

Makassar, Inspirasimakassar.com:
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Coronavirus Disease (Covid-19) yang diberlakukan pemerintah, diharapkan dapat memutus rantai penularan virus asal Huwan, Thiongkok tersebut. Hanya saja, PSBB membuat masyarakat tidak beraktivitas di luar rumah. Imbasnya, aktivitas ekonomi terganggu, utamanya bagi mahasiswa di perantauan. Misalnya, mahasiswa asal Maluku yang kini menimbah ilmu di Kota Makassar.
Melihat kondisi akibat pemberlakukan PSBB membuat komunitas anak muda Maluku yang tergabung dalam Maluku Satu Gandong Sulawesi Selatan (MASAGA Sulsel) tergerak hati. Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) MASAGA Sulsel, Arfand Bachtiar bersama jajarannya kemudian berinisiasi membantu mahasiswa Maluku di Makassar.


Niatan yang tulus MASAGA Sulsel mendapat tanggaan positif sejumlah pengusaha asal provinsi penghasil rempah rempah (cengkih dan pala) tersebut. Salah satunya, pengusaha dari Dobo, Maluku Tenggara.
“Jadi sembako yang kami berikan ini berasal dari tokoh dan pengusaha dari Maluku. Beliau, sangat menaruh harapan kepada generasi muda, utamanya mahasiswa Maluku yang kini menimba ilmu di Kota Makassar. Bantuan ini jangan dilihat dari jumlahnya, tetapi dari niatan yang tulus beliau,” tutur Sekertaris DPD MAGASA Sulsel, Mahfud Wael saat mewakili Ketua DPD MASAGA Sulsel, di sela-sela pemberian sembako, Ahad, 17 Mei 2020.


Mahfud Wael menambahkan, bantuan berupa beras, telur, dan minyak goreng tersebut adalah tahap pertama. Turut mendampingi Mahfud Wael dalam pemberian sembako tersebut masing-masing Wempie Parinussa, Roy Selly, Heri Musila, serta Ahmad Ihsan Nizar Wael.
Sementara itu, Panglima MASAGA Sulsel, Yopie mengakui, bantuan ke mahasiswa Maluku tersebut tersebar di sejumlah titik. Di antaranya, di Jalan Perintis Kemerdekaan, BTP, Reacing Center, Jalan Tupai (Asrama Putri Maluku), di Jalan Kumala, serta di Jalan Belibis (Asrama Putera Maluku).


Yopie menambahkan, bantuan atau tali kasih di tengah covid, setidaknya dapat membantu, sekaligus meringankan mahasiswa. Sebab, kondisi saat ini seluruh elemen masyarakat terkena imbas dari Covid-19. “Sekalipun demikian, kami menyadari, bantuan ini belum menjangkau seluruh mahasiswa Maluku di Makassar ini. Karenanya kami meminta maaf,” ujarnya, seraya menambahkan, MASAGA memiliki filosofi, solidaritas dan persaudaraan dan saling rela berkorban.
Sejumlah penerima menyampaikan terima kasih kepada MASAGA Sulsel. Sebab, bantuan yang mereka terima setidaknya dapat meringankan ekonomi mereka. Apalagi, disaat pendemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini. “Semoga bantuan dari pengusaha Maluku ini bermanfaat. Kami sangat bangga punya kakak-kakak di MASAGA Sulsel. Kami sangat berterima kasih,” tutur seorang mahasiswi di Jalan Perintis Kemerdekaan.


Seperti diketahui, MASAGA, bukan organisasi biasa saja, tetapi menjadi ‘rumah besar’ untuk mewadahi masyarakat Maluku, utamanya kaum muda sebagai saluran komunikasi, sekaligus sebagai tempat berkumpul bersama, tanpa membedakan status sosial, warna kulit, dan agama.
MASAGA lahir untuk terus menghidupkan budaya Maluku, sekaligus menghimpun kebersamaan dan menjaga kekuatan persatuan, sekaligus menjadi perekat bagi masyarakat Maluku di perantauan. Wadah ini memudahkan komunikasi dan hubungan kekeluargaan, mengedepankan dan mencerminkan ciri khas orang Maluku, utamanya mengedepankan Pela Gandong, potong di kuku rasa di daging, Ale Rasa Beta Rasa. (din pattisahusiwa)