
Makassar, Inspirasimakassar.com:
Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Sulawesi Selatan Goenawan Monoharto sangat mengharapkan perhatian Pemprov Sulsel agar dapat membuka ruang bagi penerbit lokal anggota IKAPI di daerah ini untuk berkreasi di dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19 yang sudah menimpa sebahagian besar penerbit di daerah ini.
Harapan besar Goenawan Monoharto dikemukakan saat memberikan gambaran dan mengurai situasi dan kondisi penerbit daerah terkait dengan dampak pandemi corona yang menimpa hampir keseluruhan penerbit anggota IKAPI yang dikemas dalam acara silaturrahmi virtual dengan pengurus IKAPI Pusat, di Miles Coworking Space Jalan Jambu, Selasa (10/11/2020).
Silaturrahmi pra Musyawarah Nasional IKAPI yang digelar secara virtual ini diikuti Ketua Umum IKAPI Pusat Rosidayati Rozalina yang merupakan salah satu dari tiga kandidat calon Ketua Umum, Ketua Umum IKAPI Sulsel Goenawan Monoharto, Drs. Anwar Nasyaruddin (Sekretaris), dan sejumlah pimpinan penerbit angota IKAPI Sulsel diantaranya Dr. Andi Ihsan, S.Sn, M.Pd. (Badan Penerbit UNM), Idwar Anwar (Pustaka Sawerigading), Festa MF. Goenawan (Garis Khatulistiwa), Abd Kahar Muzakkir, S.Ip. (Social Politik Genius), H. Jurlan Em Saho’as (Cahaya Mujur Lestari), dan Muh Yunus,S.Sos,M. Kes. (Cahaya Bintang Cemerlang).
Munas IKAPI itu sendiri akan berlangsung secara virtual dan dipusatkan di Jakarta 25-27 Nopember 2020 mendatang dan diikuti seluruh penerbit yang memegang kartu keangotaan berstatus anggota biasa. Peserta dari Sulsel diwakili 14 penerbit berstatus anggota biasa. Selain kandidat incumban Rosidayati Rozalina, ada dua kandidat lagi yang akan ikut bersaing yaitu Arys Hilman Nugraha dan Setia Dharma Madjid.
Menurut Goenawan, dari 27 penerbit anggota IKAPI di Sulsel nyaris semua mengalami kelumpuhan dalam kegiatan penerbitan, kalaupun masih ada yang mampu menerbitkan buku hanya beberapa saja penerbit. Itu pun bukunya tidak mampu dipasarkan habis di tengah pandemi corona.
“Buku itu gudangnya ilmu tapi bagaimana bisa kita wujudkan hal itu jika penerbit sudah tidak mampu menerbitkan buku. Karenanya, kami sangat mengharapkan Pemprov membuka ruang bagi penerbit untuk berkreasi, tidak hanya dalam bentuk finansial tapi memberi jalan untuk eksis di tengah dampak pandemi Covid-19 ini,” tandasnya.
Goenawan yang juga dikenal sebagai penyair dan aktor film/teater menyebutkan, bahwa sebetulnya Sulsel memiliki banyak penulis yang cerdas dan produktif namun buku-buku mereka tidak bisa kita terbitkan jika tidak laku di pasaran. Ruang untuk berkreasi dan berkreativitas tentu dalam bentuk memberi peluang bagi penerbit untuk memanfaatkan mata pelajaran muatan lokal atau buku pegangan guru yang bisa saja dianggarkan dalam APBD.
“Artinya kita butuh bantuan modal tapi tidak dimaksudkan digelontorkan secara cuma-cuma tapi dibukakan jalan untuk berkolaborasi mengerjakan atau menerbitkan buku itu dan dipasarkan di kalangan sekolah. Artinya, buku yang kami cetak itu dibeli pemerintah untuk dibagikan secara gratis kepada siswa ataukah kami di-backup dalam menjualnya misalnya buku itu jadi pegangan mengajar guru di kelas dengan harga lebih murah dan tidak dipaksakan,” ungkap Goenawan mengharap.
Harapan yang sama juga dikemukakan Ketua Umum IKAPI Pusat Rosidayati Rozalina saat menanggapi pernyataan Goenawan Monoharto. Diakuinya, bahwa kondisi penerbit selama pandemi ini dirasakan hampir semua penerbit di negeri ini. Bahkan jauh sebelum pandemi Covid-19. Pasalnya, pemerintah tidak memiliki anggaran yang cukup terkait dengan pengadaan buku sehingga penerbitharus berani menerbitkan buku-buku yang diyakini bisa laris di tengah masyarakat.
“Yah biaya produksi makin mahal sementara daya beli masyarakat masih sangat rendah untuk memiliki buku-buku kegemarannya,” ungkap Rosidayati. (H. Jurlan).