
Makassar, Inspirasimakassar.com:
“Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik, dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlahkamu memilih yang buruk untuk kamu infakkan, padahal kamu tidak mau mengambilnya, kecuali dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Ketahuilah bahwa Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.” (QS. al-Baqarah: 267)
Qur’an surat Al-Bakarah ayat 267 di atas, menjadi rujukan kuat dari Abdul Rahman. Driver Gojek di Kota Makassar ini pun menjadikan ayat tuhan itu sebagai inspirasi, sekaligus mendorongnya untuk selalu mengingat rukun Islam, salah satunya zakat.
Abdul Rahman mengaku, soal berzakat, tidak perlu menunggu bulan Ramahdan, melainkan setiap bulan pun bisa. Namanya, zakat penghasilan. Ada pula infak dan sadakah, atau ZIS. Ia berkeyakinan, dengan ZIS, selain dapat membersihkan harta, juga dapat membantu sesama yang kekurangan.
Atas dasar itulah, Jumat, 28 Januari 2022, Abdul Rahman mendatangi Kantor Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar, untuk menyerahkan zakat pendapatannya.
“Saya mau menyerahkan zakat pendapatan saya di BAZNAS Kota Makassar ini. Zakat saya ini sebanyak Rp300.000, mohon diterima,” tutur Abdul Rahman kepada Safaruddin dan Fitriany R di kantor BAZNAS Kota Makassar, Jalan Teduh Bersinar, Kecamatan Rappocini Makassar.
Abdul Rahman mengaku sudah beberapa kali menyerahkan dana ZIS ke BAZNAS Makassar. Tim penerima kemudian membacakan doa, kiranya tuhan menurunkan rezeki yang lebih banyak kepadanya.
Menjawab pertanyaan Inspirasimakassar.com, Abdul Rahman enggan banyak berkomentar. Ia hanya mengaku, sebagai ummat Islam, ada satu kewajiban seperti tersirat dalam rukun Islam ketiga, yakni zakat.
“Mohon maaf, saya sedang bekerja (driver). Tugas saya hanya menyerahkan zakat, infak, dan sadakah. Itu saja. Mohon maaf,” ujarnya dibalik telepon seluler.
Iritnya pembicaraan Abdul Rahman soal pemberian zakat ke BAZNAS, tidak lain karena ia memegang teguh, jika orang-orang yang beramal itu menyembunyikan apa yang diberikan. Alasan sederhana adalah, jika tangan kanan memberi, maka tangan kiri tidak boleh tahu.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua BAZNAS Kota Makassar, H.Ashar Tamanggong mengemukakan, dapat dibayangkan, seorang driver motor saja masih mengingat zakat, apalagi lainnya.
“Kita lihat saja, pendapatan drever gojek itu tidak seberapa. Tetapi dia masih mengingat ngingat akan kewajiban membayar zakat, infak dan sadakah. Ini sangat luar biasa,” tuturnya, seraya menambahkan, bentenghi hartramu dengan zakat, obati penyakitmu dengan sedekah.
Di sisi lain, demikian ATM—sapaan akrab Ashar Tanganggong, zakat dapat menyempurnakan Iman. Karena, berzakat itu merupakan salah satu pilar agama Islam. Setiap muslim pasti berusaha melaksanakan amalan ini, dengan tujuan melengkapi kewajiban yang diamanatkan agama.
Hal lain, urai Ketua Dewan Dakwah NU Kota Makassar itu, dengan membayar zakat, seorang muslim telah masuk ke dalam kelompok orang dermawan dan memisahkan diri dari kelompok orang-orang kikir.
“Dan, yang lebih penting, berzakat akan melatih umat berikhlas. Karena jika zakat dilakukan dengan ikhlas dan tanpa paksaan, maka dengan zakatlah akan memberikan keselamatan baginya,” jelasnya.
“Soal driver gojek berzakat di BAZNAS, saya melihat, sekalipun dia bekerja siang malam, hujan panas, tetapi dia ternyata masih dapat menyisihkan sedikit dari pendapatannya. Dia tidak mementingkan diri sendiri, tetapi dia juga melihat masih ada penderitaan orang lain, utamanya kaum dhuafa,” urai ATM.
Sementara Wakil Ketua II BAZNAS Kota Makassar, H.Jurlan Em Saho’as mengaku, seluruh zakat, infak dan sadakah yang diberikan ke BAZNAS, langsung diserahkan kepada kaum dhuafa yang benar benar membutuhkan. Tepat sasaran.
Tentunya, ujar Wakil Ketua Bidang Penyaluran dan Pendayagunaan BAZNAS ini, bantuan ke BAZNAS itu akan diserahkan kembali ke para mustahik seperti diisyartakan dalam 8 golongan atau asnaf. Yakni, fakir, miskin, riqab atau biasa disebut sebagai hamba sahaya, gharim– orang yang memiliki hutang dan kesulitan melunasinya, mualaf, yaitu orang yang baru memeluk agama Islam untuk merasakan solidaritas. Termasuk, fiisabilillah– pejuang agama Islam, ibnu sabil– orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan jauh, serta amil– orang yang menyalurkan zakat. (din pattisahusiwa)