
Makassar, Inspirasimakassar.com:
Sepanjang hari, dalam dua tahun terakhir, Rosmiati hanya terbaring di atas kasur. Tidak bisa berbuat apa-apa. Dia menderita sakit, tak lama setelah melahirkan anak ke-empatnya.Malah, dalam keadaan sakit, suaminya meninggalkan dirinya dan ketiga anaknya. Suaminya tidak memberi nafkah. Anak kedua Rosmiati, Aisya yang kini masih duduk dikelas lima Sekolah Dasar (SD) Cokroamino pun menjual kue donat. Keuntungannya dipakai untuk biaya hidup keluarga.
Dalam kondisi memprihatikan itulah, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar membantu setiap bulan berupa, dana, beras, dan kebutuhan pokok lainnya kepada warga di Jalan Naja Dg Nai, RT 008/RW01, Kelurahan Rappokalling, Kecamatan Tallo, Kota Makassar ini.
Ketua BAZANAS Kota Makassar, H.Ashar Tamanggong didampingi Wakil Ketua II BAZNAS Kota Makassar, H.Jurlan Em Saho’as, Ahad, 14 November, sore hari ini bersama tim menyempatkan diri untuk menyerahkan bantuan bulanan kepada Rosmiati.

Ashar Tamanggong mengemukakan, sekalipun menderita dan ditinggal suami, namun harapan Rosmiati untuk sembuh sangat besar. Hanya saja, dia kekurangan biaya.
“Dapat dibayangkan, untuk kebutuhan sehari hari saja, tidak cukup. Untung saja, anak perempuan dari Rosmiati ini, Aisyah yang masih duduk di bangku kelas V SD bisa membantu kebutuhan dengan cara menjual kue donat. Anak ini sangat luar biasa,” ujarnya.
Karena itu, ATM—sapaan akrab pria Makassar, kelahiran Takalar ini mengharapkan para dunatur, para dermawan sama sama menyisihkan sebagian harta untuk kesembuhan Rosmiati. “Dalam hadis nabi, tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya. Karena itu, jika sudah ada donatur yang membantu, saya yakin Rosmiati bisa sembuh. Kesembuhan Rosmiati sangat diharapkan, untuk melihat masa depan anak anaknya,” harapnya.

Pernyataan senada dikemukakan H.Jurlan Em Saho’as. Seniman ini mengaku, sebenarnya anak dari Rosmiati, yakni Aisya adalah anak terhebat. Dia mampu melihat kondisi ibunya yang membutuhkan biaya pengobatan besar. Sekalipun keuntungan dari penjualan kue tidak seberapa, tetapi dia sudah mampu mengambil peran ayahnya.
Seperti diketahui, Rosmiati adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Sebelum menderita sakit, Rosmiati bekerja di gudang roti di Jalan Gunung Bawakaraeng. Tetapi, entah mengapa, dia menderita seperti ini.
Di gudang roti itu, setiap hari Rosmiati memperoleh upah lebih Rp100.000, namun setiap minggu baru di dapat. Dia bekerja di gudang roti itu sekitar tiga tahun. Tetapi, kini sudah lebih dua tahun dia tidak bisa bangun. Tangannya tidak bisa goyang, badannya menghitam, kakinya tidak bisa lurus.
Kini berat bedannya pun lebih ringan ringat dari lebih 50 kilo saat masih sehat, kini hanya tinggal beberapa kilo saja.
“Pertamanya sakit memang di gudang. Awalnya panas, kemudian dibawa ke rumah sakit. Dia bilang sakit di kepalanya. Lama kelamaan, seluruh badannya sakit, hingga tidak bisa bangun. Saat itu, anak saya ini bertanya, bagaimana bisa begini badanku. Saya tidak bisa bangun,” tutur ibunya menirukan ucapan Rosmiati.
Lalu mengapa keluarga Rosmianya tidak membawanya ke rumah sakit untuk berobat? Tidak lain karena, keterbatasan dana. “Kami berharap Rosmiati bisa berobat di rumah sakit, supaya bisa cepat sembuh. Tapi, masalah yang timbul, tidak ada uang,” tambah ibunya.
Sementara rumah yang ditempati, Rosmiati mengaku bukan rumah pribadinya, melainkan rumah keluarganya dari ibunya. Pemilik rumah petak petak berlantai dua yang terbuat dari papan yang sudah termakan usia itu memberinya salah satu kamar yang tersambung dengan dapur di lantai II. Hanya saja, untuk ke lantai II harus berhati hati. Selain papan menuju kamar yang ditempat Rosmiati bersama ibu dan kedua anaknnya sudah rapuh. Sudah berlubang. Mudah patah, sehingga kalau tidak hati hati bisa jatuh.

Atapnya juga sedikit bocor, sehingga kalau hujan basah. Sebaliknya kalau tidak hujan, panas, sehingga disiakan satu kipas angin.
Selain Rosmiati, di hari yang sama, bantuan serupa juga diserahkan kepada puluhan penerima bantuan bulanan BAZNAS. Termasuk asesmen dua penderita lumpuh baik di Jalan Sunu, maupun di Jalan Kelapa III. Pagi hari ini, tim BAZNAS mendatangi dua warga di Kecamatan Tamalanrea untuk calon bedah rumah. (din pattisahusiwa)