Lima pimpinan BAZNAS Gowa Peridoe 2025-2030
Gowa, Inspirasimakassar,id:
Lima bulan. Durasi yang relatif singkat. Meski begitu di bawah kepemimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gowa, periode 2025-2030, menjelma menjadi ‘musim panen’ kebaikan yang mengubah wajah kemiskinan dan ketidaklayakan huni di Bumi Syech Yusuf ini.
Sejak BAZNAS Kabupaten Gowa dipimpin H.Abbas Alauddin (ketua), bersama H.Suharli, Munawir, Muis Fadli, dan Rudi Salam, (wakil ketua I,II,III, dan IV) dilantik pada 26 Juni 2025, gemanya pun melejit.
Data terbaru yang mengagumkan dari pimpinan BAZNAS periode 2025-2030 di kabupaten yang kini dipimpin Bupati Sitti Husniah Talenrang dan Wakil Bupati Darmawangsyah Muin ini menjadi sebuah pencapaian yang spektakuler.
“Boleh dibayangkan, dalam kurun waktu lima bulan kerja efektif, BAZNAS Gowa berhasil membangun atau merenovasi 21 unit Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) menjadi layak huni, bagi mustahik. Tentunya, ini bukan sekadar angka statistik, melainkan manifestasi nyata dari efisiensi pengelolaan, serta akuntabilitas tinggi. Dan, tentunya yang terpenting, kepercayaan besar dari para muzakki (pemberi zakat) di Kabupaten Gowa,” tutur Wakil Ketua III BAZNAS Gowa, Muis Fadli, dikonfirmasi Kamis, 4 Desember 2025, sore hari ini.
Wakil Ketua Bidang Pelaporan dan Keuangan BAZNAS Gowa ini mengakui, jika dulu, pembangunan rumah mustahik—yang sering kali menjadi proyek jangka panjang dengan birokrasi yang rumit—telah diakselerasi secara drastis oleh pimpinan BAZNAS saat ini di Gowa.
Menurutnya, ke-21 rumah tersebut pagunya Rp25 juta per unit. Sehingga keseluruhannya menelan biaya Rp525 juta. Rumah rumah tersebut tersebar di sejumlah kecamatan dataran renda. Yakni, Somba Opu, Pallangga, Barombong, Bajeng, Bontonompo, dan Pattallassang. “Untuk sementara inilah kecematan yang dapat kami jangkau,” ujarnya.
Capaian 21 rumah dalam lima bulan ini, jelas Muis Fadli, merupakan indikator tajam mengenai meningkatnya kepercayaan kaum muslim terhadap BAZNAS Gowa. Bahkan, kecepatan ini menjadi sorotan utama banyak kalangan, termasuk BAZNAS kabupaten kota lainnya di tanah air, dan khususnya di Sulawesi Selatan.
“Lazimnya, target pembangunan fisik Rutilahu seperti ini membutuhkan waktu sekurang-kurangnya delapan hingga satu tahun untuk mencapai puluhan unit. Namun BAZNAS Gowa, di bawah pimpinan baru saat ini menerapkan strategi yang fokus pada tiga pilar utama, yakni verifikasi cepat dan tepat sasaran, manajemen anggaran yang efisien, serta sinergitas yang kuat.
Sarjana Fakultas Tekni Universitas Hasanuddin (Unhas) 2003 ini pun merinci ketiga pilar dimaksud. Dimulai dari verifikasi cepat dan tepat sasaran misalnya dimana tim lapangan bergerak cepat mengidentifikasi dan memverifikasi kondisi rumah mustahik yang benar-benar membutuhkan. Kemudian, manajemen anggaran yang efisien, dimana setiap rupiah dari Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) dikelola dengan prinsip transparansi total.
Capaian oleh BAZNAS Gowa, demikian Muis Fadli, karena didukung sinergi yang kuat. “Sekadar diketehaui, BAZNAS Gowa tidak bergerak sendirian. Melainkan bergandengan tangan dengan pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan bahkan relawan lokal untuk memastikan proses pembangunan berjalan lancar dan selesai tepat waktu,” ujarnya, seraya menambahkan, sebelum intervensi BAZNAS, rumah-rumah ini adalah potret kerentanan. Dimana, dinding lapuk, atap bocor parah yang mengancam keselamatan saat musim hujan, serta lantai tanah yang tidak higienis.
Sebelum menutup komentaranya, Muis melihat, pimpinan BAZNAS Kabupaten Gowa menekankan bahwa program ini bukan hanya sekadar memberikan tempat tinggal, melainkan mengembalikan martabat dan hak dasar setiap warga negara.
“Sekadar diketahui, setiap rumah yang di bangun oleh BAZNAS Gowa, adalah janji yang kami tunaikan kepada Allah dan kepada para muzakki. Apalagi, dana zakat ini adalah amanah. Ketika kami mampu mengubah gubuk rapuh menjadi hunian yang kokoh, maka kami sedang menumbuhkan harapan. Mustahik kini bisa fokus pada ikhtiar mereka untuk keluar dari kemiskinan, tanpa harus khawatir atap runtuh menimpa anak-anak mereka,” tutupnya.
Lalu bagaimana reaksi dari para penerima manfaat? Ternyata demikian mengharukan. Di antara penerima meneteskan air mata haru. Ada yang tidak menyangka bahwa masa penantiannya untuk memiliki rumah yang layak selesai begitu cepat berkat mobilisasi zakat masyarakat Gowa.
Seperti diberitakan di website Baznas Kabupaten Gowa, di Bilasangi, misalnya, Nurhayati Dg Nurung tak kuasa menahan air mata ketika kunci rumah diberikan. Hunian yang sebelumnya rapuh dan sering bocor saat hujan kini berubah menjadi rumah sederhana namun kokoh.
Di Limbung, Gusli Dg Sarro menggenggam kunci rumahnya dengan tangan bergetar. Ia mengaku selama bertahun-tahun tinggal di rumah yang dinding kayunya hampir roboh dimakan usia. “Saya tidak pernah menyangka bisa punya rumah seperti ini. Terima kasih kepada semua yang telah peduli. Ini rezeki yang tidak pernah saya bayangkan,” ucapnya lirih.
Masih di website Baznas gowa, di Mataallo, Ahmadi Dg Rate menyambut para relawan dan tim BAZNAS Gowa dengan senyum hangat. Ia mengatakan rumah ini menjadi bentuk ketenangan baru bagi keluarganya, sebab ia sendiri tidak mampu memperbaiki apalagi mendirikan rumah karena kondisi fisik. Ia sudah sejak lama mengalami kelumpuhan. “Rumah ini membuat saya lebih tenang menatap masa depan anak-anak. Terima kasih BAZNAS Gowa yang membantu kami yang kecil dan lemah ini,” katanya.
“Kami ingin memastikan bahwa bantuan zakat benar-benar kembali kepada mereka yang berhak. Rumah layak huni ini bukan sekadar bangunan, tetapi simbol harapan baru bagi keluarga mustahik,” ujar Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan pendayagunaan BAZNAS Gowa,Munawir, setelah menyerahkan kunci kepada para penerima—seperti juga dikutip dari website BaznasGowa. (din pattisahusiwa)




