Rektor Unhas, Prof.Dwia Tina Pulubulu mengajak mahasiswa dan alumni perguruan tinggi (PT) yang dipimpinnya, terus berperan aktif untuk daya saing. Termasuk tidak henti-hentinya, berinisiatif meningkatkan kualitas. Apalagi, tahun 2017 ini, Unhas telah memiliki 4 program studi berakreditasi Internasional. Yakni, pendidikan dokter, teknik sipil, kesehatan masyarakat, dan magister manajemen. Unhas, satu-satunya PT luar Jawa yang mendapatkan akreditasi Internasional ini.
Kampus ini juga telah menyiapkan 3 program studi yang bakal mendapatkan akreditasi Internasional lagi, Agustus, bulan depan. Yakni, ilmu kelautan, hubungan Internasinal, dan teknik geologi. “Untuk mendapatlkan akreditasi Internasional ini, bukan saja dinilai dari pengelola akademiknya saja, melainkan alumninya yang harus berdaya saing dalam masyarakat, baik nasional, maupun Internasional,” ujar Dwia Tina Pululubu, di sela-sela wisuda 453 mahasiswa Pascasarjana periode IV Unhas, periode 2016/2017, Kamis 22 Juni 2017.
Di bagian lain, Dwia Tina Pulubulu mengemukakan, Unhas memiliki obsesi menghasilkan lulusan pascasarjana yang memiliki keilmuan yang relevan dan bermutu. Dengan demikian, kampus merahtersebut memiliki sosok ilmuan-ilmuan muda berpotensi. Apalagi, Unhas memiliki obsesi mendapatkan lulusan yang memiliki keilmuan yang bermutu, mutahir, dan berkualitas. Berdaya unggul.
Wisudawan terbaik masing-masing Andi Bau Inggit, Doktor Ilmu Hukum (IPK 3.98), 2 tahun dan 8 bulan. Handar Subhandi Bakhtiar, Magister Ilmu Hukum (IPK 3,92), 1 tahun dan 6 bulan, Wandani Syahrir, Spesialis Ilmu Patologi Klinik (IPK 3,90), 3 tahun dan 10 bulan. Sahria Usman, Ilmu Konservasi Gigi (IPK 3,96), 2 tahun dan 8 bulan. Andi Noviani Babba, Profesi Dokter (IPK 3,93), 3 tahun dan 6 bulan, Nur Trisnawati, Profesi Ners (IPK 3,96), 1 tahun dan 5 bulan, dan Alicia Nadia, Profesi Dokter Gigi (IPK 3,76) 2 tahun dan 5 bulan.
Sementara itu, Asiah Salatalohy, salah seorang wisudawan yang meraih cumlaude dikonfirmasi mengemukakan, sebelum diwisudah pihak fakultas telah menyampaikan kepadanya, kalau dirinya meraih cumlaude. Selain memiliki IPK 3,91, juga merupakan mahasiswa tercepat dengan masa studi 1 tahun, 10 bulan.
Anak ketiga dari empat orang bersudara, pasangan H.Ahmad Salatalohy (alm) dan Hj.Maryam Pattisahusiwa yang lahir di Ambon, 28 November 1974 ini adalah staf di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Wilayah Ternate/Tidore, Maluku Utara. Dia mengakui, motivasi awal mengikuti jenjang Pascasarjana, dapat memberikan konstribusi yang lebih banyak kepada daerahnya di Maluku Utara. Mengingat jumlah sumber daya manusia (SDM), bergelar magister kehutanan di Kota Tidore, khususnya perempuan baik di birokrasi maupun akademisi masih kurang. Kekurangan tersebut dijadikan peluang untuk memajukan diri.
“Saya merasa tertantang untuk lebih memaksimalkan potensi diri, meraih pengetahuan di bidang kehutanan. Sebuah kesyukuran, karena apa yang saya impikan, mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara untuk memberi bantuan kepada putera puteri melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Juga mendapat dorongan penuh dari keluarga,” urai alumni Fakultas Kehutanan, Universitas Satria Makassar ini.
Di bagian lain, siswa SMA Negeri 1 Ambon (1993), SMPN 4 Ambon (1989/1990), SDN 1 Galala, dan ibu dari tiga orang anak masing-masing Rahmadhiny, Rahmat Gifran, dan Rizka bersuamikan Hawalid Hasan,SE ini menambahkan, untuk meraih gelar magister kehutanan, dia melakukan penelitian berjudul “ Strategi dan struktur nafkah rumah tangga petani agroforestri di Desa Majannang dan Manimbahoi, Kecamatan Parigi, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan”.
Cia—sapaan Asiah Salatalohy mengharapkan, ilmu yang diperolehnya, nantinya dapat diaplikasian sesuai bidang pekerjaan yang digelutinya saat ini. Ke depan, dia mengharapkan semakin banyak pemerintah daerah juga memberi peluang yang banyak kepada putera-puteri Maluku Utara, khususnya kaum perempuan untuk menimba pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. (din pattisahusiwa)