
Ya ayyatuhan nafsul muthmainnah. Irji’i ila rabbiki radiyatam mardiyyah. Fadkhuli fi ibadi. Wadkhuli jannati–“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Lalu, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku!” (QS. Al-Fajr: 27-30).
Ayat di atas menyoroti pemahaman bahwa, kematian bukanlah akhir, melainkan sekadar jeda sebelum perhitungan dan pahala terakhir. Kematian dipandang sebagai transisi, jembatan yang menghubungkan kehidupan duniawi dengan kehidupan akhirat yang kekal. Memahami perspektif Islam tentang kematian adalah apresiasi yang lebih dalam terhadap sifat sementara dari keberadaan manusia.
Berita duka itu pertama kali saya baca di FB yang dihare adik ipar saya, Sopamena Patty. “Innalillahiwaina illahirajiun..Telah berpulang ke Rahatullah bapak kita/orang tua kita, Bapak H.Tasim Tuasikal,S.Ag (Mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Maluku Tengah), Kamis, 23 Mei 2025 di Rumah Sakit Wahiddin Sudirohusodo, Makassar. Malam ini, tepat pukul 22.20 Wita, saya pun membuka leptop Asus merah yang sudah termakan usia, kemudian memulai menarasikan obiaturi ini sambil sesekali menonton TV merk samsung. Meski belum teratur, namun saya menepati janji.
Meski saya tidak begitu mengenal almarhum, namun sebagai Koordinator Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Sulawesi Selatan, menjadi kewajiban saya untuk melihat langsung almarhum. Makanya, dari gedung Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar di Jalan Teduh Bersinar Nomor 5 Makassar tempat sehari hari bekerja disamping kerja lainnya, saya lansgung tancap gas menggunakan Honda PCX DD 3393 menuju Rumah Sakit Wahiddin Sudirohusodo, samping kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) di Jalan Perintis Kemerdekaan.
Di rumah sakit regional itu, baru terlihat beberapa keluarga almarhum. Disamping jenazah terlihat istri almarhum, dan keluarga lainnya. Terlihat pula, salah seorang staff bagian haji Kementerian Agama Maluku Tengah, Uni Tawainella.
Dari kamar tempat almarhum menghembuskan nafas terakhir, saya dan beberapa keluarga almarhum mengangkatnya dari janjang ke peti jenazah. Setelah itu, kami mendorong menuju kamar jenazah. Dari kamar jenazah beberapa orang terlihat menahan tangis kesedihan, atas meninggalnya seorang tokoh yang disegani dan dijunjung tinggi.
Di kamar jenazah itu, saya tidak mencoba menggali secara spesifik seputar penyebab kepergian almarhum. Makanya, rincian seputar penyebab kematian alumni S1, Penerangan & Penyiaran Agama Islam, IAIN Allauddin Makassar tahun 1995 tersebut terbatas. Kabarnya, almarhum mulai marasakan sakit ketika kembali bertugas di haji tahun 2022. Meski demikian, sekadar diketahui sebenarnya, tinggal delapan kali pengobatan. Tetapi tuhan berkehendak lain.
Setelah beberapa jam di kamar jenazah, keluarga kemudian membawa ke rumah duka di Sudiang Kav 05 No 10 Makassar. Menurut rencana, tepat pukul 02.00 Wita, jenazah kemudian dibawah ke Bandara Internasional Hasanauddin, untuk kemudian diterbangkan ke Ambon menggunakan Lion Air, pukul 06.00 Wita, Jumat, 23 Mei 2025.
Jenazah tiba di Laha Ambon tepat pukul 08.45 WIT. Dari Laha, selanjutnya jenazah akan di berangkatkan ke kampung halaman almarhum di Ory, Kecamatan Pulau Haruku. Jenazah akan tiba sekitaran pukul 10.30 WIT.
Sebagai perhormatan, sesuai arahan dan petunjuk pimpinan (Kabag TU Kanwil), diharapkan kepada seluruh Keluarga Besar Kementerian Agama Kabupaten Maluku Tengah, agar Jumat besok akan dilaksanakan upacara pelepasan jenazah secara kedinasan, yang akan dipimpin langsung oleh Kakanwil Agama Provinsi Maluku, dan kepala seluruh ASN dan Non ASN yang akan hadir dan melayat diwajibkan mengenakan pakain dinas Hitam Putih (dinas hari senin).
