katak
Jakarta, Inspirasimakassar.com:
Katak ‘raksasa’ yang ditemukan di Enrekang, Sulawesi Selatan, diketahui termasuk spesies Limnonectes Gruniens. Katak tersebut biasa ditemukan Sulawesi, Papua, dan Maluku.
“Selama ini dimanfaatkan lokal untuk jenis itu oleh masyarakat Sulawesi, Papua, dan Maluku. Belum dibudidayakan dalam skala farm, itu belum,” kata Kepala Laboratorium Herpitologi Puslit Biologi LIPI Amir Hamidy, Senin, 1 Mei 2017.

Mengetahui berat rata-rata 9 katak tersebut, Amir memperkirakan usia katak sekitar 5 tahun. Usia katak sendiri bisa dihitung menggunakan pengkapuran di tulang.

Jenis katak terbesar, menurut Amir, hidup di Afrika. Hanya saja di Indonesia memang ada katak yang ukurannya juga besar seperti Gruniens yang ditemukan di Enrekang.
“Saya belum bisa memastikan itu terbesar di Indonesia. Tandingannya sih ada beberapa yang sama-sama genus Limnonectes. Itu kan hidupnya di hutan di Sumatera, tapi hutannya kan sudah habis, jadi untuk mencari ukuran satu kilo itu sudah sangat jarang sekali,” ujar Amir.
“Sedangkan di Sulawesi kan hutannya masih lumayan. Dia hidupnya di hutan primer dan sungai-sungai besar dia hidup di situ, makan yang bergerak, apa saja,” imbuh doktor lulusan Kyoto University itu.
Menurut Amir, Indonesia saat ini merupakan pengekspor katak terbesar di dunia. Akan tetapi belum memanfaatkan jenis-jenis yang sebesar itu. “Selama ini kita manfaatkan yang ada di sawah yang mudah ditangkap saja,” tutur Amir.
Terkait proses berkembang biak, sekali bertelur Limnonectes sekitar 1000 butir. Jumlah ini lebih sedikit dari jenis katak yang lebih kecil yang bisa mencapai puluhan ribu.
Sebagai makhluk amphibi, Limnonectes terbiasa hidup di air. Hal tersebut lantaran katak tersebut bernafas dengan kulit dan kulitnya harus senantiasa dalam keadaan lembab.
(*)
sumber : detikcom.

BAGIKAN
Berita sebelumyaKAHMI Diskusi Tiga Tahun Danny
Berita berikutnyaKomisi D DPRD Makassar Tinjau Proses Pelaksanaan UNBK
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here