Site icon Inspirasi Makassar

BAZNAS Salurkan Makanan Siap Saji di Tengah Genangan Air di Masale

Makassar, Inspirasimakassar.com;

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar, tak henti hentinya berbagi  kebahagiaan dengan kaum dhuafa. Selain berbagai program konsumtif, sunatan massal, bantuan modal bagi  UMKM, dan sederet program mentereng lainnya, juga penyaluran menu siap saji, atau Bank Makanan.

Jumat, 27 Mei, pagi ini, Tim BAZNAS dipimpin H.Arifuddin beranggotakan Badal Awan, A.Fifi Nurindah Ragani, Mudatsir Idrus, dan Syarifuddin Pattisahusiwa menyalurkan menu siap saji di Kelurahan Masale, Kecamatan Panakukkang. Penyaluran bank makanan di Jumat berkah ini di tengah tengah genangan air setinggi lutut.

Selain menghuni rumah kumuh, kaum dhuafa di kelurahan yang dipimpin Zamhir Islami Rahman, yang ditemui kebanyakan bekerja sebagai pengumpul barang barang rongsokan, plastik, dan lainnya. Tetapi, ada juga sebagian orang tua yang hanya tinggal di rumah, sementara anak anak mereka bekerja sebagai penjual tisu.

Ketua BAZNAS Kota Makassar, HM.Ashar Tamanggong mengemukakan, berbagi, atau bersedekah secara ikhlas di hari yang mubarakah ini, Jumat, tentunya mendapat pahala berlipat.  Malah, Allah SWT akan menambah rezeki kepada pemberi. Hanya saja, tidak berarti hari hari lainnya tidak mulia.

Menurutnya, BAZNAS memilih pembagian makanan siap saji, hanya pada lokasi lokasi tertentu. Misalnya di perkampungan kumuh. Tujuan yang ingin dicapai adalah, membuat kaum dhuafa tersenyum, dan selalu bahagia.

“BAZNAS Makassar  kepingin membuat kaum dhuafa tersenyum dan selalu bahagia. Alasannya jelas. Seperti  dikisahkan ahli hadist, HR.Thabrani. Nabi SAW di hadits ini menyebutkan, barangsiapa yang memberi makan kepada seorang mukmin, hingga membuatnya kenyang, maka Allah akan memasukkannya ke dalam salah satu pintu surga yang tidak dimasuki orang lain,” tuturnya, seraya menambahkan, sumber dana dari makanan siap saji tersebut berasal dari para Muzakki di Kota Makassar yang berdonasi ke BAZNAS.

“Jadi kami di BAZNAS  Kota Makassar ini, setiap hari Jumat itu kami turun menyalurkan makanan siap saji ke perkampungan kumuh. Kali ini di Kelurahan Masale ini. Kami tidak menyalurkan makanan di masjid masjid, atau di jalanan, melainkan langsung menemui saudara saudara kami di perkampungan seperti ini,” tutur H.Arifuddin.

Menurutnya, pihaknya memilih waktu penyaluran pagi hari. “Kami memilih waktu tepat, yakni sekitar pukul 07.00 Wita ke perkampungan kumuh untuk membagi kebahagiaan dengan kaum dhuafa. Mengapa pagi hari, karena lokasi yang kami sasar, seluruhnya bekerja sebagai pemulung. Para pemulung ini, mereka keluar mencari nafkah memang pagi hari, sehingga kami bisa memastikan, apa yang kami berikan betul betul dapat dimanfaatkan,”  tambah H.Arifuddin.

Menjawab pertanyaan Inspirasimakassar.com, soal  mengapa memilih perkampungan kumuh untuk berbagai kebahagiaan, H.Arifuddn mengaku, apapun yang dilakukan BAZNAS harus tetap sasaran. Sebab, perkampungan kumuh itu tentunya dihuni oleh komunitas yang belum tercukupi kebutuhan yang layak.

Salah seorang warga di RT V  berterima kasih kepada BAZNAS Kota Makassar. Karena sekalipun lokasi yang mereka tempati tergenang air setinggi lutut orang dewasa, namun mereka tetap menyapa warga.

“Sebagai warga di sini, kami tentunya sangat berterima kasih kepada BAZNAS Kota Makassar. Karena mulai dari kemarin sore kami berada di rumah, karena hujan yang semakin besar. Rumah kami di sini tergenag air, sehingga kami tidak bisa keluar rumah. Dan, untunglah, BAZNAS  datang membawa makanan ini. Terima kasih BAZNAS,” tutur ibu yang telah manula itu.

Dikonfirmasi terpisah, Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan H.Jurlan Em Saho’as mengemukakan, khusus di Kelurahan Masale, belum lama ini pihaknya telah melakukan survei untuk mendata warga penerima manfaat.

Menurutnya, sebelum turun menemui kaum dhuafa di kelurahan berpenduduk sekitar 14 ribu jiiwa tersebut, tim yang terdiri dari Astin Setiawan, Hidayat, dan Syarifuddin Pattisahusiwa itu terlebih dahulu mengambil data di Kantor Kelurahan Masale, di Jalan Ance Dg Ngoyo,Lorong II.

“Jadi setelah kami menerima data kaum dhuafa dan mendengar pemaparan dari Lurah Masale ini, baru  kami melakukan asesmen langsung ke lapangan. Apakah, mereka betul betul  termasuk dalam kategori dhuafa atau tidak, dan apakah mereka berhak menerima bantuan dari BAZNAS atau tidak” ujarnya, pada Rabu, 11 Mei 2022 lalu.

Setelah mengasesmen, demikian jurnalis, sekaligus sutradara ini, barulah tim membahas kembali, di Kantor BAZNAS, Jalan Teduh Bersinar, Kecamatan Rappocihni.

“Bantuan yang akan diberikan BAZNAS, bisa berupa uang tunai, atau kebutuhan pokok.  Tetapi, yang perlu diketahui, seluruh bantuan yang akan diberikan BAZNAS kepada kaum dhuafa itu benar benar tepat sasaran. BAZNAS tidak pernah main main, atau pilih kasih, karena semua dana yang akan diberikan merupakan amanah dari para Muzakki  di Kota Makassar,” tegasnya.

H.Jurlan menambahkan, bantuan lainnya yang akan diberikan, juga  dalam bentuk biaya pendidikan. Tujuannya agar, anak anak kaum dhuafa di Kelurahan Masale tersebut bisa mengenyam  pendidikan hingga selesai di bangku sekolah menengah atas. Tentunya bagi mereka yang berprestasi.

Di bagian lain magister Universitas Islam Makassar (UIM) itu mengakui, warga di Kelurahan Masale sebagian besar berasal dari keluarga menengah keatas, hanya  saja,  masih ada sebagian warga yang betul betul hidup dalam keadaan yang tidak berkecukupan.

Menjawab pertanyaan siapa saja kaum dhuafa yang dimaksud? Lelaki Bugis kelahiran Makassar ini mengaku, adalah mereka seperti tersebut dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60. Yakni, hanyalah untuk orang-orang fakir, atau mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup. Miskin– Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup. Amil-mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.

Termasuk para Mu’allaf-mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan dalam tauhid dan syariah. Hamba sahaya- Budak yang ingin memerdekakan dirinya. Gharimin- mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa dan izzahnya. Fisabilillah- Mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, jihad dan sebagainya, dan Ibnu Sabil–mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah. (din pattisahusiwa)

Exit mobile version