Site icon Inspirasi Makassar

H. Taufik Agus dan Beberapa Anggota Pansus Gugus Tugas Covid-19 Kunker Ke Mateng

Mamuju, Inspirasimakassar.com:

Dalam rangka sinkronisasi data dan antisipasi dampak sosial Covid-19 bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Tim Pansus (Panitia Khusus) DPRD Sulbar melakukan kunker ke Kabupaten Mamuju Tengah.

Kunker Pansus Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DPRD Sulbar ini, H. Taufik Agus dalam kunker ke desa Pontana Kayyang, Kec. Bidong-bidong, Kabupaten Mamuju Tengah ini dalam rangka Tim terpadu penaganan covid-19 ini didampingi sejumlah legislator Sulbar yang masuk dalm anggota Pansus yakni; H. Sukardi M. Nur, Hj. Amalia Fitri Aras Tammauni, serta menggadeng Kadis Kesehatan Sulbar, (Senin, 27/4/2020).

“Apa yang terjadi di Mateng terkait kasus Covid-19 memang sangatlah mengejutkan dengan jumlah kasus positif Covid-19 tertinggi di Sulbar. Olehnya itu, tujuan kami dari Pansus DPRD Sulbar melakukan kunjungan guna memastikan kondisi Kabupaten Mateng saat ini pasca melonjaknya kasus Covid-19,” Tutur Sukardi M. Nur.

Menurut dia, perlunya sinergitas antar lintas sektor, mulai dari Dinkes, Dinas Sosial (Dinsos) dan instansi terkait lainnya, agar dapat kompak dan sinkron untuk menyelesaikan permasalahan pandemi Covid-19 ini.

Sukardi menambahkan, pihak Pansus DPRD Sulbar turut melibatkan Dinkes Sulbar dalam melakukan kunjungannya, agar segala permasalahan yang ada di kabupaten bisa tersampaikan termasuk dalam penanganan covid ini. Kami berharap untuk mengutamakan kegiatan sosialisasi dan pencegahan, serta akan membawa usulan dari Tim Gugus Tugas Mateng dalam rapat pansus di tingkat provinsi nantinya,” tutur Sukardi.

Kepala Dinkes Mateng, Setya Bero, menyampaikan, episentrum kasus Covid-19 terbesar di Kabupaten Mateng saat ini ada di Desa Pontanakayyang. Dengan tingginya kasus dari kluster ini, tidak menutup kemungkinan kian merebak jika tidak diantisipasi sedini mungkin.

“Saat ini Dinkes sedang melakukan kajian terkait kesiapan ruang isolasi bagi seluruh pasien positif Covid-19 bersama provinsi, sehingga nantinya bisa memastikan para pasien bisa diisolasi ke provinsi dan sebahagian di kabupaten,” papar Setya.

Ia mengusulkan, agar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Regional Sulbar yang ditunjuk sebagai RS rujukan Covid-19, agar menambah jumlah kamar pasien untuk dapat menampung pasien yang dirawat atau yang di rujuk.

“Kami harap, agar alat pelindung diri (APD) untuk Kabupaten Mateng lebih didukung lagi oleh provinsi, karena jumlah positif Covid-19 terbanyak saat ini adalah Kabupaten Mateng. Dengan terbata nya APD, maka keselamatan petugas medispun sangat rawan,” ujar Setya.

Dirinya berharap, anggaran untuk penanganan Covid-19 ini lebih diperhatikan untuk wilayah Mateng, karena sudah ada beberapa tempat yang sudah ditempati oleh warga yang positif dan sebagai karantina mandiri.

“Seharusnya RSUD Regional Sulbar di Mamuju siap dengan sarana dan prasarana bagi pasien positif yang dirawat. Hingga sekarang di RSUD Mateng, tenaga medis terbatas, dokter spesialis paru atau penyakit dalam juga sangat terbatas, diharapkan secepatnya propinsi dapat memperhatikan hal ini,” harap Setya.

Kepala Badan Penaggulangan Bencana daerah (BPBD) Mateng, Rahmat Syam, mengatakan sejak dimulainya wabah pandemi Covid-19 di Indonesia, Kabupaten Mateng telah memulai langkah-langkah antisipasi dengan membentuk Tim Gugus Tugas Covid-19 sejak 16 Maret 2020.

“Pasca dibentuknya Tim Gugus Tugas Covid-19, Pemkab Mateng mulai menetapkan status siaga darurat untuk memperkuat pengamanan daerah dengan mendirikan posko di wilayah perbatasan,” kata Rahmat.

Ia menjelaskan, Tim Gugus Tugas Covid-19 Mateng juga telah melakukan penyemprotan disinfektan ke 197 titik fasilitas umum selama 14 hari, dan pada tanggal 3 April 2020

Sementara itu, Direktur RSUD Mateng, dr Patunrengi, menyebutkan mengenai fasilitas yang ada di Kabupaten Mateng, pihak RSUD Mateng sangat tidak siap, jangankan untuk menangani kasus Covid-19, untuk menangani kasus kesehatan biasapun RSUD Mateng belum sepenuhnya mampu karena keterbatasan tenaga dokter.

Exit mobile version