
KEPULAUAN SELAYAR, Inspirasimakassar.com
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 9 Selayar di Dallemambua Desa Bonea Timur Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan dinilai memiliki tenaga guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sangat minim. Sementara siswanya mencapai 113 orang. Tenaga pendidiknya didominasi oleh non PNS. PNS nya cuma 3 orang. Itupun sudah termasuk kepala sekolahnya, Andi Muhlis, S.Pd. Selain itu, sarana dan prasarana lainnya juga dianggap belum memadai. Karena itu, Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Pendidikan diharapkan dapat memberikan perhatian yang serius khususnya dalam penambahan guru PNS dan Ruang Kelas Baru (RKB). Dengan harapan mutu luaran sekolah ini lebih terjamin.

Kepala SMAN 9 Selayar, Andi Muhlis ketika dimitai konfirmasinya menyebutkan,” Untuk tahun pelajaran 2019/2020 jumlah siswa yang telah dibina sebanyak 113 siswa. Rinciannya untuk kelas X sebanyak 51 siswa, kelas XI sebanyak 29 siswa dan 33 siswa kelas XII. Hanya yang menjadi keluhan karena kurangnya tenaga guru PNS dan RKB. Terutama guru mata pelajaran yang di UNBK kan. Cuma ada 3 orang sudah termasuk diantaranya kepala sekolah.” keluh dia.
“Penempatan tenaga guru PNS yang secara proporsional dan merata akan menjadi salah satu upaya dalam membantu proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik. Disamping akan dapat mewujudkan program Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Dr Ir HM Nurdin Abdullah, M.Agr untuk menjadikan Dinas Pendidikan Sulsel sebagai lokomotif penciptaan manusia unggul dan berkualitas didaerah ini. Unggul dalam prestasi dan unggul dalam berdaya saing.” ungkapnya, optimis.
Hampir semua mata pelajaran yang di UNBK kan gurunya kosong. Karena kedua guru PNS yang ada saat ini, semuanya hanya guru Sejarah.” tandas Muhlis. Untuk guru Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPS dan IPA itu diisi oleh tenaga guru non PNS.
Oleh sebab itu tambahnya dia, untuk mengatasi kekurangan tenaga guru PNS, mestinya Pemprop melakukan retruitmen atau memutasi sebagian guru yang menumpuk di SMA dan SMK didalam Kota Benteng ke SMAN 9 Selayar. Sebab berdasarkan realita, penempatan guru PNS itu banyak kelebihan didalam kota.” tuturnya. Sehingga guru mata pelajaran yang lebih itu, harusnya dipindahkan ke sekolah yang memerlukan.” tambah mantan Kepala SMAN 1 Selayar ini tanpa merinci guru mata pelajaran yang dimaksud.

SMAN 9 Selayar memiliki 6 rombongan belajar (rombel). Sementara ruang kelas hanya ada 3. Sehingga untuk mensiasati kekurangan ini dengan sangat terpaksa kita menggunakan Laboratorium, Perpustakaan, ruang guru dialihfungsikan menjadi ruang kelas. Itupun ruang laboratorium dialihfungsikan lagi menjadi ruang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun ini. Daripada harus mengikut ke sekolah lain mending kita coba menjadi sekolah penyelenggara UNBK. Apalagi persyaratan jumlah siswanya sudah terpenuhi.” ungkap dia lagi.

Karena ruang laboratorium dialihfungsikan menjadi ruang pelaksanaan UNBK maka secara otomatis ruang kelas untuk siswa lagi kekurangan. Olehnya itu ruang guru yang memang ukurannya agak besar terpaksa disekat lagi menjadi dua ruangan untuk dijadikan ruang kelas. Selain itu yang tatkala perlunya juga dibutuhkan anggaran untuk penataan halaman. Sebab memang medangnya agak miring sehingga perlu ada sedikit perataan untuk lapangan praktek olahraga. Termasuk untuk tempat parkir. Sebab untuk menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kita punya sekolah memiliki siswa yang minim.” Muhlis lagi menambahkan.
Disamping itu, SMAN 9 masih memerlukan penambahan alat komputer dalam menghadapi UNBK. Sebab dari 33 siswa yang akan mengikuti UNBK tahun ini kita masih kekurangan komputer. Jika ini tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat ini terpaksa kita harus meminjam dari luar. Dan saya berani melakukan UNBK disekolah karena kalau mengikut disekolah lain biaya siswa bisa membengkak. Seperti tahun kemarin itu ada pembengkakan sekitar Rp 300.000 persiswa. Karena itu mulai tahun ini saya berupaya untuk menjadi penyelenggara UNBK.” katanya. (M. Daeng Siudjung Nyulle)