
Gowa, Inspirasimakassar.id:
Karunia terbesar yang Allah SWT titipkan kepada sepasang suami istri adalah anak. Dalam Islam, peristiwa suci ini tidak hanya disambut dengan kegembiraan emosional belaka, tetapi juga terangkai dalam tuntunan syariat yang bertujuan mengabadikan rasa syukur melalui ibadah. Aqiqah namanya.
Aqiqah adalah manifestasi nyata, dari rasa terima kasih atas amanah ‘qurota a’yun’ (penyejuk mata). Namun seringkali istilah Aqiqah disamakan dengan Tasyakuran Aqiqah.
Dalam pandangan Islam, Aqiqah, atau Tasyakuran Aqiqah memiliki kaitan erat. Hanya saja, penekanannya berbeda—Aqiqah adalah inti ibadah qurban, sedangkan Tasyakuran adalah ekspresi sosial dan spiritual dari ibadah.
Aqiqah Muhammad Khafif Alfawwaz misalnya. Putera pertama pasangan Muhammad Sugiarto,S.S.Pd (guru PAI di SMPN 5 Palangga), dan Khayyirah,S.Pd (guru PAI SDN Biringbalang) ini menggelar Aqiqah, di kediaman mertua H. Paharuddin, S.Pd. Dg Jalling (Kepala SDN Biringbalang) dan Hj. St Rosdiana, S.Pd Dg. Caya (Purnabakti Guru) di Cambaya, Desa Julukanaya, Kecamatan Palangga, Kabupaten Gowa, Selasa, 4 November 2025.
Rekan rekan guru pasangan Muhammad Sugiarto,S.S.Pd (alumni Universitas Muhammadiyah Makassar), dan Khayyirah,S.Pd pun baik dari SMPN 5 Palanggga, maupun dari SDN Biringbalang berdatangan, seraya menyampaikan doa, dan mencicipi hidangan yang disediakan.
Di antara undangan, hadir pula rekan rekan dari orang tua Muhammad Sugiarto,S.S.Pd, Sudirman N yang bekerja di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar, masing masing Kepala Bagian I, II,III, dan IV (Darmawaty, Nabil Salim, Badal Awan, dan Fitriani Ramly). Termasuk staf pelaksana masing masing H.Syaharuddin, H.Arifuddin, Dian Pertiwi, Fifi Ragani, Mawaddah Warahmah, Rijal Syahruddin, Rasyid P, Ahmad Kamsir, Muh.Irfan, dan Syarifuddin Pattisahusiwa.
Di sela sela Aqiqah, majelis doa dari jamaah masjid Cambaya terlihat berzikir dan membacakan shalawat Marhaban atau Barzanji, diselingin doa untuk keselamatan dan keberkahan baik bagi si buah hati yang lahir di RS Paramount, Makassar, tepat pukul 05.25 dini hari, Rabu, 29 Oktober 2025, maupun kesempatan emas bagi orang tua mendapatkan limpahan doa dari para ulama dan jamaah yang hadir.
H.Arifuddin staff BAZNAS Makassar yang juga Imam Bungaejaya-Tallo, dimintai komentarnya mengakui, para ulama sepakat bahwa hukum menjalankan Aqiqah adalah Sunnah Muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi orang tua yang mampu. Ibadah ini pertama kali dilakukan Rasulullah SAW bagi cucu beliau, Hasan dan Husain.
Aqiqah juga yaitu mengumumkan kelahiran anak sebagai bentuk pengakuan nikmat dari Allah. Ini sesuai dengan firman Allah dalam QS Ad-Dhuha ayat 11: “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).”
Bagi H.Arifuddin, pelaksanaan Aqiqah dan Tasyakuran pada anak pertama membawa makna spiritual yang begitu mendalam. Ia kemudian merujuk pada hadis Rasulullah SAW, “Setiap anak tergadai dengan Aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama.” (HR Tirmidzi).
Tasyakuran juga, demikian H.arifuddin, merupakan momen pendidikan Tauhid pertama bagi keluarga dan masyarakat bahwa anak ini adalah murni karunia Allah. Melalui doa-doa yang dipanjatkan, anak tersebut diserahkan kembali kepada penjagaan Ilahi.
Sebelum mengakhiri pernyataannya, H.Arifuddin mengakui, tasyakuran Aqiqah anak pertama adalah perpaduan harmonis antara syariat (ketentuan hukum) dan syukur (ekspresi terima kasih).
“Aqiqah ini adalah momen bersejarah, di mana orang tua secara resmi menyatakan komitmen mereka untuk mendidik anak-anak di atas syariat Islam, dimulai dengan ibadah Sunnah Muakkadah,” ujartutup staff amil Bidang II Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Makassar ini seraya menambahkan, Muhammad Sugiarto,S.S.Pd adalah anak ke dua dari enam bersaudara pasangan yakni Suhriani dan Sudirman N. (din pattisahusiwa)




