Beranda Berita Asrijal : Water Rescue Butuh Keterampilan

Asrijal : Water Rescue Butuh Keterampilan

0
8

Makassar, Inspirasimakassar.id:

Penyelamatan korban bukan hanya soal teknik dan keterampilan fisik, tetapi juga melibatkan dimensi sosial. Seorang relawan harus membekali diri, sekaligus memahami perspektif sosial dalam penyelamatan korban, sehingga dapat meningkatkan efektivitas pertolongan dan mengurangi risiko bagi penolong maupun korban.

Itulah mengapa, pada hari kedua Open Recruitmen Relawan BAZNAS Kota Makassar, para peserta melakukan simulasi penyelamatan korban di air, atau apa yang disebut ‘water rescue’. Praktek penyelamatan korban ini dipimpin langsung Komandan Baznas Tanggap Bencana (BTB) Kota Makassar, Asrijal Syahruddin, di pesisir pantai indah Bosowa, Jumat, 30 Mei pagi tadi.

Simulasi penyelamatan korban di air sebagai bagian dari proses rekrutmen terbuka bagi relawan berpangkalan di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar. “Jadi, simulasi water rescue ini bertujuan untuk menilai keterampilan, daya tahan, dan kemampuan kerja sama tim calon relawan dalam menangani situasi darurat, khususnya yang berkaitan dengan pertolongan korban yang terkena musibah terkait air,” ujar Asrijal Syahruddin didampingi tim BTB Makassar maisng maisng Sudirman N, Nabil Salim, Andi Fifi, Fitriany Ramli, Dian Pertiwi, Darmawati, dan lainnya.

Menurutnya, simulasi pertolongan korban di air dirancang untuk meniru skenario dunia nyata. Makanya, peserta ditantang dengan tugas-tugas seperti menyelamatkan korban, menggunakan alat pengapung, dan melakukan pertolongan pertama dasar di lingkungan perairan.

Rijal—sapaan akrab Asrijal Syahruddin mengakui, simulasi penyelamatan korban di air sangat penting. “Simulasi ini penting, untuk mengidentifikasi individu yang memiliki keterampilan, ketahanan mental, dan rasa iba yang diperlukan menjadi relawan BAZNAS Tanggap Bencana. Apalagi, bencana terkait air tentunya membutuhkan keahlian,” ujarnya.

Simulasi ini, jelas Rijal,  tidak sekadar menguji kemampuan fisik dan teknis penyelamatan semata, melainkan sekaligus menekankan pentingnya kerja sama tim dan komunikasi. “ Makanya, kami meminta peserta untuk bekerja sama secara efektif, sekaligus menyusun strategi rencana penyelamatan, mengkordinasikan, dan memberikan dukungan bersama, agar korban selamat,” urainya.

Sebelum mengakhiri komentarnya, Rijal menyebut, penyelesaian simulasi penyelamatan di air yang sukses menandai langkah penting dalam proses rekrutmen relawan Baznas Tanggap Bencana. “Meski ada yang baru belajar, namun sebagian juga sudah menunjukkan kecakapan,” tutupnya.

Salah seorang peserta mengemukakan, dalam praktek penyelamatan korban di air, dirinya  merasa terdorong menggunakan keterampilannya untuk membantu orang lain selama masa krisis. “Bagi saya, dan tentunya rekan rekan yang ikut dalam pelatihan relawan BAZNAS Tanggap Bencana ini sangat menantang, tetapi sangat berharga, memberi kami pengetahuan praktis dan membangun kepercayaan diri dalam menangani situasi penyelamatan di air,” tuturnya.

Menurutnya, penyelamatan korban di air, bukan semata tanggung jawab para profesional, tetapi juga tanggung jawab kita semua sebagai anggota masyarakat. Mari kita tingkatkan kesadaran, perkuat solidaritas, dan bekerja sama untuk mencegah kecelakaan di udara dan menyelamatkan nyawa.

Dia menambahkan, pengalaman tenggelam atau menyaksikan kecelakaan di laut dapat meninggalkan trauma psikologis yang mendalam bagi korban dan penolong. Dukungan psikologis dan konseling pasca-kejadian dapat membantu mengatasi trauma, mengurangi risiko gangguan stres pasca-trauma (PTSD), dan memulihkan kondisi mental dan emosional. (din pattisahusiwa)

Berita sebelumyaH.Jurlan Sebut, Relawan Bisa Membantu Kerja Kerja BAZNAS di Lapangan
Berita berikutnyaRelawan BAZNAS Simulasi Bantuan Korban banjir di Pantai Bosowa
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here