Ketua BAZNAS Makassar (kopiah hitam) dan Ketua UPZ Masjid Jami Nur Muhammad

Makassar, Inspirasimakassar.com:

Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar, HM.Ashar  Tamanggong meminta Pengurus Unit Pengumpul Zakat (UPZ) tak henti hentinya membumikan pentingnya zakat. Pasalnya, tujuan pensyariatan dari  zakat adalah, meminimalisasi masyarakat miskin, khususnya kalangan Islam.

HM Ashar Tamanggong menyebutkan, sebenarnya potensi zakat, termasuk didalamnya infak dan sadakah sangat besar. Di Makassar saja,  mencapai lebih Rp2 triliun. Hanya saja, terkadang pengumpulan zakat itu diprioritaskan pada waktu dan aktivitas tertentu. Idul Fitri misalnya. Padahal, setiap saat, zakat bisa diambil dari para muzakki.

 “Jika Pengurus UPZ Masjid Jami Nur Muhammad ini memanfaatkan peluang dari potensi zakat ini dengan baik, setidaknya dapat bermanfaat bagi kemaslahatan, sekaligus berdampak pada perekonomian kaum muslimin di Jalan Mawas V ini,” ujarnya pada sosialisasi Pengelolaan Zakat, Infak, dan sadakah di Masjid Jami Nur Muhammad, Jalan Mawas V,  Kecamatan Mamajang, usai shalat Magrib berjamaah, Selasa, 29 Maret, malam ini

Turut mendampingi Ketua BAZNAS masing masing Ahmad Taslim dan H.Jurlan Em saho’as (wakil ketua I dan wakil ketua II), Kabid I dan Kabid II (H.Arifuddin dan Ahmad Gunawan. Hadir pula Ketua Pengurus Masjid  dan Ketua UPZ Jami Nur Muhammad—Andi Muh Ali Amin, dan H.Mustafa Asbi, serta jamaah masjid.

Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Kota Makassar ini menyebutkan, sebenarnya UPZ di setiap masjid, termasuk Masjid Jami Nur Muhammad tidak perlu ragu melakukan pengumpulan zakat, infak dan sadakah (ZIS).  Alasannya, di dalam zakat, terkandung harapan memperoleh keberkahan, kesucian diri, hingga  memupuk kebaikan. Makna suci dalam zakat dimaksudkan, sebagai sarana mensucikan jiwa dan dosa-dosa yang telah lalu.

Alasan lain, didalam surat At Taubah, tepatnya ayat 103, yang artinya, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

ZIS yang terkumpul tersebut akan dikembalikan dalam bentuk program kepada masyarakat  muslim di sekitaran masjid.

 ”Malah, misalnya, UPZ Masjid Jami Nur Muhammad ini setiap bulannya menyerahkan sepuluh juta rupiah ke BAZNAS, kemudian pengurus masjid membuat program dengan biaya lebih sepuluh juta rupiah, maka BAZNAS akan memberikan jumlah dana yang diminta pengurus UPZ. Artinya, BAZNAS bisa saja mengembalikan dana melebihi yang disetor,” urai pria Makassar kelahiran Takalar ini.

Sekalipun demikian, pengelolaan zakat tidak boleh keluar dari syariat. Yaitu,  zakat hanya bisa dikeluarkan kepada delapan golongan penerima zakat.  Mulai dari fakir, atau mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup. Miskin– mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar kehidupan. Para Amil– mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat. Mu’allaf–mereka yang bukan saja baru masuk Islam, dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan dalam tauhid dan syariah, juga lainnya. Hamba sahaya–budak yang ingin memerdekakan dirinya.

Ada pula Gharimin– mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa dan izzahnya. Fisabilillah, mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, jihad dan sebagainya. Serta,  Ibnu Sabil, mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah.

Lalu pertanyannya, mengapa  ZIS ke BAZNAS? ATM—sapaan akrab Ashar Tamanggong mengaku, selain berpegang teguh kepada ajaran Islam seperti dipraktekkah Nabi Muhammad yang mendirikan Baitul Maal—sekarang BAZNAS, juga berdasar aturan hukum, melalui UU No 23 tahun 2011, tentang pengelolaan zakat. UU tersebut juga diperkuat dengan, peraturan BAZNAS No 2 2016, tentang pembentukan dan tata kerja Unit Pengumpul Zakat, atau UPZ. Salah satunya, UPZ masjid.

H.Mustafa Asbi

Di hadapan jamaah Masjid Jami Nur Muhammaad, ATM juga menguraikan berbagai program BAZNAS. Di antaranya, bantuan bulanan kepada  mustahik (orang yang berhak menerima zakat) se Makassar. Nilai nominal sebulan, puluhan juta ruiah. Setiap Rabu, memberikan bantuan bahan makanan bagi pemulung yang berada di emperan jalanan, dan emperan toko. Khitanan bagi 1000 anak dari keluarga kurang mampu—tahun 2021 lalu 500 orang.

 Ada pula program BBM, atau Baznas Bersih Masjid. Kegiatan ini dilakukan setiap akhir pekan (Sabtu-Ahad) dari masjid masjid di seluruh Makassar. Ada pula, program paling mentereng saat ini adalah Z-Mark. Dalam waktu dekat juga akan direalisasikan program Z-Chichen bagi sekitar 500 UMKM. Modal yang diberikan perorang Rp12 jutaan, tanpa pengembalian.

Diskusi

Di bidang pendidikan, memberikan bea siswa kepada siswa berprestasi, tetapi kurang mampu. Setidaknya 1000 orang penerima, mulai dari SD, SMP, SMA/MAN, santri, hingga mahasiswa S1 dan S2, baik di dalam maupun luar negeri.

Termasuk, memberikan bantuan modal kepada UMKM. Bantuan modal ini berkisar mulai Rp2 juta hingga Rp7 juta. Para penerima akan dibimbing bagaimana cara mengelola atau memanej bisnis, sehingga bisa menjadi pedagang tangguh, sehingga ke depan, nantinya mereka bisa menjadi Muzakki.

Baik Andi Muh Ali Amin, maupun H.Mustafa Asbi sama sama menyambut baik sosialisasi yang dilakukan BAZNAS, sekaligus berjanji melakukan upaya upaya untuk mendapatkan ZIS yang lebih baik. Sosialisasi diakhiri tanya jawab yang berjalan santai. (din pattisahusiwa)

BAGIKAN
Berita sebelumyaBAZNAS Gorontalo ‘Stuban’ ke BAZNAS Makassar
Berita berikutnyaSekda Gowa : Program KPR Tapera Permudah ASN Miliki Rumah
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here