Site icon Inspirasi Makassar

Ekonomi Melambat, Pemprov Sulsel Fokus Berdayakan Pembangunan

Kepala Bank Perwakilan Bank Indonesia
Causa Iman Karana (tengah) saat press release pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan, Selasa (9/11) di Kopi Dul Jalan Pasar Ikan.

Makassar, Inspirasimakassar.com;

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Triwulan III 2021 tercatat tumbuh positif sebesar 3,24% (yoy), meskipun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 7,66% (yoy) sebagai dampak dari merebaknya kasus Covid.

Pelemahan ekonomi pada triwulan ini sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 3,51% setelah sebelumnya mencapai 7,07%.

Meski demikian, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan optimis laju pertumbuhan ekonomi akan meningkat di Tahun 2022 mendatang. Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, menyampaikan terkait dengan Ranperda APBD Tahun Anggaran 2022. Dimana, pemerintah provinsi fokus pada pembangunan yang mengarah pada inovasi pemanfaatan potensi sumber daya alam kebangkitan ekonomi.

“Muatan rancangan APBD Tahun 2022 ini tetap menitikberatkan pada apa yang tertuang dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2022 dan tetap mempertimbangkan dinamisasi perkembangan lingkungan strategis Sulawesi Selatan pada khususnya,” ungkapnya, Senin 8 November 2021.

Dalam kesempatan itu, Plt Gubernur menyampaikan pendapatan daerah yang tertuang dalam RAPBD tahun 2022 diajukan sebelum penetapan dana transfer pusat ke daerah.

“Dapat kami gambarkan bahwa target pendapatan daerah direncanakan sebesar Rp10,8 triliun lebih yang bersumber dari komponen pendapatan asli daerah sebesar Rp4,9 triliun lebih, pendapatan dana transfer sebesar Rp5,7 triliun lebih dan lain-lain,” terangnya.

Pendapatan daerah yang sah, lanjut Plt Gubernur, sebesar Rp123 miliar lebih beranjak dari target APBD perubahan di tahun 2021. Target pendapatan daerah di tahun 2022 dalam RAPBD sebelum penyesuaian dana transfer pusat ke daerah, mengalami peningkatan sebesar 43,6 miliar atau 0,40 persen.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan, Causa Iman Karana menjelaskan, sumber utama pelemahan di triwulan ke III berasal dari permintaan domestik yang tumbuh melambat seiring kebijakan pembatasan mobilitas di berbagai wilayah untuk mengatasi varian delta Covid-19.

Sementara permintaan eksternal tetap tumbuh kuat, menopang pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun ekonomi Sulawesi Selatan.

“Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan didorong oleh kinerja Lapangan Usaha (LU) utama. LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tumbuh sebesar 7,85% (yoy) dan memiliki pangsa sebesar 24,52% terhadap total PDRB Sulsel”, paparnya, Selasa 9 November 2021 di Kopi Dul Jalan Pasar Ikan.

Sementara pertumbuhan didorong oleh peningkatan produksi beberapa komoditas perkebunan, antara lain kelapa sawit, kopi, kakao, tebu, maupun peningkatan produksi sentra budidaya perikanan dan perikanan tangkap.

Selanjutnya, LU Pertambangan tumbuh sebesar 3,61% (yoy) dengan pangsa sebesar 4,81% terhadap PDRB, pertumbuhan didorong oleh peningkatan kinerja pertambangan bijih logam.

Berdasarkan komponen pengeluaran, peningkatan net ekspor menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi Sulsel. Pada periode Januari – September 2021, total nilai ekspor Sulsel meningkat 12,96% (yoy) sedangkan total nilai impor menurun 20,36% (yoy).

Peningkatan ekspor didorong meningkatnya permintaan negara mitra dagang, termasuk untuk komoditas besi dan baja. Sementara itu, dampak dari PPKM mengakibatkan penurunan pada beberapa kelompok pengeluaran seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi.

Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 1,03% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,96% (yoy). Penurunan konsumsi rumah tangga terjadi pada pada subkomponen Makanan dan Minuman, Pakaian dan Alas Kaki, Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Penyediaan Makan Minum.

Sejalan dengan hal tersebut, perkembangan LU utama seperti LU Industri Pengolahan, Konstruksi, Perdagangan, Transportasi, dan Akomodasi Makan Minum mencatatkan pertumbuhan lebih rendah dibanding dengan triwulan sebelumnya.

Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengaku, bahwa Pemprov Sulsel terus memberikan perhatian untuk perkembangan Kota Makassar.

Bahkan untuk tahun 2021 ini, Pemprov Sulsel menganggarkan dari APBD Provinsi sekitar Rp 100 Miliar untuk Kota Makassar.

“Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus hadir mendorong pembangunan di Kota Makassar. Tahun ini, kita gelontorkan (APBD Provinsi) sekitar Rp 100 Miliar, Insya Allah tahun depan kita akan gelontorkan dua kali lipat sekitar Rp 200 Miliar untuk Kota Makassar, kita sudah ajukan di DPRD”, ujarnya.

Lebih lanjut Andi Sudirman Sulaeman menjelaskan, “bahwa ini merupakan upaya untuk menstimulan Kabupaten/Kota sehingga roda perekonomian berputar yang akan berdampak pada pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” jelasnya.

Andi Sudirman pun menyampaikan, beberapa rencana pembangunan yang akan dilakukan di Kota Makassar. Salah satunya rumah sakit bertaraf internasional yang akan dibangun oleh Kementerian Kesehatan.

“Di Sulawesi Selatan akan dibangun Rumah Sakit bertaraf internasional OJK (otak jantung dan kanker). Ini kita dorong (pembangunan) di Makassar untuk hadir dan ini menjadi representatif untuk wilayah Indonesia Timur,” ungkapnya.

“Kami juga kemarin membahas terkait tol di Pettarani, kita dorong untuk pembangunan tol menuju Makassar New Port (MNP). Harapannya adalah Makassar new port menjadi hub untuk pelabuhan di Indonesia bagian Indonesia Timur dan Tengah ini akan terbangun tol dan langsung cepat dan langsung menuju ke eksisting tol yang kemudian distribusinya ke utara dan selatan lebih cepat,” jelasnya.

Dengan hadirnya tol menuju MNP, kata dia, akan mempercepat arus barang yang akan dikirim melalui pelabuhan tersebut. “Kalau arus barang cepat dan berjalan dengan baik, Insya Allah perputaran perekonomian akan cepat, apalagi Makassar New Port itu adalah pelabuhan dengan kedalaman sampai minus 20 meter, lebih dalam dibandingkan Surabaya. Bahkan lebih luas dari yang di Surabaya dan di Tanjung Priok. Perencanaan sekitar 1000 hektar,” terangnya.

Mendukung hal itu, dirinya pun berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal dari berbagai negara seperti Konjen Australia dalam mengoptimalkan direct call port. “Kita terus genjot ekspor, Alhamdulillah juga ekspor kita terus meningkat. Kita dorong terus karena selisih antara itu adalah untuk melancarkan produk kita dari dalam ke luar negeri,” pungkasnya. (hadi)

Exit mobile version