Makassar, Inspirasimakassar.com :

Setelah sebulan rutin bertukar pikir, penyelenggara Intermediate Training (IT) Koordinator Komisariat Himpunan Mahasiswa Islam, Universitas Muslim Indonesia (Korkom HMI UMI), sampai pada keyakinan bahwa, perlu ada inovasi dalam IT di HMI kali ini. Berangkat dari situ, penyelenggara mencoba meramu model baru dalam kegiatan tersebut, tentu saja dengan tidak menanggalkan esesnsi dan tujuan dari IT itu sendiri.

Secara umum, tujuan diadakannya IT, agar peserta memiliki kemampuan intelektual yang cukup, kemampuan organisasi yang baik, cakap dalam memetakan peradaban, serta terbinanya kader yang mampu mengemban amanah organisasi. Untuk itu, IT merupakan ruh organisasi yang mesti dijaga dan dikembangkan sesuai tuntutan zaman.

“Apabila kita berkaca dari Intermediate-intermediate Training sebelumnya, kita akan diperhadapkan dengan kenyataan bahwa, model pelaksanaan Intermediate Training di HMI cenderung kaku, nyaris tak ada inovasi sedikitpun,” jelas Koordinator Steering pada Intermediate Training Korkom HMI UMI, Abdul Rizal, di sela-sela IT, di Pesantren Pondok Madinah, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar. Kegiatan ini  berlangsung 18-27 November 2019.

Menurutnya, HMI mesti menyadari posisinya hari ini di tengah bangsa, guna memperbaiki diri secepat mungkin. Dan strategi terbaik untuk itu adalah, melalui perkaderan. Tentu saja dengan model perkaderan yang sama sekali baru. HMI, sudah tak hebat seperti dahulu, ditambah lagi dengan percepatan informasi, komunikasi dan teknologi yang berkembang pesat, memaksa HMI untuk adaptif. Bila tidak, HMI hanya akan menjadi puing-puing peradaban.

“Makanya, saya dan teman-teman steering, coba menyelipkan beberapa hal baru, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dalam IT kali ini. Misalnya, pada tahap pendaftaran, kami menggunakan Barcode khusus untuk mengakses proposal yang bisa discan calon peserta. Pula, kami menyisipkan beberapa materi action, supaya peserta tidak hanya focus dalam ruangan,” ujar Abdul Rizal agi.

Dalam sejarah perkaderan, memang tidak pernah ada materi action dalam Intermediate-intermediate Training yang diselenggarakan HMI di Indonesia. Biasanya, hanya berkutat di dalam ruangan, mendiskusikan kondisi ummat dan bangsa, memaparkan berbagai macam teori dan referensi, tetapi tak pernah bersentuhan langsung dengan masyarakat.

 Mereka yang mengusahakan  kegiatan ini, sadar betul bahwa, kebiasaan duduk cantik dalam ruangan sembari menunggu didatangi narasumber adalah bentuk nostalgia atas kehebatan HMI di masa lalu. Model yang serupa ini, sulit  menumbuh kembangkan kesadaran peserta. Zaman telah berubah. Kebiasaan duduk mesti diganti dengan kebiasaan melangkah.

Langkah pertama yang diambil oleh Korkom HMI UMI pada hari pertama IT setelah sesi pembukaan, orientasi training dan kontrak belajar, adalah membagikan Barcode kepada peserta yang bisa digunakan untuk absensi, lalu melakukan kunjungan ilmiah ke Kantor Gubernur. Di sana, peserta menerima materi dan belajar banyak soal pemerintahan, arah pembangunan Prov. Sulsel, dan yang terpenting yaitu, mereka bisa secara langsung melihat proses pemerintahan bekerja.

