
Makassar, Inspirasimakassar.id:
Tragedi Palestina, adalah krisis kemanusiaan. Tragedi akibat kebiadaban negara jionis Israel laknatullah, merupakan cerminan dari kegagalan manusia menemukan solusi damai. Di tengah gejolak konflik yang tak berkesudahan, dan perhatian dunia yang sering kali terpecah, Palestina, telah menjadi saksi bisu penderitaan manusia yang mendalam, dan begitu lama.
Di tengah tengah kegelapan Palestina, cahaya harapan terpancar dari ajaran agama-agama yang menyerukan kasih sayang, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama. Islam, Kristen, termasuk Yudaisme pun, meskipun memiliki sejarah dan teologi berbeda, namun semuanya bertemu pada satu titik krusial “Kewajiban untuk membantu mereka yang menderita, tanpa syarat”.
Islam misalnya, mengajarkan prinsip rahmah (kasih sayang universal) dan adl (keadilan) sebagai pilar utama. Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW berulang kali menekankan pentingnya membantu fakir miskin, anak yatim, dan orang-orang yang membutuhkan.
Konsep Zakat (sedekah wajib) dan Sadaqah (sedekah sukarela) adalah bentuk kongkret dari kewajiban ini. Ayat seperti QS. Al-Ma’idah (5:2) yang menyerukan “Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran,” secara jelas mendorong aksi kemanusiaan.
Dalam konteks Palestina, membantu mereka yang hidup di bawah pengepungan dan penderitaan adalah manifestasi langsung dari ajaran Islam.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar, Dr.HM.Ashar Tamanggong di ruang kerjanya, Selasa, 5 Agustus sore tadi mengemukakan, perhatian kepada saudara saudara sesama muslim di Palestina bisa meneteskan air mata. Nilai nilai kemanusiaan di sana telah diinjak injak oleh agresi kebiadaan Israel.
Karenanya, BAZNAS ber-inisiasi menyalurkan bantuan. Bantuan ini adalah wujud nyata dari ukhuwah Islamiyah dan komitmen lembaga pemerintah nonstruktural itu membantu meringankan beban penderitaan umat manusia, khususnya di Palestina.
“Seperti kita lihat di berbagai pemberitaan, saudara-saudara kita di Palestina sedang menghadapi cobaan berat. Mereka terkepung. Mereka di bunuh. Mereka kehilangan tempat tinggal, dan kesulitan mendapatkan makanan, air bersih, serta obat-obatan. Makanya, apa yang dilakukan BAZNAS, khususnya di Makassar adalah panggilan jiwa. Panggilan bukan hanya bagi kaum muslimin semata, melainkan panggilan kemanusiaan. Panggilan kita semua untuk mengulurkan tangan,” jelasnya.
Untuk maksud itu, demikian HM.Ashar Tamanggong lembaga amil terpercaya yang dipimpinnya bersama empat komisioner lainnya menggagas “BAZNAS Masih Bersama Palestina”.
Doktor luaran Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar itu mengemukakan, inisiatif pengumpulan infak yang digagas BAZNAS Makassar, sebagai respon terhadap krisis kemanusiaan yang mendalam di Jalur Gaza dan wilayah Palestina lainnya. Krisis kemanusiaan itu, telah menyebabkan penderitaan luar biasa bagi jutaan manusia tak berdosa.

Kabag I Bidang Pengumpulan BAZNAS, Darmawaty
Yang menarik dari gagasan ‘BAZNAS Masih Bersama Palestina” kali ini selain ditujukan kepada kaum muslimin dan muslimat di kota yang dipimpin Walikota Munafri Arifuddin dan Wakil Walikota Aliyah Mustika Ilham ini, melainkan juga ditujukan kepada anak anak sekolah, baik di SD, maupun SMP.
