
Makassar, Inspirasimakassar.com:
Beredar rilis hasil survei kenaikan elektabilitas pasangan Appi – Rahman yang melampaui petahana Danny Pomanto – Fatmawati Rusdi, ditanggapi positif oleh Fadli Noor Juru Bicara (Jubir) Appi – Rahman berdasarkan lembaga survei PolMark Indonesia, sementara Eep Saefulloh Fatah selaku Direktur PolMark Indonesia klarifikasi hal tersebut melalui rilis yang diterima Inspirasimakassar.com.
Fadli Noor mengatakan, beredarnya rilis PolMark Indonesia yang menunjukkan grafik elektabilitas pasangan Appi – Rahman hingga melampaui petahana merupakan realitas politik yang terbentuk dari kerja-kerja politik selama ini. Kepastian dukungan parpol beserta kader dan konstituennya, mengerucutnya jumlah paslon, serta aliran dukungan lebih dari dua ratus organ relawan yang telah dikukuhkan.
Fadli menambahkan, gagasan besar Appi-Rahman untuk membawa Makassar Bangkit dengan penanganan Covid-19 yang lebih baik lalu melakukan pemulihan ekonomi juga merupakan solusi yang paling pas bagi masyarakat Makassar hari ini.
“Kami melihat kandidat lain juga mulai ikut-ikutan masuk ke isu tersebut namun publik Makassar itu cerdas, tahu yang mana gagasan orisinal dan dideklarasikan lebih dulu”, bebernya saat dikonfirmasi melalui pesan Whatshap.
Ditegaskan Fadli, Saat ini kami memastikan bahwa seluruh mesin politik yang hari ini berhasil meraih elektabilitas 31,7% akan terus bekerja pada sisa waktu yang tersisa hingga hari-H kami targetkan meraih kemenangan di atas 50% total suara sah.
Lain halnya Direktur PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah menanggapi beredarnya bahan publikasi yang mencantumkan data hasil survei, nama lembaga PolMark Indonesia, dan ada nama dan gambar saya (Eep Saefulloh Fatah) di dalamnya dengan frase kalimat penyertanya. Ada juga keterangan “Data Agustus 2020”.
Dalam keterangan persnya, Eep Saefulloh Fatah menyatakan 4 poin keberatan akan hasil rilis yang mengatasnamakan PolMark Indonesia sebagai berikut :
(1) Saya dan PolMark Indonesia tak pernah membuat bahan publikasi itu. Ada pihak lain yang membuatnya. Kami tak tahu menahu.
(2) Saya dan PolMark Indonesia tak bertanggung jawab atas isi bahan publikasi itu. Apapagi ada penggunaan gambar saya dengan keterangan yang redaksinya sama sekali tak bisa saya setujui: “Konsultan politik ternama yang memenangkan ….”.
Sepanjang 11 tahun memimpin dan mengelola PolMark Indonesia (dan PolMark Research Center), saya tak pernah menggunakan klaim dan glorifikasi diri sebagai bagian dari kerja kami. Itu bukan cara dan gaya saya/kami. Kami tak pernah gunakan frase atau kalimat semacam itu, apalagi sekadar untuk gimmicks marketing.
(3) Tentang hasil surveinya, silakan tanyakan pada yang mengedarkan. Jangan tanya ke saya.
Yang jelas, tertulis di sana Data Agustus 2020. Kami, PolMark Research Center/PolMark Indonesia tidak pernah mengadakan survei di Kota Makassar pada bulan Agustus. Survei kami terakhir adalah pada akhir Juli 2020. Bagaimana hasilnya? Kami tak punya kewajiban untuk menyampaikan hasilnya kepada siapapun kecuali kepada mitra kerja sama survei kami.
(4) Yang jelas, sekali lagi, saya/kami tak pernah membuat bahan publikasi itu, tak bertanggung jawab sama sekali pada isinya. Inilah yang bisa saya jelaskan. Semoga maklum. (ishadi ishak)