
Kepulauan Selayar,Inspirasimakassar,i
Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Benteng Selayar, Muhammad Irfan Jayadinata, S.Si.T, MH, M.Mar.E dan Kepala UPP Kelas III Benteng Jampea, Nasir Radjab telah banyak mendapatkan sorotan dan keluhan dari warga, khususnya pengguna jasa pelabuhan dan nakhoda kapal lantaran sering kali meninggalkan tempat tugas dengan alasan yang tak jelas keluar daerah. Fenomena ini tak akan pernah berakhir jika tidak ada ketegasan dan kepiawaian dari atasannya.
“Banyak pihak yang memberikan penilaian yang sangat berlebihan tanpa melihat sisi kelemahan dan kebobrokan kedua pejabat ini. Sebab mereka menilai hanya melihat sepintas dari yang disaksikan secara dekat tanpa menelusuri permasalahan yang muncul dan menjadi sorotan ditengah-tengah masyarakat. Untuk pimpinan penyelenggara pelabuhan di Benteng Jampea, sekalipun ada keluhan dari calon penumpan dan pemilik kapal utamanya kapal-kapal tradisional tidak terlalu kentara. Sebab ada pelimpahan kewenangan dan kepercayaan dari Kepala UPP Kelas III Benteng Jampea, Nasir Radjab kepada bawahannya.” ujar sumber yang layak dipercaya.
Beda yang terjadi di Kantor UPP Kelas III Rauf Rahman Benteng ibukota kabupaten yang dikendalikan oleh Muhammad Irfan Jayadinata. Tak bisa dipungkiri memang bahwa sejak kepemimpinan Irfan Jayadinata di Kantor UPP Klas III Rauf Rahman Benteng oleh sebagian orang menilai telah banyak membawa perubahan yang signifikan. Sejak mulai bertugas sebagai Kepala UPP pada tahun 2021, ia langsung mencanangkan langkah-langkah strategis pelayanan publik. Itu salah satunya.
Kemudian meningkatkan standar pelayanan, modernisasi fasilitas pelabuhan serta perbaikan sistem kerja dan disiplin internal. Namun dibalik kedisiplinan yang dia ajarkan kepada bawahannya ternyata untuk dirinya sendiri jauh panggan dari api. Betapa tidak, ia jarang ada ditempat tugas di Benteng Selayar. Bahkan setiap kali ada persoalan dan permasalahan diarea pelabuhan, ketika hendak ditemui oleh wartawan media ini selalu saja tak kelihatan batang hidungnya. Bahkan setiap kali ditanyakan keberadaannya, nampak sekali terlukis diwajah-wajah bawahannya selalu memberikan jawaban yang bermuara pada sebuah kebohongan. Dengan alasan lagi ada rapatnya diluar daerah dan bermacam-macam alasan yang tidak akan pernah diterima dengan akal sehat.
Untuk Kepala UPP Kelas III Benteng Jampea dipercayakan kepada Indar. Hampir semua Kepala UPP yang ditempatkan di Selayar cuma berada ditempat ketika saat dilantik dan setelah itu pulang ke kampung halamannyanya dan akan muncul lagi setelah serahterima jabatan. Begitulah secara terus menerus hingga saat ini. Dan yang ditau sebagai Pimpinan di Jampea itu adalah Indar bukan Nasir Radjab ataupun Arman pendahulunya. Soal permasalahan yang ada dipelabuhan dengan langkah dan kebijakan yang dilakukan oleh Indar tak menuai masalah.
Yang menjadi permasalahan utama di Selayar adalah ketika kapal tradisional yang mengangkut penumpan yang diwajibkan naik di Pelabuhan Rakyat Padang Desa Bontosunggu tetapi jika dari pulau misalkan Jampea itu penumpannya diisinkan turun di Pelabuhan Rauf Rahman Benteng. Dan keluhan serta sorotan ini sudah berulang kali diungkapkan baik melalui forum dirapat-rapat maupun dalam kunjungan kerja pengambil kebijakan. Baik yang dari pusat maupun yang datang dari daerah.