Menjawab pertanyaan mengapa anak anak SD dan SMP, HM.Ashar Tamanggong mengakui, ini adalah pelajaran berharga bagi anak-anak tentang empati, tentang kemanusian, tentang kepedulian sosial, dan pentingnya membantu sesama, terutama mereka yang sedang dalam kesulitan.
Sebenarnya anak anak SD dan SMP itu pun sudah banyak melihat di berbagai media tentang kebrutalan tentara tentara Israel terhadap penduduk sipil, terhadap anak anak, terhadap orang tua, perempaun, hingga ibu ibu hamil. Anak anak sekolah itu pasti memahami makna di balik setiap rupiah yang mereka infakkan.
Soal besaran infak dalam “BAZNAS Masih Bersama Palestina” ini, ATM—sapaan akrabnya, tidak menyebut angka. Hanya saja, anak anak sekolah bisa mendonasikan sebagian, atau setengah, sepertiga, atau seluruhnya dari uang belanja mereka, sehari saja untuk saudara saudara kita di Palestina.
“Uang jajan sehari saja sangat berarti bagi saudara saudara koita di Palestina. Satui hari saja uang jajan yang biasa kita belikan sesuatu hari ini kita alihkan untuk menyambung hidup dan harapan mereka. Mungkin terasa kecil bagi kita, tepai bagi mereka di palestina sana snagat berarti. Dinasi ini sebagai bukti bahwa saudara saudara kita di Palestina sana tidak sendirian,” jelasnya.
Nantinya, semua dana yang terkumpul akan disalurkan langsung ke Palestina melalui jalur resmi. Artinya, seluruh dana yang terkumpul dari BAZNAS Makassar, akan disalurkan seluruhnya ke BAZNAS Pusat, kemudian dari sana langsung dibawa untuk membantu warga Palestina berupa makanan siap saji, bahan pangan pokok, air bersih, obat-obatan dan peralatan medis, selimut, pakaian hangat, serta kebutuhan sanitasi dan kebersihan.
ATM menambahkan, soal bantuan ke Palestina, BAZNAS sudah berpengalaman, lantaran sudah beberapa kali membawa bantuan langsung ke Palestina melalui bantuan otoritas Mesir.
“BAZNAS berkomitmen untuk memastikan bantuan ini sampai kepada pihak yang paling membutuhkan melalui jalur-jalur resmi, yang aman dan terpercaya, bekerja sama dengan mitra lokal yang memiliki akses di wilayah konflik,” urainya.
Menurutnya, inisiasi bantuan oleh BAZNAS ini bukan hanya sekadar penyaluran materi, melainkan juga pesan kuat tentang persatuan dan kepedulian umat. Harapannya, bantuan ini dapat sedikit meringankan beban penderitaan warga Palestina, memberikan semangat, dan menjadi jembatan harapan bagi terciptanya perdamaian abadi di tanah suci tersebut.
Di bagian lain, Ketua Syekh Al-Muhammadiyah Al-Sanusiah Al-Idrisyiah Kota Makassar ini mengatakan, bantuan kemanusiaan untuk Palestina tidak sekadar tindakan amal biasa, melainkan sebuah manifestasi dari nurani kemanusiaan dan keimanan yang terdalam.
Bantuan kemanusiaan, adalah pengingat bahwa, di luar narasi politik yang memecah belah, penderitaan manusia adalah bahasa universal yang menuntut respons dari manusia, demi kemanusiaan. Sebuah seruan moral yang melampaui segala bentuk perbatasan dan perbedaan.
Pernyataan senada dikemukakan Kepala Bagian (Kabag) I Bidang Pengumpulan BAZNAS Kota Makassar, Darmawati. Khusus infak dari anak anak sekolah, pihaknya telah menyampaikan surat audens dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar.
“Surat untuk permintaan audens sudah kami disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar. Kami sementara menunggu respon balik dari belau,” tuturnya, juga di ruang kerjanya, Selasa sore tdi. (din pattisahusiwa/tim media baznas kota makassar).