Ahmad Taslim (kanan) didampingi Sekretaris BAZNAS Kota Makassar Hj.Darma menyerahkan berkas ke seorang peserta workshop

Makassar, Inspirasimakassar.

Zakat memiliki peranan penting, khususnya bagi pengembangan, dan pembangunan ummat. Hanya saja, kompleksitas permasalahan semakin besar dan terus berkembang. Makanya, pengelolan zakat tidak sesederhana pada masa awal dakwah Rasulullah SAW, atau di saat awalnya pemerintahan Islam.

Pengelolaan zakat di masa kini membutuhkan strategi, ilmu terkait, kecerdasan dan ketepatan para amil, serta pemangku kebijakan. Makanya, zakat tidak sekadar menjadi ajang charity yang dampaknya hanya bisa dirasakan sehari. Justru zakat harus mampu menjadi hal yang produktif, memberantas kemiskinan, membantu kaum dhuafa dan menyelamatkan ekonomi ummat.

Demikian yang mengemuka di sela sela penutupan, workshop Dai Zakat yang digelar  Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar, di Hotel MaxOne. Workshop yang berlangsung dengan tanya jawab itu tetap mengedepankan protokol kesehatan.

Wakil Ketua I BAZNAS Kota Makassar, Ahmad Taslim, menutup workshop yang berlangsung dua hari di Hotel MaxOne itu, Selasa, 30 November 2021. Workshop  diikuti 50 peserta, utusan dari  lembaga dakwah  yakni, Ikatan Mubaligh Warasatul Ambiya (ILMUAN), Baitul Ummah, Raehan Al Munawwarah, Miftahul Khaer, Al Islah, Ashabul Yamin, FKMPM, IMFAKH, Al Markaz PAD dan Dakwah PPM, Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), Qaulan Sadida Makassar.

Ketua Panitia Workshop H Arifuddin (kanan) menyerahkan sertifikat kepada pemateri Dr.Waspada Santing

Ahmad Taslim menyebutkan, penutupan workshop tidak berarti selesai kegiatan antara BAZNAS dan peserta, melainkan menjadi awal yang baik, sekaligus mempererat  dan memperkuat hubungan keduanya (BAZNAS dan Dai). Dai misalnya diharapan disemua kesempatan berdakwah, dapat menyisipkan pesan pesan, betapa pentingnya ber-zakat.

Apalagi, dalam pandangan Islam, zakat adalah salah satu rukun Islam. Zakat diwajibkan atas setiap orang Islam yang telah memenuhi syarat. Selain melaksanakan perintah Allâh, tujuan pensyariatan zakat ialah untuk membantu umat Islam yang membutuhkan bantuan dan pertolongan. Oleh karena itu, syariat Islam memberikan perhatian besar dan memberikan kedudukan tinggi pada ibadah zakat ini. Dan, hanya dengan zakatlah, dapat menyelamatkan seseorang dari siksa neraka.

Untuk merekatkan para Dai yang ikut workshop dengan BAZNAS Kota Makassar, telah dibentuk grup WhatsApp. Grup ini dijadikan sebagai media saling menyampaikan hal hal yang berkaitan dengan zakat di ibukota Sulawesi Selatan ini.

peserta

Seperti diketahui, workshop dibuka Kepala Kementerian Agama Kota Makassar Dr.H.M.Arsyad Ambo Tuo. Ia mengemukakan, workshop Dai Zakat penting. Penting karena,  menjadi bagian dari tranformasi pengetahuan, sekaligus bagian dari kompotensi  yang harus dimiliki para Dai. “Worskhop ini menjadi bagian dari proses akademik, sekaligus proses transpormasi pengetahuan dengan melibatkan narasumber profesional,” ujarnya.

Sebagai Dai, utamanya Dai Zakat, tuturnya, tentunya memiliki konsep, ketika menuju kepada satu sasaran. Yakni dakwah . Tetapi, dalam proses perjalanannya, terutama ketika berada pada area dari sasaran dakwah itu sendiri, maka tugas Dai adalah, menyampaikan hal hal positif,  sperti tersirat dalam  pandangan Islam.

Transpormasi pengalaman inilah yang bisa disebut dengan “aluhu kaunia”. Karena itu, peserta secara spesifik ingin mendapat penguatan informasi ,dan pengetahuan tentang apa itu zakat. Meski demikian, H.M.Arsyad Ambo Tuo  mengaku, tentunya ada syarat tentang zakat.

Sebelumnya, Ketua BAZNAS Kota makassar, H.Ashar Tamanggong mengemukakan, di masa mendatang, lembaga terkait harus terus mendorong implementasi kerangka regulasi, hingga ke tingkat supervisi operasional, dan regulasi, sehingga peranan sub-sektor zakat dan wakaf tidak hanya sebagai pelengkap, tapi menjadi salah satu pilar ekonomi.

Menurutnya, sekalipun baru dilantik hingga hari ini (Senin, 29 November 2021) memasuki hari ke 211 hari. Disaat bersamaan, BAZNAS telah melakukan lebih 200 kegiatan. “Karena itu, BAZNAS Kota Makassar saat ini memiliki tagline “BAZNAS Makassar sudah ada”’ ini menjadi penyemangat dan lebih gencar lagi.

“BAZNAS tidak boleh bekerja sendiri dan tidak boleh menggap jagi mengurus zakat. Pasukannya adalah kita semua,” tuturnya, seraya menambahkan, saat ini tagline “BAZNAS Makassar sudah ada” tidak berarti sebelumnya BAZNAS tidak ada, melainkan menjadi penyemangat.

Makanya, tidak ada henti hentinya, lembaga yang berakntor di Jalan Tedur Bersinar, Kecamatan Rappocini ini terus melangkahkan kaki menemui kaum dhuafa di kota yang dipimpin Mohammad  Ramdhan Pomanto dan Fatma Rusdi ini. Pemateri lainnya adalah KH.Alwi Nawawi, H.Jurlan Em Saho’as, dan Waspada Santing. (din pattisahusiwa)

BAGIKAN
Berita sebelumyaSTIM Lasharan Jaya Makassar Bertekad Jadi Pusat Peningkatan SDM Entrepreneurship Terkemuka
Berita berikutnyaPegadaian Operasikan Sekolah Emas
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here