
Makassar, Inspirasimakassar.com:
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar, memberi bantuan biaya kesehatan tambahan kepada Irsal. Pasalnya, selain kedua kaki hingga lutut, tangan kanan ayah dua anak-tertua Adnan—murid kelas 2 SD Parangtambung ini diamputasi.
Warga Daeng Tata III, Kecamatan Tamalate, dekat tempat pembuangan sampah ini menceriterakan kisah hidupnya mulai masih remaja hingga berusia 33 tahun. Dia mengawali pekerjaannya sebagai supir, sudah berhenti 7 tahun lalu, akibat kondisi fisiknya mulai terganggu. Sekalipun demikian, dia tetap menikah dengan perempaun pujaan hatinya, Suriani yang kini telah memberinya dua anak—lelaki dan perempuan. Anak lelakinya Adnan, kelas 2 SD Parangtambung, sementara adiknya belum sekolah.
Kini, sekalipun kedua kaki dan tangan diamputasi, namun dia tidak duduk meratapi nasibnya. Dalam kondisi fisik yang serba kekurangan, namun pria kelahiran Makassar, 22 Agustus 1989 dari pasangan Syamsuddin Dg Nandre dan Jaerah Dg Jipa (Almr) ini menjadi pengawas, sekaligus mencatat pengangkutan mobil pengangkut pasir tak jauh dari rumahnya, dekat bibir sungai Jeneberang.
“Sekalipun kondisi saya seperti ini, namun apa boleh buat, saya harus bekerja, sekalipun hanya duduk duduk untuk mengawasi pengangkutan pasir ke mobil truk di sini. Jika sudah diangkut pasir ke satu mobil truk, saya dapat Rp20.000. Sehari hanya dua mobil, jadi saya dapat Rp40.000,” ujarnya, Jumat, 14 Oktober 2022.
Sementara Suriani–istri Irsal sesekali menjadi tukang cuci pakaian di salah satu kompleks yang tak jauh dari rumahnya. “Sesekali saya dipanggil mencuci pakaian. Saya dikasi Rp15.000,” tutur perempuan kelahiran Makassar, 25 Maret 1985 ini.
Baik Irsal maupun Suriani mengaku, keluarganya belum mendapat bantuan dari pemerintah.
Menyinggung bantuan BAZNAS Kota Makassar, Irsal mengucapkan terima kasih, karena selama ini baru menerima bantuan biaya kesehatan. “Kami snagat bahagian dan berterima kasih kepada BAZNAS Kota makassar yang begitu peduli dengan kami. Bantuan ini kami akan gunakan sebaik baiknya. Apalagi, kami belum pernah dapat bantuan. Pernah sekali kami terima bantuan dari pemerintah, tetapi hanya sekali,” tutur Irsal bersama istrinya.
Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Kota Makassar, H.Jurlan Em Saho’as di sela sela penyerahan bantuan biaya kesehatan tambahan kepada Irsal mengaku, lembaga Amil yang beralamat di Jalan Teduh Bersinar No 5, Kecamatan Rappocini itu tersentuh setelah mendapat laporan tim survei, sekaligus asemen dipimpin Kepala Layanan Aktif BAZNAS (LAB), H.Arifuddin.
“Jadi setiap ada laporan yang masuk ke BAZNAS Kota Makassar, kami langsung menurunkan tim untuk survei dan asesmen. Jika sesuai dan layak dibantu, maka BAZNAS akan membantu. Begitu pula sebaliknya. Tetapi, untuk Irsal ini, BAZNAS memberi bantuan biaya tambahan kesehatan, karena memang layak,” ujarnya.
H.Jurlan Em Saho’as menyebutkan, BAZNAS Kota Makassar sangat tersentuh dengan kondisi Irsal, yang sekalipun kedua kakinya sudah diamputasi, namun dia masih memiliki semangat menghidupi keluarganya.
Menyinggung asal dana bantuan, jurnalis ini menyebutkan, berasal dari para Muzakki-orang yang memberikan amanah berupa zakat, infak, dan sedekah (ZIS) ke BAZNAS Kota Makassar. Dari ZIS ini, kemudian BAZNAS menyalurkan kepada mereka yang benar benar berhak menerima.
Dalam menjalankan amanah, BAZNAS tidak boleh main main dalam hal zakat. Baznas mengetahui betul para mustahik seperti diisyartakan dalam 8 golongan atau asnaf. Yakni, fakir, miskin, riqab atau biasa disebut sebagai hamba sahaya, gharim– orang yang memiliki hutang dan kesulitan melunasinya, mualaf, yaitu orang yang baru memeluk agama Islam untuk merasakan solidaritas. Termasuk, fisabilillah– pejuang agama Islam, ibnu sabil– orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan jauh, serta amil– orang yang menyalurkan zakat. (din pattisahusiwa)