Mengapa? Ya, karena, ajaran Islam menekankan pentingnya memperlakukan orang yang meninggal dengan bermartabat dan hormat, dari saat kematian hingga pemakaman. Di sisi lain, Islam memberikan pedoman khusus untuk menghormati orang yang meninggal dan mendukung orang yang ditinggalkan. Inilah saatnya bagi keluarga, rekan kerja, dan masyarakat sekitar untuk berkumpul, menyampaikan belasungkawa.
Kepergian H.Tasim Tuasikal,S.Ag menghadap Ilahi, tentunya mengundang duka mendalam, bukan saja dari keluarga kecil almarhum, melainkan keluarga besar Kandepag se Maluku. Betapa tidak, kehilangan seorang tokoh tidak hanya berarti kehilangan seorang individu seperti H.Taslim Tuasikal semata, tetapi juga sering kali berarti kehilangan pengetahuan, bimbingan, dan pengaruh positif. Apalagi, selain menjadi Kakandepag Maluku Tengah, juga pernah menjabat Kakandepag di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) selama dua tahun. Dan, kini diberi amanah di Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku.
Kehadirannya di Kandepag di Maluku Tengah menggantikan Hanafi Rumah Tiga yang dimutasi sebagai Kakandepag Kepulauan Aru. Sewaktu lepas sambut di Aula Ikhlas Beramal Kemenag di kabupaten beribukota Masohi pada Kamis, 18 November 2021, almarhum pernah meminta dukungan jajarannya agar bisa melanjutkan program-program terbaik yang pernah dicetuskan rekannya, Hanafi Rumah Tiga.
Makanya, saat memimpin Kandepag Maluku Tengah, pembina Tingkat I (IV B) itu memainkan peran penting dalam membina kerukunan antarumat beragama, memfasilitasi layanan keagamaan, dan memastikan bahwa, kesejahteraan beragama masyarakat terjaga dengan baik.
Itu lantaran, sebagai Kandepag di daerah mana pun, wajib bertindak sebagai jembatan antara pemerintah dan berbagai komunitas agama. Malah, lembaga ini bertanggung jawab untuk mengelola dan mengawasi sederet kegiatan. Di antaranya, mengawasi kualitas pendidikan agama di sekolah dan lembaga lain, dan mempromosikan pemahaman tentang berbagai agama. Membangun jembatan antara berbagai komunitas agama, memupuk rasa saling menghormati dan pengertian, serta berupaya menuju hidup berdampingan secara damai.
Selama menjabat sebagai Kakandepag, H.Taslim diakui secara luas. Seperti dituturkan Uni Tawainella, “Almarhum bekerja tanpa lelah. Orangnya luwes. Beliau selalu mempromosikan kerukunan antarumat beragama, meningkatkan pendidikan agama, dan memastikan kelancaran fungsi urusan keagamaan di kabupaten tertua di provinsi para raja tersebut,” jelas Uni Tawainella.
Sepanjang karirnya, almarhum yang baru akan pensiun, 1 Agustus 2027 ini dikenal karena komitmennya untuk membina pemahaman dan kerja sama antara berbagai kelompok agama. Dedikasinya kepada masyarakat dan komitmennya untuk membina kerukunan umat beragama tidak diragukan lagi, sehingga selalu dikenang. Upayanya berperan penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kabupaten yang dikenal dengan populasi beragam dan warisan budaya yang kaya.
Dedikasi suami dari Rosna Latuconsina itu mencakup pengelolaan urusan keagamaan yang efisien dan transparan. Malah, menyederhanakan proses administrasi, memastikan bahwa layanan keagamaan mudah diakses dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Kepemimpinannya ketika itu, melampaui tugas formal. Makanya, jajaran kantor kemenag Maluku Tengah memandang, almarhum sebagai pemimpin andal. Mentor, dan penasihat tepercaya. Pengabdian dan komitmen Almarhum tidak diragukan lagi. Beliau menginspirasi. Itu terlihat saat masyarakat menyampaikan belasungkawa kepada keluarga.
Sebelum mengakhiri Obituari ini, setidaknya Nabi Muhammad (saw) bersabda, “Ketika seseorang meninggal, amal baiknya terputus kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang akan mendoakannya.” Ini menyoroti nilai abadi dari warisan positif. Selamat jalan Bapak H.Taslim Tuasikal, dan keluarga yang ditinggalkan tetap tabah. (Din Pattisahusiwa–Koordinator Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Sulawesi Selatan–kompleks taman rianvina blok TR 3 nomor 10 minasaupa makassar, pukul 22.20 wita, Kamis, 22 Mei 2025)