Jakarta, Inspirasimakassar.com:

Ria Irawan dan suami, Mayky Wongkar (detik.com)

Artis terkenal, Ria Irawan sejak 2009 silam, menghadapi cobaan berat. Tahun itu, mulai menghampiri hidup saat harus mengetahui rahimnya bermasalah karena mengalami penebalan. Aktris kelahiran Jakarta, 24 Juli 1969, ini pun mengaku berat menerima kenyataan pahit tersebut.

Hingga akhirnya pada 30 September 2014, Ria baru memutuskan menjalani operasi pengangkatan rahim. Tapi, kurang dari sebulan setelah operasi, pemeran Rinjani dalam film Biola Tak Berdawai ini justru divonis terkena kanker kelenjar getah bening stadium 3.

Lagi, Ria harus menghadapi kenyataan bahwa kanker tersebut sudah menyebar. Ia pun mengikuti saran dokter untuk menjalani kemoterapi. Lalu, setelah 19 bulan dinyatakan bersih dari kanker, saat pemeriksaan screening ternyata ditemukan lagi dan sudah menjalar.

Meski cobaan tak kunjung usai, Ria tetap yakin untuk sembuh. “Jadi, walaupun kanker sudah stadium lanjut, bukan berarti enggak bisa sembuh. Orang hidup dengan kanker pun tetap bisa sembuh,” katanya, dikutip dari detikcom.

“Penyakit apapun dalam tubuh kita itu karena asam. Jadi, bagaimana kita harus membuat tubuh kita tetap basa, yaitu dengan cara manajemen emosi, selalu positive thinking, dan mengenali pikiran bawah sadar,” tegasnya.

Pemilik nama lengkap Chandra Ariati Dewi Irawan ini kemudian menjelaskan, dia berusaha mencapai kesembuhan lewat tahapan lima jari, yakni:

  1. Kelingking, artinya denial atau menolak

Saat awal divonis kanker, sebagian orang akan menunjukkan reaksi penolakan karena selalu berpikir kalau hidup kita bagus, kita adalah orang baik, dan rajin bekerja.

  1. Jari manis, artinya bargaining atau menawar

Seorang pengidap kanker kemungkinan dihinggapi pikiran menjalani pengobatan selain medis. “Bisa enggak ya pakai alternatif, bisa enggak tanpa operasi,” ujar Ria.

Ria Irawan dan suami, Mayky Wongkar/ Ria Irawan dan suami, Mayky Wongkar/ Foto: Palevi S/detikHOT

  1. Jari tengah, artinya anger atau marah

Muncul juga pikiran, ‘Kok bisa kena kanker? Kok kita lahir di keluarga keturunan kanker?’ Kata Ria, pada tahapan ini akan mencari-cari kesalahan terus.

  1. Telunjuk, artinya satu dan empat jari lain mengarah ke kita

“Ada doa, kita sudah serahkan kepada Allah dan kembali ke kita. Allah sudah kasih otak ya kita berpikir. Jadi, ada doa, usaha, tegar, dan tawakal, remote-nya ada di diri kita,” papar Ria.

  1. Ibu jari, artinya accept atau menerima

Putri bungsu bintang film lawas, Bambang Irawan dan Ade Irawan, ini pun berpesan, “Jangan cari-cari masa lalu dan cari kesalahan. Karena kalau kita bisa menerima akan mendapat kesembuhan.”

Ya, meskipun hidup sebagai penyintas kanker, Ria Irawan tetap menjalani aktivitas seperti biasa, bahkan masih menerima tawaran syuting. Memang tak dipungkiri, para survivor kanker harus mewaspadai ‘late effects’ yang bisa muncul di kemudian hari.

Menurut dr.Hiroki Hiro dari Departemen Pediatrik di Mie University Hospital, Jepang, langkah jangka panjang yang harus dilakukan survivor kanker adalah menjaga kondisi tubuh tetap sehat.

“Kalau kamu menjaganya, kamu bisa beraktivitas dan berpartisipasi di lingkunganmu. Ini diharapkan untuk membantumu meningkatkan rasa keberhargaan diri dan terus memiliki mimpi,” jelas Hiro, seperti dilansir detikcom.

Ia menambahkan, late effects bisa dikurangi dengan mengecek kondisi secara berkala dalam jangka panjang. Yang tak kalah penting, kata Hiro, gaya hidup juga memberi dampak besar bagi kualitas kesehatan survivor kanker. (dc)

BAGIKAN
Berita sebelumyaPolda Sulbar Sapu Bersih Sampah di Pantai Manakarra
Berita berikutnyaGambar Kadisnaker Makassar Hadiri Raker F.SPTI
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here