Site icon Inspirasi Makassar

Pasca Bersikap, Elektabilitas Prof Akbar Turun Drastis

 KEPULAUAN SELAYAR, Inspirasimakassar.com:

Sebelumnya masyarakat Kepulauan Selayar telah menaruh harapan besar kepada Prof Dr Drs H Akbar Silo, MS dan Daeng Marowa, B.Eng, M.Eng sebagai putra terbaik Selayar untuk melakukan gerakan perubahan menuju “Selayar Baru 2024.”

Hingga 9 September 2020 sikap yang diambilnya masih mendapat tanggapan positif dan bahkan Prof Akbar dinilai sangat dewasa dalam mengambil sebuah keputusan. Iapun secara tegas telah menyatakan sikap untuk netral di Pilkada Selayar 2020. Suasana harupun menyelimuti para simpatisan, pendukung dan tim PasMo Daeng saat dilakukan pembubaran tim sukses dan tim pemenangan.

Malah ada yang sempat menangis dan mencucurkan air mata akibat PasMo Daeng gagal mengikuti kontestasi percaturan politik kala itu. Prof Akbar yang didampingi Daeng Marowa sempat berpesan kepada segenap pendukung, simpatisan dan timnya untuk tetap menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani pada 9 Desember 2020 di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Herannya, hanya karena dalam hitungan hari dengan sangat tiba-tiba Prof Akbar Silo berubah sikap meskipun perubahan itu dianggap sebagai sikap pribadi seorang Akbar Silo. Lebih ironisnya lagi karena pernyataan sikap itu diketahui oleh para mantan simpatisannya, bekas pendukungnya dan mantan timnya yang masih menjadi pendukung militan dan fanatik setelah terbit disebuah media online terbitan 5 Nopember 2020.

Dalam perubahan sikapnya itu menegaskan telah mendukung pasangan Basli Ali – Saiful Arif (BAS) dengan nomor urut dua (2) yang diusung oleh Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI.P).

Meskipun sikap ini harus dihormati akan tetapi masyarakat Selayar pada umumnya sudah kehilangan kepercayaan dan dianggapnya seorang Akbar Silo tidak konsisten.” ujar salah seorang bekas tim PasMo Daeng kemarin. 

           Penilaian yang sama juga dilontarkan oleh Dr Ir H A Masyahoro Paello,,MS seorang akademisi dan guru besar dari Universitas Tadulako Palu Sulawesi Tengah via selulernya tadi siang. “Dari awal saya berharap bahwa PasMo Daeng tetap pada prinsip dan sikapnya untuk netral di Pilkada 2020. Sebab saya menilai bukan sikap seorang profesor jika melebur diri pada salah satu pasangan calon.

“Profesor menurut kacamata saya, sama statusnya dengan seorang kiyai haji. Ia mesti menjadi tokoh panutan dan suritauladan untuk dicontoh. Kalaupun beliau mendukung salah satu pasangan calon mestinya hanya Allah SWT yang tau termasuk dirinya,” imbuh dia, pada Sabtu, 7 November 2020.

  Secara psikologi beban yang ada dipundak seorang akademisi diharapkan dapat menyejukkan hati rakyat dengan memperlihatkan sikap netralitas meskipun gagal ikut berkompetisi di Pilkada Selayar tahun ini. Dan itu, sangatlah wajar dalam pandangan kacamata politik.

Terus terang dari awal rencana akan dipaketkannya dengan Dr H Zainuddin, SH MH yang kini telah resmi berpasangan dengan Aji Sumarno, S.STP, MM ada perasaan ragu dalam benak saya akan prinsip yang dimiliki oleh Prof Akbar Silo. 

Sebagai seorang akademisi katanya, saya sudah bisa membaca akan kemampuannya sebagai guru besar. Mungkin orang lain merasa kaku untuk menilainya namun bagi diri saya sebagai sesama akademisi sudah bisa menjiwai.

Apalagi dengan pengalaman yang sudah 31 tahun, sudah cukup menjadi modal untuk menilai seseorang. Sikap terbuka yang diperlihatkan kepada publik jika dirinya lebih condong ke Basli Ali – Saiful Arif sudah mulai terlihat saat membuat pernyataan dimedia jika Basli Ali akan membantu kegiatan PasMo Membangun dengan menyediakan dana pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) didalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Selayar tahun 2021 senilai Rp 1 miliar.” pungkas Masyahoro. 

            Dengan sikap terburu-buru yang mendukung salah satu pasangan calon akan menurunkan elektabilitas Prof Akbar untuk maju bertarung di Pilkada serentak 2024. Dan dengan mengundurkan dirinya sebagai guru besar di Universitas Cendrawasih (Uncen) Papua itu bukan cuma semata-mata untuk membangun Selayar. Kalau memang tujuan utamanya untuk melakukan gerakan perubahan di Selayar mestinya tidak bergeser dari sikap netralnya di Pilkada 9 Desember nanti.” kata Masyahoro menyesalkan pernyataan sikap tidak konsistennya itu. ( M. Daeng Siudjung Nyulle)

Exit mobile version