Site icon Inspirasi Makassar

MERAIH KEPERCAYAAN MUZAKKI, BAZNAS HARUS GENCAR PUBLIKASIKAN PROGRAM SECARA MASIF

Makassar, Inspirasimakassar.com: Membangun kepercayaan muzakki, orang-orang wajib berzakat, agar bersedia menyerahkan zakat harta (mal) ke lembaga resmi zakat, semacam Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) tidaklah mudah. Dibutuhkan kerja keras dan usaha yang masif secara terus menerus berkesinambungan.

Salah satunya adalah, memberikan informasi secara terbuka atas pengelolaan zakat dan mempublikasikan secara maksimal setiap program yang dilakukan sehingga kaum muzakki maupun warga masyarakat luas mengetahui apakah penyaluran dan pemberdayaan itu tepat sasaran dan terukur, bahkan para mustahik (penerima zakat) dapat mengakses berbagai program yang diperuntukan kepadanya.
Salah seorang tokoh masyarakat Sulsel, Chairul Tallu Rahim yang pernah berulang kali duduk sebagai wakil rakyat di DPRD Sulsel mengatakan, kepercayaan itu paling penting dibangun dengan mempublikasikan setiap program distribusi dan pemberdayaan yang selama ini dilakukan. Sehebat apapun kegiatan penyaluran dan pemberdayaan yang dilakukan BAZNAS saat ini tidak akan diketahui masyarakat, terutama kaum muzakki, tanpa melakukan publikasi secara terbuka dan menjangkau semua lapisan.
“Membangun kepercayaan muzakki itu memang tidaklah mudah, mereka hanya bisa percaya jika program pemberdayaan dan pendistribusian diyakini tersalur dengan baik kepada mereka yang berhak. Salah satu langkah yang sangat strategis dilakukan adalag mempublikasikan dengan baik di media, terutama online dan medsos lainnya yang mudah diakses,” ungkap Chairul Tallu Rahim saat menyampaikan tanggapannya kepada dua narasumber saat berlangsung acara dialog Ramadhan di Masjid Al-Markaz Al-Islami Jenderal Yusuf, Jumat siang (31/3).
Dialog Ramadhan 1444 H yang digelar pengurus Yayasan Al-Markaz Al-Islami menghadirkan dua narasumber yang cukup berkompeten di bidang pemberdayaan dan distribusi zakat masing-masing Dr. H, Ishak Samad, MA. (Wakil Ketua 2 BAZNAS Sulsel) dan H Jurlan Em Saho’as (Waka 2 BAZNAS Makassar) dan dipandu Dr. KH Masykur Yusuf, M. Ag. Sebagai moderator. Hadir pula Prof. Dr. H. Basri Hasanuddin mantan Rektor Unhas yang sempat menjadi Menkesra selaku Ketua Harian Pengurus Masjid Al-Markaz Al-Islami.
H Ishak Samad yang juga Warek IV Universitas Muslim Indonesia (UMI) menjawab tanggapan jamaah yang tetap tinggal seusai melaksanakan shalat Jumat mengakui, jika BAZNAS Sulsel masih belum terpublikasi dengan baik kegiatannya disebabkan selain baru beberapa bulan dia dilantik Bersama pimpinan lainnya juga diperhadapkan oleh SDM yang masih dalam pembenahan.
Tapi sekalipun belum setahun berkiprah di lembaga pemerintah non struktural ini namun BAZNAS yang diketuai kini Dr. dr. H Kidri Alwi sudah mampu memperlihatkan kerjanya dengan keberhasilan meraih BAZNAS AWARD kategori tertinggi jumlah muzakki sepanjang tahun 2022 belum lama ini di Jakarta. Penghargaan itu merupakan yang pertama sepanjang sejarah BAZNAS Sulsel.
Diakui H Ishak Samad, potensi zakat di Sulsel sekitar Rp 7,9 triliun namun jumlah yang berhasil dihimpun masih jauh dari harapan. Salah satu factor yang menyebabkan masih rendahnya pengumpulan zakat di daerah ini karena para muzakki atau orang-orang berharta lainnya masih senang menyalurkan sendiri zakat hartanya. Padahal, jika sekiranya mempercayakan ke BAZNAS penyalurannya dapat mengatasi problema kemiskinan di daerah ini lewat pemberdayaan mustahik lewat pemberian modal usaha dan bantuan beasiswa.
“Padahal BAZNAS itu merupakan Lembaga resmi pemerintah non struktural yang segala sesuatunya dilakukan secara terencana, terukur, dan sudah pasti tepat sasaran,” ungkapnya.
Wakil Ketua 2 BAZNAS Makassar H Jurlan Em Saho’as dalam uraiannya membenarkan pernyataan narasumber sebelumnya jika sekiranya para muzakki, para wajib zakat dari kalangan orang kaya terutama pengusaha yang memiliki simpanan deposito di bank-bank mempercayakan zakatnya ke BAZNAS dalam menyalurkan kepada kelompok mustahik maka besar peluangnya orang-orang miskin sulit ditemukan lagi di Makassar.
Hitung saja lanjutnya, jika jumlah warga miskin berdasarkan data BPS sekitar 782 ribu dibandingkan potensi zakat sekitar Rp 1,4 triliun maka jika dibagi rata maka setiap orang miskin mendapatkan angka sekitar Rp 17 juta setahun.


“Jumlah itu tentu sangat berarti dan cukup besar bagi seorang warga miskin di dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Tapi, faktanya masih jauh dari harapan, salah satu hambatannya adalah kebiasaan para muzakki menyalurkan sendiri zakat hartanya kepada kaum dhuafa,” ungkap Jurlan Em Saho’as yang dikenal sebagai seorang jurnalis dan sastrawan produktif ini.
Saat ini pemerintah tengah menggelontorkan program Indonesia bebas dari kemiskinan ektrim yang di kalangan praktisi zakat menyebutnya kelompok fakir yaitu orang-orang yang tidak memiliki apa-apa lagi termasuk di dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya yang betul-betul hanya mengharap uluran tangan dari orang sekitarnya. Sangat beda dengan kelompok miskin lanjutnya, yang biasanya sudah memiliki pekerjaan tapi hasil pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup secara layak istri dan anak-anaknya.
Di Makassar sendiri masih kata Jurlan Em Saho’as cukup mudah menemukan orang-orang fakir yang berdomisili di berbagai kelurahan Kota Makassar. Mereka pada umumnya sudah berusia lanjut dan tinggal seorang diri dalam gubuk yang jauh dari standar layak huni. Atapnya dari seng bekas dan bocor serta lantai seadanya dari bekas bangunan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari umumnya perolehan hasil kerja serabutan, tukang cuci, buruh harian, memulung, bahkan ada diantara mereka sama sekali hanya mengharap uluran tangan warga sekitarnya.
“Kondisi kesehatannya pun terkadang sangat memprihatinkan. Untungnya umumnya tetangga sekitar memiliki kepedulian untuk membantunya,” ungkap Jurlan Em Saho’as.
Diakui seniman yang banyak menulis puisi relegius dan menyutradarai film pendek bertema budaya lokal, saat ini BAZNAS menyantuni mereka melalui program santunan bulanan yang jumlahnya tahun ini sebanyak 150 orang yang bertebaran di sejumlah kelurahan. (aje)

Exit mobile version