Makassar, Inspirasimakassar.com: Menjelang berakhirnya bulan suci Ramdhan 1444 Hijriah, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar menyerahkan 41 ton beras kepada petugas kebersihan, drainase, penggali kubur, dan lainnya. Senin, 17 April hari ini, tim BAZNAS menyerahkan bantuan beras tersebut di Kecamatan Rappoccini. Kecamatan lainnya juga menerima bantuan serupa yakni, Panakukkang, Kecamatan Mamajang, serta Kecamatan Bontoala.
Di Kecamatan Rapoccini, bantuan diserahkan secara simbolis oleh Camat M.Aminuddin didampingi Sekcam –Rendra SE,M.Si, Kasi PMK- Nasria Nurfadhillah Nasir, serta Kabag II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Kota Makassar, Fitriany Ramli, serta staff pelaksana Syarifuddin Pattisahusiwa.
Camat M.Aminuddin mengemukakan, setidaknya 200 penerima yang berasal dari petugas fukuda penyisir sore dan malam, dan penyisir pagi. Penerima terlihat sumringah.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada BAZNAS Kota Makassar yang telah memerhatikan petugas kebersihan di wilayah Kecamatan Rappocini ini. Kami juga mengharapkan, ke depan, BAZNAS Makassar tetap memberikan bantuan kepada petugas kebersihan di wilayah kami ini,” ujarnya, seraya menambahkan, kalau bisa, jumlahnya bertambah dari saat ini.
Usai penyerahan bantuan di Aula Kantor di halaman kantor Camat Rappocini, Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Kota Makassar, H.Jurlan Em Saho’as menuturkan, lembaga Amil terpercaya yang beralamat di Jalan Teduh Bersinar Nomor 5 Rapoccini tersebut selalu memerhatikan petugas kebersihan, penggali kubur dan drainase. Makanya, setiap kali Ramadhan, pihaknya selalu menyalurkan beras kepada mereka.
“Memang, petugas kebersihan, termasuk didalamnya penggali kubur, dan petugas drainase itu memiliki tanggungjawab cukup besar. Tanpa mereka, kota ini akan semrawut. Makanya, BAZNAS tidak bakalan melupakan mereka. Ya, setidaknya hari ini mereka tersenyum,” tuturnya.
Menurutnya, beras 41 ton tersebut dibagikan kepada 3690 petugas. Nilainya Rp479.700.000. Sebelumnya, BAZNAS juga menyalurkan zakat, infak dan sedekah untuk 1.530 keluarga pra sejahtera se Kota Makasar, sebesar Rp612 juta.
Menyinggung asal dana yang digunakan, jurnalis yang juga seniman itu mengaku, berasal dari zakat, infak, dan sedekah para ASN dan guru SDN/SMPN muslim sekota Makassar.
“Sebenarnya, sumber dana BAZNAS Makassar yang digunakan untuk berbagai program berasal dari ZIS para ASN dan guru muslim se Kota Makassar. Mereka menyerahkan 2,5 persen gaji yang diterima setiap bulannya melalui sistem payroll. ZIS lainnya juga berasal dari pengusaha, dan orang perorang, Perusda, serta jajaran Polres Pelabuhan Makassar.
Seperti diketahui, dalam penyaluran bantuan, apapun itu, BAZNAS tidak boleh main main. BAZNAS . mengetahui betul para mustahik seperti diisyartakan dalam 8 golongan atau asnaf. Yakni, fakir, miskin, riqab atau biasa disebut sebagai hamba sahaya, gharim– orang yang memiliki hutang dan kesulitan melunasinya, mualaf, yaitu orang yang baru memeluk agama Islam untuk merasakan solidaritas. Termasuk, fiisabilillah– pejuang agama Islam, ibnu sabil– orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan jauh, serta amil– orang yang menyalurkan zakat.
Pengelolaan ZIS dari BAZNAS pun wajib bertalian erat, sekaligus mengedepankan tiga aman. Yakni, Aman Syar’i, Aman Regulasi dan Aman NKRI.
Aman Syar’i, yakni, pengelolaan zakat harus selaras dengan koridor hukum syar’i. Yaitu tidak boleh bertentangan dengan sumber hukum Islam, Al-Quran dan Sunnah. Aman regulasi, dimaksudkan, pengelolaan zakat harus memperhatikan rambu-rambu peraturan hukum dan perundang-undangan.
Sementara, Aman NKRI, adalah, pengelolaan zakat di BAZNAS setidaknya, lebih mempererat persaudaraan, menjauhkan diri dari berbagai aktivitas, dan menjauhkan diri dari terorisme, demi menjunjung tinggi dan menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (din pattisahusiwa)