Selepas itu, dilanjutkan dengan kunjungan ilmiah di Kantor Gojek, salah satu perusahaan besar yang memanfaatkan dengan baik perkembangan teknologi. Di kantor tersebut, peserta banyak berdialog tentang bagaimana menanggapi percepatan informasi, komunikasi dan teknologi dengan para pelaku utama dalam perusaan Gojek. Dan terakhir, kunjungan ilmiah, sekalian bersilahturahim di kediaman Ilham Arif Sirajuddin, mantan Wali Kota Makassar 2 periode. Tentu saja, peserta banyak menimba pengetahuan persoalan kepemimpinan di era keterbukaan.

Tidak lupa, setiap kegiatan yang terselenggara, direkam melalui media social Korkom HMI UMI, seperti Instagram dan  Facebook serta, beberapa konten terkait materi yang diunggah di channel youtube Korkom HMI UMI.

Di hari kedua, berbeda dengan hari pertama, kali ini tak ada kunjungan ilmiah. Di hari itu, peserta difokuskan menerima tiga materi penting tentang perubahan sosial di dalam forum selama sehari penuh, sampai ke tiga materi tersebut selesai.

Di hari selanjutnya, peserta kembali diarahkan terjun ke lapangan, guna melakukan advokasi kepada masyarakat terkait isu yang tengah berkembang. Yaitu isu, tentang BPJS dan reklamasi di daerah CPI, Kota Makassar. Sebelum peserta  ke lapangan, terlebih dahulu dibekali pengetahuan tentang isu tersebut di dalam forum selama tiga jam, serta dibekali teknik-teknik penelitian, agar memudahkan mereka dalam mengambil informasi yang dibutuhkan untuk dikemudian hari melakukan advokasi.

Di hari ke empat, peserta kembali difokuskan dalam forum sehari penuh. Di hari itu, peserta aktif menguliti kondisi ummat Islam bersama tokoh nasional, Muhammad Said Didu terkait Kebangkitan Civil Islam. Beliau sangat jeli dalam melakukan analisis, ditambah lagi kerap menyelipkan kritik-kritik fundamentalnya yang membikin peserta terpukau.

Masih di hari yang sama, rupanya forum IT kedatangan lagi tokoh nasional, Drs. Feryy Mursyidan Baldan, mantan Menteri Agraria dan Tata Kota 2014-2016 dan mantan Ketua Umum PB HMI periode 1990-1992. Di usianya yang sudah menginjak  ke-58 tahun, beliau masih tetap tajam dan kritis membedah persoalan kepemimpinan  nasional.

 Sesuai dengan tema materi yang ia bawakan, Penguatan Kepemimpinan Nasional di era Kompetisi Nasional, Ferry mengemukakan, saat ini bangsa Indonesia tengah mengalami krisis kepemimpinan. Berangkat dari sini, ia berpendapat, kader HMI wajib mencerbur diri dalam konstetasi politik nasional dan merebut kursi kepemimpinan tertinggi. 

Dan di hari ke-5, 6 dan seterusnya, sampai selesainya forum nanti, model IT Korkom HMI UMI akan selalu diselang-selingkan antara materi action dan materi yang berfokus dalam forum. Selain sebagai model baru dalam kaderisasi di HMI, materi action ini bisa juga dijadikan sebagai upaya untuk menutupi kejenuhan peserta di dalam forum, serta sebagai cara untuk memperkenalkan wajah kota Makassar.

“Saya berharap, Intermediate Training yang kami selenggarakan ini bisa melahirkan generasi yang memiliki kemampuan yang cukup dan kritis serta model baru yang kami tengah laksanakan ini bisa menjadi percontohan bagi HMI Korkom atau HMI Cabang lain yang ingin menyelenggarakan Intermediate Training,” ucap Khairul Baits– Ketua Bidang Penelitian Pengembangan Pembinaan Anggota (PPPA) Korkom HMI UMI. (*)

BAGIKAN
Berita sebelumyaDuta Sulsel Raih Prestasi di Ajang Anugerah Guru di Lampung
Berita berikutnyaPagi ini A Firdaus Jollong Dilantik Jadi Dirut PDAM Parepare
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here