
Makassar, Inspirasimakassar.com:
Siapa yang tak risau apabila telah divonis mengidap penyakit stroke. Seperti yang diketahui secara umum stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak berkurang akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada area otak yang terdampak akan segera mati.
Demikian halnya yang dialami oleh Laode Arif (47) ,wiraswasta, warga KecamatanTallo yang akrab disapa Arifini mengalami kondisi stroke yang sudah berjalan setahun lebih. Ketika ditemui di tengah antrian terapi pada Klinik Cerebelum, Selasa, (22/02) menceritakan kisahnya mengidap penyakit stroke dan menjalani pengobatan yang telah menahun.
“Semuanya tiba-tiba tidak ada gelaja saya langsung terkena serangan pertama, langsung badan lumpuh sebelah dan bicara sudah kurang jelas mengeluarkan kata-kata, begitu di dokter mengatakan saya terkena stroke dan untuk pulih kembali harus diterapi dan menjalani pengobatan rutin lainnya,” kenang Arif.
“Awalnya saya menggunakan asuransi swasta tapi banyak yang tidak ditanggung dan ada plafonnya dan untuk menghemat biaya berobat yang dengan sekali dating terapi saja harus membayar dua ratus ribu rupiah diluar obat-obatannya, sehingga saya memutuskan menjadi peserta BPJS Kesehatan cukup hanya membayarkan iuran bulanan puluhan ribu dan semuanya ditanggung,” tutur Arif
Stroke merupakan keadaan darurat medis karena selotak dapat matihanya dalam hitungan menit. Matinya sel otak menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik. Penanganan yang cepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan pada otak dan kemungkinan munculnya komplikasi serta kelumpuhan pada organ tubuh penderita.
Penyebab stroke sangat bervariasi, mulai dari akibat adanya gumpalan darah pada pembuluh darah di otak, pembuluh darah di otak pecah,tekanan darah tinggi, hingga pengaruh obat-obatan pengencer darah.
Stroke sangat berisiko dialami penderita tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, berat badan berlebih, dan diabetes. Risiko yang sama juga dapat terjadi pada orang yang kurang berolahraga serta memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol atau merokok.
“Sudah lebih satu tahun saya menjalani pengobatan dan terapi karena stroke ini, dan di klinik yang sekarang fasilitasnya lebih lengkap untuk pelayanan semuanya sama baiknya, pelayanannya bagus dan cepat sama dengan asuransi swasta yang sebelumnya saya punya pada hal iuran BPJS Kesehatan saya ini Cuma kelas III saja, jauh lebih ringan dan sangat tidak memberatkan,” lanjutnya.
Arif merasa sangat terbantu dengan menjadi peserta JKN-KIS, bukan hanya biaya yang gratis dan pengobatan yang lengkap diperolehnya namun pengalamannya juga menyenangkan karena selama terapi dirinya dilayani dengan baik dan memuaskan dari fasilitas kesehatan.
“Semoga ke depannya BPJS Kesehatan menjaga kualitas pelayanannya seperti sekarang dan ke depannya makin baik,” tutup Arif.(Ti)