Jika kita bicara pada persoalan regulasi sambung Sukran Yusuf, memang ada beberapa kriteria atau syarat yang harus dimiliki untuk menjadi sebuah kapal penumpan. Dan keluhan ini sudah pernah kami sampaikan kepada anggota DPR RI dari Partai Golongan Karya, Hamzah B Kadi saat berkunjung ke Pulau Jampea. Bahwa untuk penumpan kapal tradisional di Kepulauan Selayar Sulsel perlu dilakukan pengkajian ulang. Tidak dengan mempertimbangkan dari aspek regulasinya saja akan tetapi juga dari aspek histori dan ekonominya.
Sebab kapal-kapal tradisional yang digunakan untuk memuat penumpan sudah jauh dan lebih besar tiga atau bahkan empat kali lipat dari kapal tradisional yang digunakan jauh sebelum adanya kapal Pelni dan kapal ferry yang melakukan pelayaran antar pulau didaerah ini. Dan secara historinya, nanti setelah KMF Lestari Maju yang melayani rute Bira (Bulukumba) – Pamatata (Selayar) dan sebaliknya tenggelam dan memakan korban jiwa lebih 30 penumpan yang dinyatakan meninggal dunia barulah dilakukan upaya penertiban.
Dan justru saat ini termasuk diera kepemimpinan Muhammad Irfan Jayadinata sebagai Kepala UPP Kelas III Rauf Rahman Benteng malah terjadi kejanggalan yang membuat para penumpan resah dan tak respek dengan kebijakannya. Karena kalau memang tak dibolehkan untuk memuat penumpan di Pelabuhan Laut Rauf Rahman Benteng bagi yang akan ke pulau kenapa dibiarkan memuat penumpan di Padang. Dan mereka pura-pura tidak tau bahkan terkesan tutup mata. Kenapa tidak di Benteng saja dan dibuatkan regulasi yang jelas.” kesal Sukran Yusuf.
Dan saya sangat yakin bahwa pimpinan tau ada pemuatan penumpan di Padang. Termasuk kendaraan roda dua berupa sepeda motor. Yang justru lebih membahayakan keselamatan penumpan karena harus diseberangkan dengan sampan-sampan kecil. Karena itu, saatnya untuk dilakukan kajian ulang. Sebab dari aspek histori dan ekonominya sudah sangat mendukung. Untuk persoalan teknis dan yang lainnya misalkan harus memiliki kelengkapan fasilitas pendukung yang mesti dipunyai sebuah kapal.
Namun menurut saya, kata mantan anggota DPRD Selayar ini, secara historinya belum pernah mendengar apalagi menyaksikan sebuah kapal penumpan yang tenggelam diantara Pulau Selayar dan Pulau Jampea. Padahal saat ini usia saya sudah 62 tahun. Pemerintah Daerah juga yaitu Bupati Kepulauan Selayar harus ikut ambil bagian dalam mencarikan solusi dan jalan keluar yang tidak memberatkan bagi pemilik kapal dan keselamatan penumpan.
Kepala UPP Kelas III Benteng Selayar, Muhammad Irfan Jayadinata yang hendak dikonfirmasi tadi pagi, Sabtu 17 Mei ternyata sudah pindah tugas. “Saya sudah pindah tugas. Saya selalu berada diluar daerah karena sedang melakukan koordinasi tentang perkembangan pelabuhan ke Pemerintah Pusat.” kilahnya.
Tampikan serupa juga dilontarkan Kepala UPP Kelas III Benteng Jampea saat dikonfirmasi via WhatsAppnya secara terpisah. “Saya akan cari tau kebenaran dari info itu. Dan akan kami hubungi kembali.” kata Nasir Radjab singkat. (M. Daeng Siudjung Nyulle)