Makassar, Inspirasimakassar.com:

cacatAtlet Disabilitas (Paralympian) Kota Makassar melakukan aksi damai di gedung DPRD kota Makassar, jalan AP. Pettarani, Rabu, 26 September 2018. Paralympian tersebut menuntut haknya sebagai atlet agar diberangkatkan dan memberikan akomodasi kontingen Pekan Paralympik Propinsi (Peparprov).

“Porda XVI Kabupaten Pinrang, Makassar mengirim kontingen berjumlah sekira 500 orang atlet namun sama sekali tanpa melibatkan Peparprov kota Makassar di even Peparprov IV di Pinrang,” ujar Kandacong, selaku ketua NPC Kota Makassar, organisasi yang menanungi atlet Paralympian.

Menurut Kandacong, sebelumnya mereka sudah menemui Walikota Makassar, Danny Pomanto untuk membahas hal ini, apalagi terjadi perubahan soal keterkaitan NPC di KONI, yang juga berimbas pada kebijakan pendanaan.

“Kami menemui pak walikota berharap bisa menjelaskan soal NPC dan kebijakan pusat, kami sebagai cabang mau tidak mau harus patuh pada jalur kebijakan pusat, sayangnya, responnya kurang bagus bahkan kami belum sempat menjelaskan apa-apa, makanya kami mengadu ke DPRD Makassar, ” tambah Kandacong sedikit kecewa.

Sambil menambahkan, bahwa NPC kota Makassar sama sekali tidak punya masalah dengan KONI selama ini, soal tuntutan pemisahan kebijakan pendanaan semata-mata karena faktor kebijakan pusat untuk tidak lagi dinaungi KONI dan langsung berkoordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk pusat dan Dispora untuk tingkat daerah baik Kabupaten maupun Provinsi.

“Daerah lain bisa kok, seperti di Lutra, Gowa, Parepare, Bone dan beberapa lainnya di Indonesia, ironisnya kota Makassar yang baru saja mendapat penghargaan sebagai kota ramah Disabilitas malah menjadi masalah,” sesal Kandacong.cacat-

Selain tuntutan memberangkatkan atlet Paralympian ke ajang Peparpov, yang sudah berlatih maksimal dan meminta Pemkot Makassar mengubah kebijakan pendaanan olahraga satu pintu lewat KONI. NPC juga meminta hak yang sama bagi kontingen Peparprov IV Kota Makassar sebagaimana yang diberikan kepada kontingen Porda XVI.

NPC juga menuntut kepada Pemkot untuk mengimplemntasikan pasal-pasal terkait keolahragaan penyandang disabilitas sebagaimana tertuang pada UU No. 3 /2005 tentang SKN, UU No. 8 tahun 2016 tentang penyandang Disabilitas, PP No. 16 tahun 2007 tentang penyelenggaraan keolahragaan, Perda Sulsel No. 5 tahun 2017 tentang pemenuhan hak-hak penyandang Disabilitas dan Perda Disabilitas kota Makassar No. 6 tahun 2013.

Dalam pemaparannya Anggota Komisi D DPRD Makassar, Shinta Mashita Molina (F-Hanura) yang menerima langsung rombongan Atlet Disabilitas menjelaskan bahwa dirinya pribadi sangat tidak mengetahui tentang tidak diikutkannya dalam pemberangkatan kontingen Porda dipinrang dan kedepan dirinya akan memperjuangkan dan mengingatkan pemerintah kota Makassar untuk melibatkan serta meneggakan perda tentang pemenuhan hak-hak atlit penyandang disabilitas yang telah dibuat

“ saya sangat menyesal tidak mengetahui tentang tidak dilibatkannya Atlit disabilitas dalam porda tahun ini, kedepan insyaAllah kita akan perjuangkan untuk meneggakkan Perda terkait hak-hak atlit penyandang disabilitas tentang penyelenggaraan olahraga.

Selanjutnya NPC berencana akan melayangkan surat terbuka ke pusat akan situasi di Kota Makassar lewat Ombudsman untuk mempertimbangkan mencabut penghargaan kota Makassar sebagai kota ramah Disabilitas.

BAGIKAN
Berita sebelumyaCamat Pattallassang Apresiasi Lurah Bajeng
Berita berikutnyaKomisi D DPRD Makassar-Dinkes BahasRP-APBD 2018
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here