.
       Namun menurut saya, itu PLN sepertinya tidak serius. Padahal jika pemberian tanda silang sudah dilakukan akan lebih mempermudah mengidentifikasi akan pemilik pohon itu untuk kemudian diundang mengikuti rapat konsultasi di kecamatan guna penyelesaian masalahnya.

“Namun menurut saya, itu PLN sepertinya tidak serius. Padahal jika pemberian tanda silang sudah dilakukan akan lebih mempermudah mengidentifikasi akan pemilik pohon itu untuk kemudian diundang mengikuti rapat konsultasi di kecamatan guna penyelesaian masalahnya.” beber Awil sore tadi. (M. Daeng Siudjung Nyulle)

BAGIKAN
Berita sebelumyaAlumni STIP Al-Gazali Makassar, Kadis Perkebunan Sulbar
Berita berikutnya8 Siswa SMAN 2 Selayar Tidak Lulus
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here