Maros, Inspirasimakassar.id:
Merujuk pada berbagai organisasi serikat pekerja yang mewakili buruh di Indonesia, dengan beberapa contoh utama salah satunya adalah Federasi Serikat Perjuangan Buruh Indonesia (FSBI). Organisasi ini berfungsi sebagai payung bagi serikat pekerja di tingkat lokal, di mana mereka berjuang untuk kesejahteraan, hak, dan kepentingan buruh melalui advokasi dan negosiasi.
Federasi Serikat Perjuangan Buruh Indonesia (FSPBI) Kabupaten Maros resmi melantik pengurus baru untuk periode 2025–2029 dalam sebuah upacara khidmat yang digelar di Gedung Baruga A, Kantor Bupati Maros, Jumat, 7 November 2025.
Pelantikan ini mengusung tema besar “Meneguhkan Peran FSPBI Maros sebagai Pilar Kesejahteraan dan Keadilan bagi Rakyat Pekerja itu dihadiri pejabat penting. Di antaranya, Bupati Maros, Ketua DPRD Kabupaten Maros, Kapolres Maros, Dandim 1422 Maros, Kasatpol PP, Kadis Disnakertrans, Kadis Lingkungan Hidup, hingga pimpinan-pimpinan organisasi lintas sektor di Kabupaten Maros.
Hadir pula, organisasi kepemudaan, mahasiswa, serikat pekerja lintas sektor, ormas, LSM, komunitas masyarakat, serta awak media
Suasana pelantikan semakin meriah dengan penampilan adat Angaru dan tarian tradisional Paduppa, sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai budaya lokal sekaligus simbol penyambutan penuh kehormatan terhadap pengurus baru FSPBI Maros.
Ketua FSPBI Maros periode 2025–2029, Akram Lallo mengemukakan, pelantikan organisasi buruh yang dipimpinnya merupakan momentum penting. Tentunya, sebagai wadah memperkuat hubungan antar pihak.
“Bagi kami di FSPBI Maros, pelantikan ini menjaid momentum penting, sekaligus ajang silaturahmi dan konsolidasi dalam meneguhkan peran kolaborasi satu sama lain, khususnya dalam menghadapi persoalan-persoalan ketenagakerjaan di Kabupaten Maros,” ujarnya.
Menurutnya, FSPBI Maros akan terus berupaya memperkuat perannya sebagai mitra kritis dan solutif bagi pemerintah daerah maupun dunia usaha, dengan tetap berpihak kepada kepentingan dan kesejahteraan rakyat pekerja.
Akram Lallo menegaskan, filosofi perjuangan buruh yang menjadi dasar gerakan FSPBI Maros. Perjuangan buruh bukan hanya tentang upah dan jam kerja. Perjuangan buruh adalah tentang harga diri manusia. Tentang bagaimana keringat yang menetes di pabrik, di gudang, di lapangan, bahkan di meja administrasi, diakui, dihargai, dan diberi tempat yang layak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.(titi)




