
Makassar, Inspirasimakassar.com:
Suami menderita stroke, dan istri yang menggantikan posisi suami mencari nafkah keluarga ini tak tahan haru. Keduanya pun menangis, saat Ketua Badan Amil Zakat (Baznas) Kota Makassar, H.Ashar Tamanggong, menyerahkan bantuan modal usaha, Rp3 juta secara cuma cuma.
Sebelum modal usaha, Ashar Tamanggong terlebih dahulu menyerahkan kursi roda kepada Anang Muchtar. Warga Jalan Sejiwa-Jalan Kerajinan no 32, Karuwisi, Kecamatan Panakukkang, Kota Makassar ini bersama enam anak—anak kedua juga abnormal hidup di rumah kontrakan berukuran sekitar 3 x 4 meteran dan kurang bersanitasi baik.
Sebelum menyerahkan modal, Ashar didampingi tim Baznas terlihat meng-asesmen Ernayati– istri Anang. Mulai dari kiat menjalani usaha, menyangkut barang barang dagangan, pendapatan, pinjaman dana dari pihak lain, dan lainnya.
Ernayati menjawab dengan baik pertanyaan yang diajukan Ashar. Hanya saja, dirinya enggan menerima bantuan modal, karena pengembalian bulanan yang dirasa cukup berat.
“Usaha saya ini kecil kecilan saja. Modal hanya dua juta rupiah. Tetapi itu pinjaman dari bank. Cukup berat pengembalian bulanan, sehingga saat ini, kami belum mau meminta modal dari pihak lain. Bayangkan saja, keuntungan kami kecil, hanya bisa dipakai makan sehari hari. Makanya, kami selalu memikirkan bagaimana menyicil ke bank,” ujarnya.
Hanya saja, ketika Ashar Tamanggong yang juga alumni Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar ini mengatakan, bantuan modal dari Baznas Makassar bukan pinjaman, melainkan diberikan cuma Cuma, maka wajah suami-istri memerah. Sang istri terlihat menyeka butiran air mata, sambil menutupi wajahnya dengan jilbal.

Karena tak bisa tahan, perempuan kelahiran Makassar 1969 itu pun menangis. Suaminya pun menangis, sambil mengangkat tangan kiri menutupi wajahnya. Sejumlah tetangga yang menyaksikan pemberian bantuan itu pun mengaku haru.
“Tadi sanya sangat terharu melihat suami istri itu menangis. Ya, mereka meangis karena bahagia menerima bantuan modal secara cuma cuma dari Baznas Kota Makassar,” ujar seorang ibu.
Usai penyerahan bantuan, Ashar Tamanggong mengaku, Baznas Makassar mengarusutamakan kebijakan zakat produktif dengan peningkatan kegiatan pembinaan dan pengembangan usaha mikro.
Mangarusutamakan kebijakan zakat produktif itu mutlak, dan mesti dilakukan oleh Baznas di berbagai tingkatan. Karenanya, Baznas tidak sekadar memberikan modal, melainkan turut melakukan pendampingan. Sekaligus, penguatan ke mustahik (penerima), agar modal yang diberikan dapat berkembang secara optimal.

Apalagi, Baznas, meneguhkan eksistensinya sebagai lembaga visioner dalam menjawab tantangan kemiskinan, kesejahteraan, kesenjangan, hingga terwujud masyarakat yang berkeadilan sosial.
Hal lain yang sering diungkapkan Ketua Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UMI 1997 ini, sebagian pelaku UMKM, kurang memiliki kemampuan, meningkatkan produktivitas. Malah, masih saja ada pelaku ekonomi kecil menjatuhkan pilihan kepada rentenir, guna membantu modal usaha. Akibatnya, menghabiskan keuntungan mereka hanya membayar utang ke rentenir.
Salah satu program yang diluncurkan Ketua Dewan Lembaga Dewan Dakwah NU Kota Makassar ini bersama seluruh jajaran Baznas Kota Makassar adalah program “Saudagar Tangguh Baznas”. Program ini, diharapkan dapat membantu dan memajukan ekonomi Ummat yang nantinya mereka dapat berdiri dan dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri layaknya Saudagar Tangguh.

Saudagar Tangguh ini juga, merupakan program pemberian bantuan berupa pemberdayaan ekonomi ummat, melalui Bantuan Operasional Dhuafa Produktif. Bantuan ini diberikan, agar ke depan mereka dapat memberdayakan warga lainnya.
Soal jumlah modal yang diberikan, Ashar mengaku, tergantung dari hasil asesmen. Misalnya, jika para pelaku UMKM meminta Rp2000.000, namun setelah di asesmen, bisa saja pemberian modal modal lebih besar. Bisa mencapai Rp5000.000. Begitu piula seblaiknya, jika meminta Rp5000.000 atau Rp7000.000, namun setelah di asesmen bisa saja diberikan Rp3000.000. (nyong)