H.Jurlan Em Saho’as (kiri) usai menyerahkan biaya pengobatan

Makassar, Inspirasimakassar.com:

Ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga pula–begitu gambaran Basri S. Buruh harian ini mendapatkan nasib malang yang bertubi-tubi. Pasalnya, saat menderita penyakit TB, dia relah meninggalkan rumah mertuanya. Istri sahnya, kemudian menikah dengan lelaki lain. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar turun tangan membantu biaya pengobatannya di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar.

Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Kota Makassar, H.Jurlan Em Saho’as didampingi Kabid II Astin Setiawan, dan Kepala Layanan Aktif Baznas (LAB) H.Arifudin, serta dua staf masing masing Mudassir Idrus dan Syarifuddin Pattisahusiwa, menyerahkan bantuan biaya pengobatan kepada Basri S, diterima ibunya, Daeng Esse, Kamis, 16 Juni 2022.

Anak ke empat dari enam bersaudara, pasangan Daeng Sikki dan Daeng Asse, kelahiran Makassar, 24 Juli 1991 ini memilih keluar dari rumah mertuanya di Jalan Perumnas Raya RT001/010 Manggala. Kini dia tinggal bersama orang tuanya di Jalan Pannara nomor 53 Antang Raya.

Daeng Esse menandatangani kwitansi bantuan

“Karena tidak tahan melihat perlakuan istrinya, Basri kemudian memilih meninggalkan rumah mertuanya. Dua anaknya (kini duduk di kelas 2 dan 3 Sekolah Dasar) diambil sama istrinya,” ujar Daeng Asse.

 “Jadi saat anak saya ini sakit, istrinya menikah lagi. Dulu, anak saya ini kerja sebagai buruh harian. Tetapi, saat sakit, dia dikeluarkan. Akhirnya sebagai orang tua, saya tidak tega membiarkan dia tetap menjadi buruh. Saya memintanya untuk tinggal bersama, dan biar saya yang kerja. Suami saya juga tidak bisa kerja apa-apa, lantaran sakit sekitar 10 tahun lalu,” tambahnya.

Menurut Daeng Asse, untuk menghidupi keluarganya, dia relah bekerja sebagai pembantu di Songkolo Bagadang di Pannara, Antang. Di situ, dirinya dapat upah sebesar Rp1,3 juta. “Uang itu saya pakai untuk biaya pengobatan suami (kini menderita TB), biaya makan, dan keperluan sehari hari lainnya,” urainya, sambil sesekali mengusap air mata.

Menyinggung biaya pengobatan, Daeng Asee mengaku, sebenarnya Basri mendapatklan pengobatan gratis lantaran memiliki kartu KIS. Hanya saja, dirinya juga membutuhkan biaya lain, lantaran beberapa obat yang tidak terkaper di rumah sakit. Selain itu, sejak dirinya tidak bekerja, dan ibunya juga tidak bekerja beberapa bulan terakhir, maka dia sangat membutuhkan biaya.

“Saat ini, kami serba kekurangan. Banyak biaya lain yang tidak terduga. Harapan kami, ada bantuan, atau sedekah orang lain,” harapnya.

Permasalahan yang dihadapi Daeng Esee ini kemudian membuat  BAZNAS Kota Makassar terketuk hati untuk membantunya. Melalui Wakil Ketua II, H Jurlan Em Saho’as menyerahkan bantuan uang tunai.

Basri

 “Bantuan dari BAZNAS Kota Makassar ini semoga digunakan dengan baik, dan yang penting sesuai keperluan pasien (Basri). Uang yang diaserahkan BAZNAS ini merupakan donasi dari para Muzakki di Kota Makassar. BAZNAS hanya menyerahkan saja sesuai seperti tertera dalam delapan asnaf (golongan),” tutur H.Jurlan Em Saho’as.

Ke delapan asnaf seperti yang dikemukakan jurnalis ini adalah mereka seperti tersebut dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60. Yakni, hanyalah untuk orang-orang fakir, atau mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup. Miskin– Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup. Amil-mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.

Termasuk para Mu’allaf-mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan dalam tauhid dan syariah. Hamba sahaya- Budak yang ingin memerdekakan dirinya. Gharimin- mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa dan izzahnya. Fisabilillah- Mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, jihad dan sebagainya, dan Ibnu Sabil–mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah

“Kami di BAZNAS itu memberikan bantuan sesuai dan tepat sasaran. Semoga Basri cepat sembuh,” harap Jurlan. (din Pattisahusiwa)

BAGIKAN
Berita sebelumyaBank Indonesia Jelajah Pulau Padar dan Komodo
Berita berikutnyaITB Kalla Milad ke-3
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here