
Masamba, Inspirasimakassar.com:
Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa Sawit di Sulawesi Selatan mencapai Rekor Tertinggi, bagmana tidak, Saat ini Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang beroperasi di Luwu Utara dan Luwu Timur membeli TBS Petani Rp 1400 per kilogram, bahkan ada PKS membeli diatas dari harga tersebut.
Seperti di PKS PT Jas Mulia Senin, 7 Maret 2020 yang membeli TBS Petani RP 1410 per kilogram, Bahkan PT Kasmar Matano Persada, PTPN, PT PDGS, dan PT Surya Sawit Sejahterah berani mematok harga Rp 1425 per kilogram TBS.
Seperti yang dijual salah seorang Patani Sawit asal Masamba, Abd Rahim dimana TBS yang dijual ke PKS PT Jas Mulia dihargai Rp 1410. ” Alhamdulillah harga sawit sudah cukup mahal, walaupun buah lagi paceklik, tapi harus diayukuri, smoga harga tetap bertahan hingga musim panen raya,’ Ujar Abd Rahim.
Menurut Rahim biasanya dirinya hanya membawa pulang uang Rp 1,5 Hingga Rp 2 Juta dalam satu Mobil Pick Up, saat ini dirinya membawa uang pulang Rp 3,5 Juta. ” Dulu TBS nya dibeli Rp 800 per Kg bahkan dibawanya lagi, Alhamdulillah saat sudah Rp 1410 per Kg,” Ucapnya bersyukur.
Ketua APKASINDO Kab Luwu Utara, H Rafiuddin membenarkan kenaikan Harga TBS yang cukup tinggi, mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah dunia sawit di Sulsel. ” Memang pernah berlaku harga TBS Rp 1300, tapi waktu masih sendiri PKS Milik PTPN tapi saat harga lebih mahal lagi, Rp 1425 Per Kilogram, jadi betul harga in masuki rekor tertinggi,” Sebutnya.
Ia juga berharap Harga Rp 1425 ini bisa bertahan hingga musim panen raya tiba, bahkan Rafiuddin berharap harga bisa lebih baik lagi, ” Kita tentu bersyukur karena harga sudah sangat bagus, tapi tetap berdoa semoga harga lebih baik lagi kedepannya, “Ujarnya.
Menurutnya, naiknya harga sawit di daerah kita selain karena buah lagi paceklik, mekanisme penetapan harga yang dilaksanakan Tim Penentu Harga TBS setiap bulan juga sudah cukup bagus, dimana lanjut Rafiuddin sebelum rapat Harga dilakukan, PKS Wajib melaporkan ke Dinas Perkebunan Provinsi Sulsel hasil Penjualan/invoice CPO (Minyak Sawit) mereka. “Jadi mereka sudah tidak bisa main-main, sebab Invoice mereka sudah diketahui sebelum Rapat,” Ucapnya.
Selain itu faktor global juga mempengaruhi kenaikan harga TBS utamanya CPO Export, dimana India meningkatkan pembelian karena negara itu mulai melakukan relaksasi lockdown. Ekspor Malaysia, terutama produk CPO, ke India diperkirakan tetap kuat selama sisa tahun ini setelah pemerintah Malaysia menurunkan pajak ekspor, hal ini dikarenakan Malaysia merupakan barometer dunia untuk harga CPO. China juga akan beralih ke minyak sawit setelah impor kanola dan kedelai terjerat perselisihan perdagangan. (mah)