Makassar, Inspirasimakassar.com:
Insentif kepada guru mengaji sebagai bentuk kepedulian terhadap kehidupan keagaamaan. Jumlah guru mengaji yang mendapatkan uang insentif pun ditentukan oleh pemerintah pusat. Nantinya pemerintah daerah yang menentukan kriteria guru mengaji berhak mendapatkan dana insentif. Pembagian dana insentif di setiap daerah tidak merata jumlahnya.
Untuk itu, Pemerintah Kota Makassar, tahun 2019 ini mengalokasikan anggaran insentif bagi Guru Mengaji sebesar Rp3,5 Milyar untuk 3500 guru mengaji se kota Makassar. Anggaran ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp2,5 Milyar untuk 2500 Guru Mengaji.
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Makassar, Mudzakkir Ali Djamil yang getol memperjuangkan anggaran insentif Guru Mengaji, imam rawatib dan pemandi jenazah mewanti-wanti pemerintah khususnya Bagian Kesra dan Camat serta Lurah agar betul-betuk melakukan pendataan penerima insentif guru mengaji, karena seperti tahun-tahun sebelumnya ditemukan adanya penerima insentif ternyata bukan guru mengaji.
“Alhamdulillah tahun 2019 ini, pemerintah Kota Makassar mengalokasikan anggaran Insentif Guru Mengaji sebesar 3,5 Milyar untuk 3500 guru mengaji. Ini salah satu yang saya perjuangkan saat pembahasan di Badan Anggaran lalu. Anggaran ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya dianggarkan 2,5 Milyar untuk 2500 Guru mengaji. Anggaran ini sebenarnya belum memenuhi seluruh guru mengaji di Makassar yang jumlahnya diatas 10 ribu. Saya berharap secara bertahap, seluruh guru mengaji di Kota Makassar bisa menerima insentif Guru mengaji, insyaAllah,” tutur Mudzakkir Ali Djamil yang juga Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Makassar, Sabtu, 23 Maret 2019.
Hanya saja, ada temuan dari teman-teman di BKPRMI yaitu adanya penerima insentif yang bukan guru mengaji alias guru mengaji siluman. Ini terjadi hampir setiap tahun. Ada penerima insentif guru mengaji dari staf kelurahan atau keluarga lurah yang nyata-nyata bukan guru mengaji. Akhirnya banyak guru mengaji tidak mendapatkan insentif tersebut. Cobalah kita bersimpati terhadap guru mengaji, mereka sepanjang hari secara ikhlas meluangkan waktu dan ilmunya untuk ajarkan anak-anak kita mengaji. Mereka tidak mengejar adanya insentif, tapi itu wujud perhatian dari pemerintah akan kontribusi mereka membangun generasi kita. (sn)