
Makassar, inspirasimakassar.com:
Komisi Komunikasi dan Informasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Makassar menggelar workshop jurnalistik. Workshop diikuti 80 peserta utusan MUI kecamatan dan remaja masjid se-Kota Makassar. Pelatihan ini sengaja digelar sekira tiga jam saja guna menaati PPKM dan protkes Covid-19 yang mengharuskan setiap peserta mengenakan masker, dan menempati kursi yang sudah diatur jaraknya.
Pelatihan yang mengusung tema “Ulama menulis dan ulama menulis” ini menghadirkan dua narasumber sekaligus trainer, yakni Muannas, S.Sos.,N.A.P (Direktur Celebes TV) dan H. Jurlan Em Saho’as (Pemred Sorotmakassar.com dan Majalah Dinamika Indonesia), di Hotel Remcy Panakkukang Mas, Rabu (25/8/2021).
Pelatihan dibuka Walikota Makassar diwakili Kadis Kominfo, Deny Hidayat. Turut hadir, Ketua MUI Anregurutta DR. KH. Baharuddin AS, Sekretaris KH. Masykur Yusuf, dan KH. Jalaluddin Sanusi (Dewan Pembina MUI).
Ketua MUI KH Baharuddin dalam sambutannya mengatakan, dalam kitab suci Al Qur’an di Surah Al-Qalam, Allah SWT bersumpah dengan pena dalam kalimat “Nun wal Qalam”.
Jika Allah memulai mengawali firmanNYA dengan kalimat bersumpah, maka sudah pasti terkait dengan sesuatu di dalamnya yang sangat besar. Sumpah pertama Allah setelah turunnya ayat perintah membaca di surah Al-Iqra adalah ayat Al-Qalam.
Menurut Kiai Baharuddin yang juga Rais Syuriah NU Kota Makassar, kaliman “Nun” di awal sumpah Allah itu bermakna ikan hiyu yang dalam tubuhnya mengalir warna hitam yang menyerupai tinta, sehingga dalam ayat itu Allah SWT bersumpah dengan pena dan apa yang ditulis dengan pena.
“Dahulu orang menulis dengan menyelup bulu ayam dalam cairan hitam sehingga menghasilkan tulisan aksara yang sangat indah. Bahkan, muncul tulisan kaligrafi yang sampai menakjubkan dunia. Selanjutnya orang memakai pulpen sampai pada zaman sekarang ini orang menulis lebih mudah lagi dengan laptop yang memiliki banyak karakter huruf,” ungkapnya.
Menulis bagi seorang ulama atau calon ulama, demikian Kiai Baharuddin, sangatlah utama dan penting dalam memelihara ajaran agama dan melaksanakan tugas dakwah dari zaman ke zaman.
Semua ulama besar terdahulu, memiliki karya-karya mashur dan sampai saat ini masih dibaca kitab-kitabnya. Tersebutlah, nama-nama imam mazhab dengan karya spektakuler tak tertandingi ulasan keilmuannya, bahkan di zaman Nabi pun sudah lahir penulis Zaid bin Tsabit, sahabat Rasulullah yang begitu tekun mengumpulkan ayat-ayat yang turun kepada Nabi dan selanjutnya menuliskan sehingga kitab Al Qur’an sampai pada ummat akhir zaman.
Diakui Kiai Baharuddin, menulis membutuhkan keahlian tersendiri, membutuhkan bakat yang harus diasa terus-menerus. Banyak ulama besar saat ini memiliki tingkat keilmuan yang mumpuni namun tidak mampu menulisnya dalam bentuk kitab, terlebih lagi kalangan ulama yang masih berusia muda sekarang masih sangat kurang yang memiliki kemampuan menulis.
Karenanya, Ketua MUI ini sangat mendukung sepenuhnya Komisi Komunikasi dan Informasi menggelar diklat bertajuk “Ulama menulis dan menulis ulama” yang diharapkan setelah pelatihan ini muncul penulis-penulis andal dari kalangan ulama atau penulis yang mampu menulis profil ulama dan ilmunya.
Walikota Makassar diwakili Kadis Kominfo Deny Hidayat dalam sambutannya mengatakan, di era transformasi informasi dan komunikasi yang sangat laur biasa cepatnya dengan teknologi internet saat kehadiran dan keterlibatan kaum ulama sangat besar peran dan pengaruhnya, terutama terkait dengan etika, akhlak, dan pembinaan mental spiritual ummat.
Menurut Deny Hidayar, sejumlah kota-kota besar dunia hancur lebur disebabkan oleh berita tidak jelas yang dikenal dengan berita hoax. Sebut saja Irak, telah dihancurkan oleh tantara Amerika Serikat beserta sekutu-sekutunya hanya dengan isu senjata biologis yang mematikan, namun sampai saat ini tuduhan kepemilikan senajata mematikan itu tidak mampu dibuktikan. Begitu pula Spanyol berperang dengan Amerika dahulu hanya lantaran isu perempuan Spanyol diperkosa.
“Pelatihan ini sangat strategis di tengah kita membangun kota dengan peradaban-peradabannya yang bersentuhan langsung dengan teknologi digital dan internet. Teknologi informatika dan komunikasi saat ini banyak mempengaruhi pola piker dan pola laku masyarakat kita saat ini. Segala macam informasi baik yang negative maupun yang mengandung manfaat semuanya tersedia dalam genggaman tangan kita,” ungkapnya.
Diakui Deny, sungguh banyak informasi yang mengandung kebohongan bahkan sengaja dibuat untuk menyesatkan. Dilain pihak, berita hoax jika mendapat reaksi maka dengan cepat pula diralat namun pihak yang mengupload kemana-mana justru dia sendiri belum membaca berita ralatnya, sehingga memunculkan kegelisahan yang dapat memicu kerusuhan.
Kedua narasumber yang tampil sekaligus sebagai trainer, memaparkan langsung pengalamannya, dengan mengajak segenap peserta mempraktekan langsung kiat-kiat menulis berita dan opini di media cetak, digital, dan elektronik. Sebelum workshop berakhir didahului dengan peluncuran (launching) website MUI Makassar yang menjadi media untuk menyalurkan karya tulis dan karya jurnalistik peserta nantinya.
(Jurlan Em Saho’as).